Manajemen Preoperatif pada Pasien dengan Hipertiroid

  • Bhirowo Yudo Pratomo Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, danKeperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
  • Untung Widodo Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, danKeperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
  • David Ferdiansyah Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, danKeperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Keywords: eutiroid, hipertiroid, badai tiroid

Abstract

Gangguan tiroid adalah kelainan endokrin yang paling sering ditemukan setelah diabetes melitus. Prevalensi kelainan tiroid di wilayah dengan defisiensi iodin lebih tinggi, salah satunya wilayah Asia Tenggara. Hormon tiroid memiliki banyak efek pada beberapa organ di dalam tubuh seperti meningkatkan pertumbuhan, sistem saraf pusat, kardiovaskuler, dan laju metabolisme. Stres, yang salah satunya diakibatkan oleh prosedur operatif, dapat mengeksaserbasi kelainan tiroid sehingga dapat menyebabkan dekompensasi atau bahkan mortalitas. Semua prosedur operasi elektif harus ditunda hingga pasien berada pada kondisi eutiroid dengan terapi medikamentosa. Pasien harus memiliki kadar T3 dan T4 yang normal dan tidak mengalami takikardi pada kondisi istirahat.

Published
2023-05-28
How to Cite
Pratomo, B. Y., Widodo, U., & Ferdiansyah, D. (2023). Manajemen Preoperatif pada Pasien dengan Hipertiroid. Jurnal Komplikasi Anestesi, 9(3), 60-67. https://doi.org/10.22146/jka.v9i3.8332

Most read articles by the same author(s)