Ekstraksi Antosianin dari Kulit Buah Naga (Hylocereus costaricensis) dan Pemanfaatannya sebagai Indikator Alami Titrasi Asam-Basa
Wahyudita Meganingtyas(1*), Mohammad Alauhdin(2)
(1) Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Jl. Taman Siswa, Sekaran, Gunungpati, Semarang 55229
(2) Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Jl. Taman Siswa, Sekaran, Gunungpati, Semarang 55229
(*) Corresponding Author
Abstract
Kulit buah naga memiliki kandungan senyawa golongan flavonoid, salah satunya adalah antosianin. Antosianin ini dapat berubah warna seiring berubahnya nilai pH sehingga dapat diaplikasikan sebagai indikator asam-basa. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh ekstrak kulit buah naga yang memiliki kandungan antosianin di dalamnya dan memanfaatkannya sebagai indikator titrasi asam-basa, serta menentukan trayek pH dari indikator alami yang diperoleh tersebut. Ekstrak diperoleh melalui ekstraksi dengan 3 variasi pelarut, yaitu aquades, campuran aquades-asam sitrat, dan campuran etanol-asam sitrat. Ekstrak yang diperoleh diuji kandungan senyawa, kestabilan, trayek pH, dan kinerjanya sebagai indikator titrasi asam-basa. Hasil identifikasi menunjukkan ekstrak kulit buah naga mengandung senyawa golongan flavonoid. Ekstrak kulit buah naga mempunyai trayek pH pada kisaran pH 7,33-9,33 sehingga dapat diaplikasikan sebagai indikator pada titrasi asam-basa. Penggunaan ekstrak kulit buah naga sebagai indikator pada titrasi asam kuat-basa kuat (HCl-NaOH) menghasilkan persen kesalahan teoritis titrasi sebesar +0,0041%, sedangkan pada titrasi asam lemah-basa kuat (CH3COOH-NaOH) sebesar -0,0275%. Ekstrak pekat kulit buah naga relatif stabil dan masih layak digunakan sebagai indikator titrasi asam-basa dengan hasil yang akurat setelah penyimpanan ekstrak selama 30 hari dalam botol tertutup dan suhu rendah. Berdasarkan hasil ini, ekstrak kulit buah naga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif indikator sintetis yang umum digunakan pada titrasi asam-basa di laboratorium.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali, F., Ferawati, & Arqomah, R. (2013). Ekstraksi Zat Warna dari Kelopak Bunga Rosella (Study Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan Asam Sitrat). Jurnal Teknik Kimia, 19(1), 26–34.
Amelia, F., Afnani, G. N., Musfiroh, A., Fikriyani, A. N., & Ucche, S. (2013). Extraction and Stability Test of Anthocyanin from Buni Fruits ( Antidesma Bunius L ) as an Alternative Natural and Safe Food Colorants. Journal of Food and Pharmaceutical Sciences, 1, 49–53. https://doi.org/10.14499/jfps
Apriani, F., Idiawati, N., Destiarti, L., & Hadari Nawawi, J. H. (2016). Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia trifolia (L.) Domin) sebagai Indikator Alami pada Titrasi Basa Kuat Asam Kuat. JKK, 5(4), 74–78.
Brat, P., Tourniaire, F., & Amiot-Carlin, M. J. (2008). Biochemistry of Color: Pigments. In C. Socaciu (Ed.), Food Colorants (pp. 71–87). New York: CRC Press.
Gupta, P., Jain, P., & Jain, P. K. (2012). Dahlia Flower Sap : A Natural Resource As Indicator In Acidimetry And Alkalimetry. International Journal of ChemTech Research, 4 (4), 5038–5045.
Gustriani, N., Novitriani, K., & Mardiana, U. (2016). Penentuan Trayek pH Ekstrak Kubis Ungu (Brassica oleracea L) sebagai Indikator Asam Basa dengan Variasi Konsentrasi Pelarut Etanol. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 16(1), 94–100. https://doi.org/10.36465/jkbth.v16i1.171
Handayani, P. A., & Rahmawati, A. (2012). Pemanfaatan Kulit Buah Naga (Dragon Fruit) sebagai Pewarna Alami Makanan Pengganti Pewarna Sintetis. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1(2), 19–24. https://doi.org/10.15294/jbat.v1i2.2545
Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Bandung: ITB.
Kwartiningsih, E., Agatha Prastika, K., & Dian Lellis, T. (2016). Ekstraksi dan Uji Stabilitas Antosianin dari Kulit Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, 1–7. Yogyakarta: UPN Veteran.
Markham. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavanoid. Bandung: ITB.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C., & Raharjo, T. J. (2010). Indikator Titrasi Asam-Basa dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L). agriTECH, 30(3), 178–183. https://doi.org/10.22146/agritech.9671
Pratama, Y., Prasetya, A. T., & Latifah. (2015). Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa. Indonesian Journal of Chemical Science, 4(2), 152–157.
Ratnasari, S., Suhendar, D., & Amalia, V. (2016). Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor) sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa. Chimica et Natura Acta, 4(1), 39–46. https://doi.org/10.24198/cna.v4.n1.10447
Sudarmi, S., Subagyo, P., Susanti, A., & Wahyuningsih, A. S. (2015). Ekstraksi Sederhana Antosianon dari Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai Pewarna Alami. Eksergi, 12(1), 5–7. https://doi.org/10.31315/e.v12i1.953
Sukadana, I. (2010). Aktivitas Antibakteri Senyawa Flavonoid dari Kulit Akar Awar-Awar (Ficus septica Burm F). Jurnal Kimia, 4(1), 63–70.
Supriadi, Sakung, J., & Irwan. (2014). Identifikasi Flavonoid pada Ekstrak Bunga Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima) dan Aplikasinya sebagai Indikator Asam Basa. Jurnal Akademika Kimia, 3(2), 295–300.
Winarno, F. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wrolstad, R. E. (2001). Characterization and Measurement of Anthocyanins by UV-Visible Spectroscopy. In Current Protocols in Food Analytical Chemistry (pp. 1–13).
DOI: https://doi.org/10.22146/agritech.52197
Article Metrics
Abstract views : 93089 | views : 72413Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Wahyudita Meganingtyas, Mohammad Alauhdin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
agriTECH has been Indexed by:
agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.