Perbandingan Kadar Sevoflurane dan Nitrous Oxide (N2 O) selama Anestesi di Ruang-Ruang Operasi dengan Filter Hepa (High Efficiency Particulate Air) dan Tanpa Filter Hepa
Abstract
Latar belakang. Semakin luasnya penggunaan sevofl urane sebagai zat anestesi inhalasi dan nitrous oksida (N2O) masih menjadi zat inhalasi umum karena memiliki efek anxiolitik, analgesi dan euforia. Sevofl urane dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan ginjal akibat akumulasi metabolit dalam urin, sementara N2O berpotensi menyebabkan defisiensi neurologis, anemia megaloblastik hingga pemanasan global, tetapi keduanya tidak diukur secara rutin. Kadar keduanya sangat dipengaruhi oleh adanya instalasi HEPA, sistem penghisapan (exhausted) di ruang operasi dan sirkuit napas mesin anestesi.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Sevofl urane dan N2O di ruang-ruang operasi yang memiliki filter HEPA dibandingkan dengan ruang- ruang operasi tanpa filter HEPA yang berada di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kadarnya dinilai keseuaiannya dengan standard National Institute of Occupational Safety and Health 1977 (NIOSH 1977).
Metode. Dengan metode potong lintang, hasil penelitian diambil dari populasi seluruh ruang operasi yang digunakan operasi dengan anestesi umum lebih dari 2 jam dan menggunakan anestesi sevofl urane dan N2O selama operasi. Dari 18 ruang operasi didapatkan sampel sebanyak 7 ruang operasi dan diukur pada zona 4 dan zona 5 pada 30 menit sebelum anestesi dimulai, jam ke-2 anestesi, jam ke-4 anestesi dan
30 menit setelah anestesi.
Hasil. Hasilnya didapatkan rata-rata kenaikan kadar sevofl urane dan N2O di ruang-ruang operasi dengan sistem HEPA adalah 12,69 ppm (2,27 %) dan 17,53 ppm (2,70%). Kenaikan kadar sevofl urane dan N2O di ruang-ruang operasi tanpa fi lter HEPA adalah 168,46 ppm (3,45 %) dan 8,61 ppm (1,86 %).
Kesimpulan. Ruang operasi yang menggunakan sistem fi lter HEPA kadarnya lebih rendah 65,5 % dibanding ruang operasi tanpa fi lter HEPA dan masih memenuhi standard NIOSH 1977.
Copyright (c) 2016 Akhmad Syaiful Fatah Husein, Bhirowo Yudo Pratomo, Bambang Suryono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The Contributor and the company/institution agree that all copies of the Final Published
Version or any part thereof distributed or posted by them in print or electronic format as permitted herein will include the notice of copyright as stipulated in the Journal and a full citation to the Journal.