• Vol 3 No 1 (2024)

    Siluet kepala manusia berlatar tak padu, menampilkan ekosistem semak-belukar dengan komponen-komponen bebas di dalamnya. Onggokan kantong di antara bambu dan semak, menjadi interpretasi pertama dari kemunculan masalah praktik tata kelola sampah yang tidak baik-baik saja. Kedua, di balik rupa kantong yang terhempas serta mati dihimpit belukar, onggokan tersebut lantas berdampingan dengan kehidupan serangga—walang sangit—yang kerap mendapat cap sebagai hama pengisap isi dari bulir-bulir padi. Melalui ketidakpaduan yang tersaji dari siluet Lembaran Antropologi, kami berupaya menggugah anda untuk membuka imajinasi serta menawarkan gagasan, bahwa relasi manusia mampu memberi ruang hidup baru bagi lingkungan tanpa perlu memastikan keharmonisan sebagai cara merawat maupun memberinya nilai di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan merangkai pengetahuan bersama kami!

  • Vol 2 No 2 (2023)

    Berdiri mengenakan kebaya, mengepal tangan, dan menggenggam ikat ageman padi. Ilustrasi perempuan yang menolak “didudukkan” dalam kebaya sebagai busana perlawanan, menjadi representasi edisi saat ini. Berkebaya, belum lepas dari ikatan patriarki dibalik adaptasi peran komunitas urban dalam mengenalkan dinamisnya sandang tersebut. Pilihan yang kini diakui sebagai wacana 'sandang bersama' justru menampilkan terhentinya keragaman representasi sosial. Kemandirian, sepintas mencerminkan bahwa beban ganda dari kerja domestik hingga ranah penghasil kecukupan ekonomi praktis masih terdikotomi sebagai perdebatan, ketika cerita keseharian terhadap apa itu identitas nasional serta upaya menyingkap ketimpangan sosial masih terus berkelindan. Lantas, kami berharap agar pembaca tidak lelah mendiskusikan fenomena kritis sehari-hari di sekitar kita. Selamat membaca!

  • Vol 2 No 1 (2023)

    Berkisah tentang kesatria yang menghunus tombak pada tandan sawit dengan mengangkat perisai Talawang. Kedua gerak yang menampilkan kontras dari terjang dan bertahan, menggambarkan upaya masyarakat Dayak yang menghindarkan diri dari gempuran kerentanan di tengah perayaan atas tiap tandan sawit yang mampu mereka kumpulkan sebagai pundi kesejahteraan sehari-hari. Tandan sawit, bersinggungan dengan perolehan dari etos, kerja fisik, kebutuhan ekonomi serta ekspansi perkebunan yang belum berhenti hingga kini. Semangat dalam merayakan kehidupan dengan kerja sebagai proses merupakan cerminan yang kami tampilkan ke dalam edisi kali ini. Redaksi berharap pendalaman wacana tentang kerja mampu kami tampilkan secara lebih dekat maupun kritis pada sajian ini. Selamat membaca!

  • Vol 1 No 2 (2022)

    Di edisi kedua ini, redaksi memilih sampul berupa pohon dengan orang-orang yang kehidupannya ternaungi oleh sumber daya alam tersebut. Abad ini ditandai oleh krisis ekologi yang mengancam ekosistem kehidupan manusia. Ketergantungan sumber daya  terus membayangi manusia untuk mencari  alternatif cara hidup yang lebih ramah lingkungan, namun solusi atas persoalan krisis ekologi ini perlu diupayakan dengan lebih maksimal. Dengan mencermati momen krisis ini, redaksi mengajak para pembaca untuk berefleksi mengenai persoalan lingkungan. Mari membaca dan mengkritisinya bersama kami.

  • Vol 1 No 1 (2022)

    Di edisi awal ini, redaksi memilih gambar sampul berupa sosok Makara, makhluk legendaris dalam mitologi Hindu yang dipercaya sebagai tunggangan Dewa Baruna dan Dewi Gangga. Makara juga dipercaya sebagai makhluk penjaga kuil dan patungnya sering ditempatkan sebagai gerbang untuk menyambut tamu. Dengan semangat Makara ini, redaksi menyambut dan mengucapkan selamat datang pada para pembaca untuk mendalami wacana-wacana Antropologi bersama kami.