Kontaminasi Bakteri Pada Pencampuran Sediaan Intravena dan Lingkungan Pencampuran Sediaan Intravena di Rumah Sakit

https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v18i4.66407

Meilia Nhadia Amalia(1), Fita Rahmawati(2*), Titik Nuryastuti(3)

(1) Universitas Gadjah Mada
(2) Universitas Gadjah Mada
(3) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Pencampuran sediaan intravena yang tidak dilakukan secara aseptik berisiko tinggi menyebabkan infeksi nosokomial karena adanya kontaminasi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang mengontaminasi sediaan intravena dan lingkungan pencampuran sediaan intravena. Penelitian ini dilakukan di RS Akademik UGM menggunakan desain cross sectional. Sejumlah 9 sampel uji kontaminasi bakteri yang terdiri dari 3 sampel sediaan intravena yang dicampurkan personel dari dua ruangan bangsal perawatan dan area Laminar Air Flow (LAF), sebanyak 4 sampel berupa bakteri dari swab telapak tangan dan mukosa hidung dari dua personel sebelum melakukan cuci tangan, dan 2 sampel berupa bakteri dari swab lingkungan pencampuran sediaan intravena. Kontaminasi bakteri dilihat melalui uji sterilitas metode inokulasi langsung dan identifikasi bakteri menggunakan reagen kit Analytical Profile Index (API) untuk bakteri gram negatif dan BBL Crystal untuk bakteri gram positif. Hasil penelitian ini tidak terdapat kontaminasi bakteri pada sediaan pencampuran intravena yang diuji sterilitasnya. Hasil swab tangan kedua personel ditemukan bakteri Staphylococcus epidermidis. Hasil swab mukosa hidung personel ditemukan bakteri Corynebacterium spp., Klebsiella pneumoniae, Kytococcus sedentarius, dan Staphylococcus epidermidis. Hasil swab lingkungan pada bangsal perawatan ditemukan bakteri Kytococcus sedentarius dan Staphylococcus epidermidis sedangkan di area clean room tidak ditemukan bakteri. Kontaminasi bakteri yang ditemukan bersifat patogen dan non patogen sehingga kebersihan personel maupun lingkungan perlu diperhatikan dalam proses pencampuran sediaan intravena

Keywords


kontaminasi bakteri; kontaminasi lingkungan; pencampuran sediaan intravena

Full Text:

PDF


References

Larmené-Beld KHM, Frijlink HW, Taxis K. A Systematic Review and Meta-Analysis of Microbial Contamination of Parenteral Medication Prepared in A Clinical versus Pharmacy Environment. Eur J Clin Pharmacol. 2019;75(5):609–617. doi:10.1007/s00228-019-02631-2 2. Khalili H, Sheikhbabayi M, Samadi N, Jamalifar H, Dalili D, Samadi N. Bacterial Contamination of Single-And Multiple-Dose Vials After Multiple Use and Intravenous Admixtures in Three Different Hospitals in Iran. Iran J Pharm Res. 2013;12(1):205–209. doi:10.22037/ijpr.2013.1257 3. Ulfa FN, Achmad U, Triastuti E. Uji Kesesuaian Aseptic Dispensing Berdasarkan Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril Departemen Kesehatan RI di ICU dan NICU RSUD Dr . Saiful Anwar Malang. Pharm J Indones. 2017;3(1):33–38. 4. Mister P, Lehman DC. Bacteremia and Sepsis. In: Mahon CR, Lehman DC, ed. Textbook of Diagnostic Microbiology. 6 ed. Saunders; 2018:862–879. 5. Dewi SS, Rahmawati F, Pratiwi SUUT. Kontaminasi Bakteri pada Sediaan Campuran Intravena di Bangsal Perawatan Rumah Sakit. J Sains Farm Klin. 2018;5(1):7–11. doi:10.25077/JSFK.5.1.7-11.2018 6. Austin PD, Hand KS, Elia M. Systematic Review And Meta-Analysis of The Risk of Microbial Contamination of Parenteral Doses Prepared Under Aseptic Techniques in Clinical and Pharmaceutical Environments: An Update. J Hosp Infect. 2015;91(4):306–318. doi:10.1016/j.jhin.2015.04.007 7. Arifin A, Hayati Z, Jamil KF. Isolasi dan Identifikasi Bakteri di Lingkungan Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUDZA Banda Aceh. J Ilm Mhs Kedokt Komunitas. 2016;1(4):1–8. 8. Baharutan A, Rares FES, Soeliongan S. Pola Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Ruang Perawatan Intensif Anak Di Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. J e-Biomedik. 2015;3(1). doi:10.35790/ebm.3.1.2015.7417 9. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian. Peratur Menteri Kesehat Republik Indones Nomor 72 Tahun 2016. 2016;(May):31–48. 10. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril. Direktorat Bina Farm Komunitas dan Klin Ditjen Bina Farm Dan Alat Kesehatan Dep Kesehat Republik Indones. 2009;(January):1–57. 11. Baniasadi S, Dorudinia A, Mobarhan M, Karimi Gamishan M, Fahimi F. Microbial Contamination of Single- and Multiple-Dose Vials After Opening in A Pulmonary Teaching Hospital. Brazilian J Infect Dis. 2013;17(1):69–73. doi:10.1016/j.bjid.2012.09.005 12. Austin P, Elia M. Improved Aseptic Technique Can Reduce Variable Contamination Rates of Ward-Prepared Parenteral Doses. J Hosp Infect. 2013;83(2):160–163. doi:10.1016/j.jhin.2012.10.009 13. Sims D, Brettin T, Detter JC, dkk. Genome Sequence of Kytococcus sedentarius Type Strain (541 T). Stand Genomic Sci. 2009;1(1):12–20. doi:10.4056/sigs.761 14. Mahon CR, Lehman DC. Textbook of Diagnostic Microbiology. 6th Ed. Elsevier; 2015. 15. Angga I, Prenggono MD, Budiarti LY. Tangan Perawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni-Agustus 2014. Berk Kedokt. 2015;11(1):11–18. 16. Nasution TA, Yunita R, Pasaribu AP, Ardinata FM. Effectiveness Hand Washing and Hand Rub Method in Reducing Total Bacteria Colony From Nurses in Medan. Open Access Maced J Med Sci. 2019;7(20):3380–3383. doi:10.3889/oamjms.2019.427 17. Wulansari NT, Parut AA. Pengendalian Jumlah Angka Mikroorganisme Pada Tangan Melalui Proses Hand Hygiene. J Media Sains. 2019;3(1):7–13. doi:http://dx.doi.org/10.36002/jms%203.v3i1.694 18. Darojah P, Santoso O, Ciptaningtyas VR. Pengaruh Asap Cair Berbagai Konsentrasi Terhadap Viabilitas Staphyloococcus Epidermidis. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro). 2019;8(1):390–400. 19. Otto M. Staphylococcus epidermidis – The “Accidental” Pathogen. Nat Rev Microbiol. 2009;7(8):555–567. doi:10.1038/nrmicro2182.Staphylococcus 20. Moon KC, Jung JE, Dhong ES, Jeong SH, Han SK. Preoperative Nasal Swab Culture: Is It Beneficial in Preventing Postoperative Infection in Complicated Septorhinoplasty? Plast Reconstr Surg. 2020;(1):27E-34E. doi:10.1097/PRS.0000000000006893 21. Uehara Y, Nakama H, Agematsu K, dkk. Bacterial Interference Among Nasal Inhabitants: Eradication of Staphylococcus Aureus From Nasal Cavities by Artificial Implantation of Corynebacterium Sp. J Hosp Infect. 2000;44(2):127–133. doi:10.1053/jhin.1999.0680 22. Elfidasari D, Noriko N, Mirasaraswati A, Feroza A, Canadianti SF. Deteksi Bakteri Klebsiella pneumonia pada Beberapa jenis Rokok Konsumsi Masyarakat. J Al-Azhar Indones Seri Sains dan Teknol. 2013;2(1):41. doi:10.36722/sst.v2i1.97 23. Whitaker DM, Reichley SR, Griffin MJ, dkk. Hypermucoviscous Klebsiella Pneumoniae Isolates from Stranded and Wild-Caught Marine Mammals Of The Us Pacific Coast: Prevalence, Phenotype, and Genotype. J Wildl Dis. 2018;54(4):659–670. doi:10.7589/2017-07-178 24. Zasada AA, Mosiej E. Contemporary Microbiology and Identification of Corynebacteria spp. Causing Infections in Human. Lett Appl Microbiol. 2018;66(6):472–483. doi:10.1111/lam.12883 25. National Health Service. UK Standards for Microbiology Investigations Identification of Corynebacterium species.; 2014. 26. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 2004:64.



DOI: https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v18i4.66407

Article Metrics

Abstract views : 5112 | views : 7638

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Majalah Farmaseutik Indexed by:

   
 
Creative Commons Licence
 
 
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.