PENGANTAR

https://doi.org/10.22146/jf.13135

Redaksi Jurnal Filsafat(1*)

(1) Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Persoalan kebangsaan yang mendera Indonesia dewasa ini sungguhlah memprihatinkan. Persoalan ini tidak terselesaikan karena ada dua argumen. Pertama, masyarakat masih menggeng-gam erat nilai-nilai tradisional yang kontraproduktif dengan kondisi kekinian yang dinamis, dan meninggalkan nilai-nilai tradisional yang luhur dan dibutuhkan dalam menjawab problem kekinian. Kedua, masyarakat mengadopsi budaya Barat yang negatif dan sedikit mengambil nilai-nilai positifnya. Segi-segi positif yang barangkali dilupakan oleh sebagian besar masyarakat di antaranya adalah pemikiran-pemikiran founding fathers dalam melahirkan Indonesia sebagai satu bangsa, salah satunya Pancasila. Karena itu “penghijauan kembali” pemikiran kebangsaan dan ke-Indonesia-an sangatlah dibutuhkan oleh segenap anak bangsa ini. Dalam kerangka ini, Jurnal Filsafat Volume 21, nomor 2 Agustus 2011 menampilkan artikel pemikiran Bung Hatta tentang demokrasi, serta pengembangan Pancasila melalui filsafat ilmu sebagai penyegaran kembali pemahaman kebangsaan kita. Kemudian ditampilkan juga tentang kajian hermeneutika novel Rafilus sebagai simbolisasi realitas masyarakat yang penuh kekerasan serta legenda Banyuwangi yang dari perspektif feminisme memberikan ruang yang sangat sempit atas peran perempuan. Selain itu, sebagai bahan pembanding juga ditampilkan artikel tentang pengaruh filsafat Nietzsche pada alam pemikiran Barat kontemporer. Semoga dapat menjadi bahan pemikiran kritis.

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jf.13135

Article Metrics

Abstract views : 1220 | views : 1890

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Jurnal Filsafat

Jurnal Filsafat Indexed by:

Google ScholarSinta (Science and Technology Index)


Jurnal Filsafat ISSN 0853-1870 (print), ISSN 2528-6811 (online)