Mutu dan karakteristik penyalaan briket arang tempurung kelapa dengan aplikasi lapisan arang sengon pada permukaannya
A Agussalim(1*), Andi Khairana(2), Marwan Rajab(3), Maha Rezky(4), Ulfa Dwiyanti(5)
(1) Program Studi Rekayasa Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hassanudin, Jl Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar Sulawesi Selatan 90245
(2) Program Studi Rekayasa Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hassanudin, Jl Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar Sulawesi Selatan 90245
(3) Program Studi Rekayasa Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hassanudin, Jl Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar Sulawesi Selatan 90245
(4) Program Studi Rekayasa Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hassanudin, Jl Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar Sulawesi Selatan 90245
(5) Program Studi Rekayasa Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hassanudin, Jl Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar Sulawesi Selatan 90245
(*) Corresponding Author
Abstract
A B S T R A C T
Coconut shell charcoal briquettes have a better quality than briquettes from other biomass. However, this briquette also has a weakness, namely slow initial ignition. This study aimed to analyze the quality and ignition characteristics of coconut shell charcoal briquettes coated with sengon charcoal on both surfaces. The research materials were coconut shell and sengon wood obtained from Makassar city, South Sulawesi. Firstly, coconut shells and sengon were charcoaled. Coconut shell charcoal and sengon wood were then ground and mixed with 7% and 20% tapioca adhesive, respectively. There were four treatment ratios between coconut shell charcoal (TK) and sengon (S) used in this study, namely (1) TK/S 100/0, (2) TK/S 90/10, (3) TK/S 80 /20, and TK/S/S 0/100. The briquettes that have been made are then dried and conditioned for two weeks. The qualities of the briquettes were tested based on SNI 01-6235-2000, while the initial ignition properties and combustion rate were measured using the modified method of Davies and Abolude (2013). The results showed that the coconut shell charcoal briquettes TK/S 90/10 and 80/20 had a quality that was not significantly different from the uncoated coconut shell charcoal briquettes. In addition, layered charcoal briquettes also have ignition properties similar to sengon charcoal briquettes. Therefore, the application of sengon charcoal as a layer on two surfaces of coconut shell charcoal briquettes with a ratio of TK/S 90/10 can increase the initial ignition properties of the briquettes without significantly reducing the calorific value. Generally, the briquettes fulfilled the standard, namely the moisture content, ash content, and calorific value, except volatile matter.
Keywords: coconut shell charcoal briquette; initial ignition properties; layered briquette; sengon briquette
A B S T R A K
Briket arang tempurung kelapa memiliki mutu lebih baik dibanding briket dari biomassa lain. Namun di sisi yang lain, briket ini juga memiliki kelemahan pada sifat penyalaan awalnya yang lambat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu dan sifat penyalaan briket arang tempurung kelapa yang diberi lapisan arang sengon pada bagian permukaannya. Bahan penelitian ini adalah tempurung kelapa dan kayu sengon yang diperoleh dari kota Makassar. Tempurung kelapa dan kayu sengon diarangkan terlebih dahulu. Setelah itu, arang tempurung kelapa dan kayu sengon dihaluskan dan dicampur perekat tapioka masing-masing 7% dan 20%. Ada empat rasio perlakuan antara arang tempurung kelapa (TK) dan sengon (S) yang digunakan dalam penelitian ini, yakni (1) TK/S 100/0, (2) TK/S 90/10, (3) TK/S 80/20, dan TK/S 0/100. Briket yang telah dicetak dikeringkan dan dikondisikan selama dua pekan. Selanjutnya, mutu briket diuji berdasarkan SNI 01-6235-2000, sedangkan sifat penyalaan awal dan kecepatan pembakaran diukur masing-masing dengan menggunakan metode Davies dan Abolude (2013) yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan briket arang tempurung kelapa berlapis, TK/S 90/10 dan 80/20, memiliki mutu tidak berbeda nyata dengan briket arang tempurung kelapa tanpa lapisan. Selain itu, briket arang berlapis juga memiliki sifat penyalaan yang menyamai briket arang sengon. Oleh sebab itu, penerapan arang sengon sebagai lapisan pada briket arang tempurung kelapa dengan rasio TK/S 90/10 mampu memperbaiki sifat penyalaan awal dari briket tanpa mengalami penurunan nilai kalor yang berarti. Secara umum, briket arang yang dibuat memenuhi standar, yakni untuk mutu kadar air, kadar abu, dan nilai kalor, kecuali kadar volatil.
Kata kunci: briket arang tempurung kelapa; briket berlapis; briket sengon; sifat penyalaan awal
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anggoro DD, Wibawa MHD, Fathoni MZ. 2018. Pembuatan Briket Arang Dari Campuran Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon. Teknik. 38(2):76. doi:10.14710/tekni k.v38i2.13985.
Anizar H, Sribudiani E, Somadona S. 2020. Pengaruh Bahan Perekat Tapioka Dan Sagu Terhadap Kualitas Briket Arang Kulit Buah Nipah. Perennial. 16(1):11–17.
Ashar M, Sahara S, Hernawati H. 2020. PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN PARTIKEL TERHADAP KUALITAS BRIKET KULIT DURIAN DAN TEMPURUNG KELAPA. JFT : Jurnal Fisika dan Terapannya. 7(1):33. doi:10.24252/jft.v7i1.13 964.
Curtis J. 2021. 5 Best Charcoal Briquettes – Consistent Grilling Temperature for Superior Results.
CustomGrill. 2017. Napoleon coconut briquettes - test - by Customgrill.
Davies R. 2013. Ignition and Burning Rate of Water Hyacinth Briquettes. Journal of Scientific Research and Reports. 2(1):111–120. doi:10.9734/JSRR/2013/1964.
Dayadi I. 2021. KETAHANAN API KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) YANG DIAWETKAN DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS: Fire Resistance Of Sengon …. PERENNIAL. 17(1):19–25.
Hapid A, Kehutanan J, Kehutanan F, Tadulako JlSoekarnoHatta Km U, Tengah S. 2018. KARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA DAN SERBUK GERGAJI KAYU PALAPI (Heritiera Sp). Technical Report 2.
Hermanto HR. 2015. Pengaruh temperatur pirolisis terhadap karakteristik termal briket arang serbuk gergajian kayu sengon. [[Doctoral thesis]]: .
Hidayat T, Qomaruddin. 2015. Analisa Pengaruh Temperatur Pirolisis Dan Bahan Biomassa Terhadap Kapasitas Hasil Pada Alat Pembuat Asap Cair. Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang:29–34.
Jamilatun S. 2008. Sifat-sifat penyalaan dan pembakaran briket biomassa. Jurnal Rekayasa Proses. 2(2):37–40.
Julham Prasetya Pane, Erwin Junary, Netti Herlina. 2015. PENGARUH KONSENTRASI PEREKAT TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN KAPUR DALAM PEMBUATAN BRIKET ARANG BERBAHAN BAKU PELEPAH AREN (Arenga pinnata). Jurnal Teknik Kimia USU. 4(2):32–38. doi:10.3 2734/jtk.v4i2.1468.
Nuryawan A, Risnasari I, Sinaga PS. 2009. Sifat Fisis-Mekanis Papan Partikel dari Limbah Pemanenan Kayu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan. 2(2):57–63.
Patandung P. 2017. Karakteristik Penyalaan Briket Limbah Serbuk Arang Tempurung Kelapa dengan Bahan Pemantik Cocodust. Jurnal Riset Teknologi Industri. 11(1):50. doi: 10.26578/jrti.v11i1.2696.
Praptoyo H, Puspitasari R. 2012. Variasi sifat anatomi kayu sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dari 2 jenis permudaan yang berbeda. Seminar Nasional Mapeki XV. (November):33–41.
Pribadi B. 2020. Ekspor Briket Arang Tempurung Kelapa Jateng Meningkat. Priyanto A, Sudarno D. 2018. Pengaruh Variasi Ukuran Partikel Briket Terhadap Kerapatan, Kadar Air, dan Laju Pembakaran Pada Briket Kayu Sengon. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI:541 – 546.
Putro, Musabbikah S. 2015. Variasi Temperatur dan Waktu Karbonisasi untuk Meningkatkan Nilai Kalor dan Memperbaiki Sifat Proximate Biomassa sebagai Bahan Pembuat Briket yang Berkualitas. Simposium Nasional RAPI XIV - 2015 FT UMS:282–288.
Ridjayanti SM, Hidayat W, Bazenet RA, Banuwa IS, Riniarti M. 2021. Pengaruh Variasi Kadar Perekat Tapioka terhadap Karakteristik Briket Arang Limbah Kayu Sengon (Falcataria moluccana). Perennial. 17(1):5–11. doi:10.24259/peren nial.v17i1.13504.
Ristianingsih Y, Ulfa A, Syafitri KS R. 2015. PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES PIROLISIS. Konversi. 4(2):16. doi:10.20527/k.v4i2.266.
Satriyani Siahaan, Melvha Hutapea, Rosdanelli Hasibuan. 2013. PENENTUAN KONDISI OPTIMUM SUHU DAN WAKTU KARBONISASI PADA PEMBUATAN ARANG DARI SEKAM PADI. Jurnal Teknik Kimia USU. 2(1):26–30. doi:10.32734/jtk.v2i1.1423.
Shmulsky R, Jones PD. 2011. Forest Products and Wood Science An Introduction. 7th ed. edition. Hoboken: Wiley. doi:10.1002/9780470960035.
Siswati ND, Guntoro HK, Pratama NW. 2019. KAJIAN PENAMBAHAN OKSIDATOR TERHADAP SIFAT PENYALAAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA. Jurnal Teknik Kimia. 14(1):5–9. doi:10.33005/jurnal_tekkim.v14i1.1648.
Suarnita IW. 2009. Analisis kuat tekan beton ringan tempurung kelapa. Jurnal SMARTek. 7(Agustus):143–151.
Suharto B, Sutanhaji AT, Sunarsih. 2016. Uji Kualitas Briket Kotoran Sapi Pada Variasi Kadar Perekat Tapioka dan Suhu Pengeringan. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 3(2):38–43.
Suryaningsih S, Anggraeni PM, Nurhilal O. 2019. Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Kualitas Termal Dan Mekanik Briket Campuran Arang Sekam Padi Dan Kulit Kopi. Jurnal Material dan Energi Indonesia. 9(2):79.
Waseso R. 2019. Usaha briket arang batok kelapa masih menjanjikan (Bagian 1).
DOI: https://doi.org/10.22146/jrekpros.70277
Article Metrics
Abstract views : 2516 | views : 1549Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 The authors
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.