Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat memegang hak cipta artikel yang diterbitkan di bawah ketentuan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0. International License. Siapa pun dapat menyalin, mengubah, atau mendistribusikan ulang artikel untuk tujuan apa pun yang sah dan bertanggung jawab di media apa pun, dengan catatan memberikan kredit yang sesuai kepada penulis asli dan Bakti Budaya, menautkan ke lisensi, menunjukkan jika ada perubahan, dan mendistribusikan ulang karya turunan apa pun di bawah lisensi yang sama.
Setelah artikel dinyatakan diterima dan dipublikasikan di situs web ini, ini berarti penuli sepenuhnya setuju untuk menyerahkan hak cipta kepada Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat.
Pelatihan Pembuatan Kompos Organik dengan Metode Takakura dan Cara Aplikasinya di Desa Punggur Kecil
Corresponding Author(s) : Dwi Zulfita Vivi
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol 5 No 2 (2022): 2022: Edisi 2
Abstract
The data and results of field observations show that Punggur Kecil Village is identical to the economically weak community and depends on agriculture for its livelihood which is to cultivate plants using inorganic fertilizers. Inorganic fertilizers are widely used by farmers, this is because they are more efficient and effective than organic fertilizers. Whereas the continuous use of chemical fertilizers causes the land to be damaged and cannot provide the carrying capacity for human life. This happens because the community does not have the knowledge and skills in processing household waste into organic fertilizer which is more environmentally friendly. Therefore, the abundance of natural resources in Bilayuk Village from the agricultural aspect cannot be utilized optimally due to limited human resources. The results showed that the material for processing household waste into organic compost using the Takakura method could be understood by 68% of the target audience, overall the participants liked the use of Takakura compost in the cultivation of vegetable crops produced by the distribution of 14% of participants who preferred inorganic fertilizers, 27 % prefer Takakura’s organic compost, and 59% like both.
====
Data dan hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa Desa Punggur Kecil identik dengan masyarakat ekonomi lemah dan menggantungkan hidupnya dari pertanian apa adanya, yang dalam melakukan budi daya tanamannya menggunakan pupuk anorganik. Pupuk anorganik banyak digunakan oleh petani karena lebih efektif dan efisien daripada pupuk organik. Padahal, penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus dapat menyebabkan lahan menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Hal tersebut terjadi karena masyarakat tidak mempunyai pengetahuai dan keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik yang lebih ramah lingkungan. Oleh sebab itu, melimpahnya sumber daya alam di Desa Bilayuk dari aspek pertanian tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia. Hasil menunjukkan bahwa materi pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos organik dengan metode Takakura dapat dipahami oleh 68% dari khalayak sasaran. Secara keseluruhan peserta menyukai penggunaan kompos Takakura dalam budi daya tanaman sayur-sayuran yang dihasilkan dengan pembagian 14% peserta yang lebih menyukai pupuk anorganik, 27% lebih menyukai kompos organik Takakura, dan 59% menyukai keduanya.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
-
Monografi Kecamatan. (2020). Profil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.Kecamatan Sungai Kakap.
Hioloa, R dan R. Hiola. (2015). Teknologi pembuatan pupuk kompos dari sampah rumah tangga. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Prihandini, P.Wahyu dan T. Purwanto. (2007). Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan Kotoran Sapi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Rezagama, A., Samudro, G. (2015). Studi Optimasi Takakura dengan penambahan sekam dan bekatul. Jurnal Presipitasi 12 (2) : 66 – 70.
Rully, H. (1999). Rakitan Teknologi Penggunaan Mikroorganisme Efektif dan Bokasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Surabaya.
Sastrawijaya, T. (2009). Pencemaran lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wardhana, W.A. (2004). Dampak pencemaran lingkungan. Andi. Jakarta