"Fridays for Future": Aksi Mogok Iklim di Freiburg
Abstract
Aksi mogok sekolah Greta Thunberg seorang diri di depan kantor parlemen Swedia pada 2018 dikenal dengan “mogok sekolah untuk iklim” berubah menjadi kesadaran baru di kalangan pemuda, remaja, dan anak-anak di banyak negara. Akibat pengaruh media yang semakin masif memberitakan dinamika aksi mogok tersebut, anak-anak hingga remaja di seluruh dunia pun ikut bersolidaritas dalam aksi mogok sekolah Fridays for Future. Fridays for Future hadir sebagai gerakan lingkungan yang secara rutin mengkritik kebijakan pemerintah yang mengabaikan agenda pengurangan emisi karbon. Berdasarkan penelitian etnografi di Kota Freiburg, Jerman Selatan, artikel ini menceritakan pengorganisasian dan partisipasi gerakan Fridays for Future. Praktik aktivisme ini tidak bisa dilepaskan dari pilihan anak-anak muda mengikuti tren Fridays for Future dan menjadi bagian dari rangkaian sejarah dinamika aktivisme lingkungan yang berlangsung di Kota Freiburg sejak 1968. Atas aktivisme ini, saya mengajukan pertanyaan: mengapa Fridays for Future mampu membentuk keterlibatan sosial sebagian anak muda di kota Freiburg? Artikel ini juga melihat latar belakang budaya dan impian anak muda ketika mereka terlibat dalam aktivisme lingkungan. Saya menerapkan apa yang disebut Goffman (1974) sebagai 'pembingkaian', di mana wacana, narasi, dan praktik-praktik budaya masyarakat sering kali terlihat jelas dalam satu bingkai relasi tertentu, namun terdapat aktivitas yang tidak akan terlihat dari terbatasnya bingkai tersebut. Pada artikel ini, saya berargumen bahwa proses aktivisme lingkungan di Freiburg merupakan praktik ekspresi dari dilema sebagian anak muda yang menumbuhkan ruang-ruang sosial baru di tengah stagnansi aksi yang terbentuk sebagai gerakan moral.
Copyright (c) 2023 Lembaran Antropologi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Lembaran Antropologi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
---
By publishing with Lembaran Antropologi, author agrees to transfer the copyright holder of the published article to Lembaran Antropologi under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.