PENGARUH SURFAKTAN NON-IONIK TERHADAP PERMEABILITAS USUS TIKUS PADA TRANSPOR SULFAMETOKSAZOL
Siti Aminah(1*), Nusratini Nusratini(2)
(1) Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
(2) Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Surfaktan non-ionik merupakan bahan yang sering digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat yang sukar larut pada sediaan per oral. Salah satu obat yang banyak digunakan pada berbagai infeksi dan kelarutannya kecil adalah sulfametoksazol. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh beberapa surfaktan non-ionik dengan berbagai panjang rantai karbon gugus hidrofobik terhadap kelarutan sulfametoksazol dan pengaruhnya terhadap permeabilitas dinding usus pada transpor sulfametoksazol.
Penelitian ini dilakukan dengan menentukan kelarutan sulfametoksazol dalam dapar fosfat pH 6,5 dengan penambahan polisorbat 20, polisorbat 40, polisorbat 60 rentang konsentrasi 10 sampai dengan 40 mg% b/v pada suhu 37º C. Percobaan transpor sulfametoksazol dalam dapar fosfat isotonik pH 6,5 menggunakan Everted Small Intestine Sac Technique dengan penambahan polisorbat di bawah dan di atas harga CMC. Pemeriksaan kadar sulfametoksazol menggunakan spektrofotometer UV pada λ 258 nm.
Hasil menunjukkan bahwa penambahan polisorbat 20, 40, 60 meningkatkan kelarutan sulfametoksazol (p<0,05) dengan kemampuan melarutkan dari yang paling besar ke paling kecil adalah polisorbat 60, 40 dan 20. Permeabilitas usus tikus meningkat dengan penambahan polisorbat 20, 40, 60 di bawah harga CMC pada transpor sulfametoksazol (p<0,05) dengan urutan harga permeabilitas yang paling besar ke yang paling kecil adalah polisorbat 60, 40 dan 20.
Penelitian ini dilakukan dengan menentukan kelarutan sulfametoksazol dalam dapar fosfat pH 6,5 dengan penambahan polisorbat 20, polisorbat 40, polisorbat 60 rentang konsentrasi 10 sampai dengan 40 mg% b/v pada suhu 37º C. Percobaan transpor sulfametoksazol dalam dapar fosfat isotonik pH 6,5 menggunakan Everted Small Intestine Sac Technique dengan penambahan polisorbat di bawah dan di atas harga CMC. Pemeriksaan kadar sulfametoksazol menggunakan spektrofotometer UV pada λ 258 nm.
Hasil menunjukkan bahwa penambahan polisorbat 20, 40, 60 meningkatkan kelarutan sulfametoksazol (p<0,05) dengan kemampuan melarutkan dari yang paling besar ke paling kecil adalah polisorbat 60, 40 dan 20. Permeabilitas usus tikus meningkat dengan penambahan polisorbat 20, 40, 60 di bawah harga CMC pada transpor sulfametoksazol (p<0,05) dengan urutan harga permeabilitas yang paling besar ke yang paling kecil adalah polisorbat 60, 40 dan 20.
Keywords
Surfaktan Non-ionik; Kelarutan; Permeabilitas; Sulfametoksazol
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v7i3.24059
Article Metrics
Abstract views : 7942 | views : 2628Refbacks
- There are currently no refbacks.