Perbandingan antara Sniffing Position dan Simple Head Extension untuk Kemudahan Laringoskopi

  • Agung Pangroso Pangroso RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
  • Pandit Sarosa Hadisajoga RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
  • Bambang Suryono RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
Keywords: posisi kepala dan leher, derajat Cormack-Lehanne, kemudahan laringoskopi

Abstract

Latar belakang. Kesuksesan pada saat melakukan laringoskopi banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya adalah posisi. Posisi dari leher dan kepala merupakan bagian yang penting untuk visualisasi laring selama laringoskopi. Dengan pendekatan posisi yang benar, maka visualisasi glotis akan lebih baik sehingga mudah untuk dilakukan laringoskopi dan intubasi. Namun terkadang posisi tidak begitu diindahkan pada saat melakukan laringoskopi maupun intubasi sehingga visualisasi glotis yang dinilai dengan Cormack - Lehane tidak begitu baik. Terdapat beberapa bukti yang menyatakan bahwa sniffing
position dan simple head extension berkaitan dengan kesuksesan pada saat melakukan laringoskopi.
Tujuan. Untuk mengevaluasi kemudahan visualisasi laring dengan direk laringoskopi antara posisi sniffing dan posisi simple head extension pada pasien operasi elektif yang dilakukan general anestesi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian uji klinis acak terkontrol menyilang tersamar ganda. Ruang lingkup penelitian adalah pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di Gedung Bedah Sentral Terpadu RSUP Dr. Sardjito.
Metode. Setelah mendapatkan persetujuan komite etik dan persetujuan tindakan medis penderita, 42 pasien (18-65 tahun, ASA I–II) yang menjalani pembedahan elektif dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok dengan sniffing position dan simple head extension dimana kemudian dilakukan silang perlakuan pada kedua kelompok tersebut (desain uji klinis menyilang). Keluaran primer adalah kemudahan laringoskopi berdasarkan derajat Cormack-Lehanne.
Hasil. Dengan menggunakan skala derajat Cormack-Lehanne pada posisi sniffi ng, didapatkan 52 (94,5%) subyek dengan derajat I dan 3 (5,5%) subyek dengan derajat II, sedangkan pada posisi simple head extension, didapatkan derajat II menunjukkan 43 (78,2%) subyek, derajat III berjumlah 11 (20,0%) subyek dan derajat IV hanya 1 (1,8%) subyek. Hasil tersebut di atas dipertegas oleh hasil uji bivariat dengan Wilcoxon Signed Ranks Test yang menghasilkan nilai Z hitung sebesar –6,834 dengan p = 0,000. Ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifi kan dalam hal skoring Cormack-Lehanne antara teknik Sniffi ng Position dan Simple Head Extension.
Kesimpulan. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa visualisasi laring dengan direk laringoskopi lebih mudah dilakukan pada posisi sniffi ng dibandingkan dengan posisi simple head extension pada pasien operasi elektif yang dilakukan general anestesi.

Author Biographies

Agung Pangroso Pangroso, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Peserta PPDS I Anestesiologi & Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Pandit Sarosa Hadisajoga, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi & Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Bambang Suryono, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Bagian Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS Dr. Sardjito Yogyakarta

Published
2023-05-27
How to Cite
Pangroso, A. P., Hadisajoga, P. S., & Suryono, B. (2023). Perbandingan antara Sniffing Position dan Simple Head Extension untuk Kemudahan Laringoskopi. Jurnal Komplikasi Anestesi, 3(1), 1-6. https://doi.org/10.22146/jka.v3i1.7225