Peran Identifikasi Tokoh Wayang dalam Pembentukan Identitas Diri

https://doi.org/10.22146/jpsi.22793

Antonius Handoko(1), - Subandi(2*)

(1) Fakultas Psikologi UGM
(2) Fakultas Psikologi UGM
(*) Corresponding Author

Abstract


One of the tasks of human development is to discover its identity. There are many ways a person can find that identity. One of them is through the identification of the idol figure. This study aims to understand the process of identity formation through the identification of shadow puppet figures in the context of Javanese culture. A qualitative phenomenological approach was used to understand the process retrospectively. Three main participants were involved in the study. The process of collecting data was done through in-depth interview methods to both the main participants and their significant others. FGD (focused group discussion) is also conducted to explore participants' understanding of their process of identity formation. Data analysis was done by the phenomenological method. This study found three main themes, namely interested in shadow puppet figures, matching self-image with puppet characters, and the use of feeling as a bridge between self and the puppet. This study concluded that shadow puppets can be used as a means to find an identity among their fans.

Abstrak : Salah satu tugas perkembangan manusia adalah menemukan identitas dirinya. Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menemukan identitas tersebut. Salah satu diantaranya adalah melalui identifikasi tokoh yang menjadi idola. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pembentukan identitas diri melalui identifikasi tokoh wayang pada para penggemar wayang dalam konteks budaya Jawa. Pendekatan kualitatif fenomenologis digunakan untuk memahami proses tersebut secara retrospektif. Tiga orang partisipan utama terlibat dalam penelitian ini. Proses pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara mendalam baik pada partisipan utama maupun orang-orang dekat mereka. FGD (focused group discussion) juga dilakukan untuk menggali pemahaman partisipan secara bersama-sama. Analisis data dilakukan dengan metode fenomenologis. Penelitian ini menemukan tiga tema pokok, yaitu ketertarikan terhadap tokoh wayang, mencocokkan gambaran diri dengan tokoh wayang, dan penggunaan rasa sebagai jembatan antara diri dan wayang.Penelitian ini menyimpulkan bahwa wayang dapat dijadikan sebagai sarana untuk menemukan identitas diri pada penggemarnya.


Keywords


Identifikasi, identitas diri, tokoh wayang, budaya Jawa

Full Text:

PDF


References

Amelia, J. (2013). Asosiasi antara gaya pengasuhan dan status identitas diri remaja etnis Jawa. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(1). Diakses pada 21 Agustus 2015 dari http: journal.ubaya.ac.id/ index. php/jimus/article/download/253/228


Azmuddin dan Ibrahim. (2011). The contribution of language to the construction of self identity among young Turkish-Australian females. University of Tun Abdur Razak E-Journal 7(1), 27-38


Bamberg, M. (2011). Who am I? Narration and its contribution to self identity. Theory & Psychology, 21(1), 3-24


Bandura, A. (1977). Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall


Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cogni­tive theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall


Dessy. (2012). Dinamika pembentukan identitas diri pada mahasiswa lesbian (Studi kasus mahasiswa lesbian di Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2015 dari http://digilib.uin-suka.ac.id/7859/ 1/BAB%20I,%20VI,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.


Driyarkara, N. (1989). Filsafat manusia. Yogyakarta: Kanisius.


Effendi, A. (2009). Prof. Dr. Ir. Sedyatmo: Intuisi mencetus daya cipta. Mizan. Jakarta.


Erikson, E. H. (1982). The life cycle completed: A review. New York: Norton.


Giorgi, A. & Giorgi, B. (2003). Pheno­menology. Dalam Smith, J. A. (Ed.). Qualitative psychology: A practical guide to research methods (hlm. 25-50). London: Sage Publications

Hasanah. (2013). Pembentukan identitas diri dan gambaran diri pada remaja putri bertato di Samarinda. eJournal Psikologi i.p. fisip-unmul, 1(2): 177-186. Diakses pada 15 Agustus 2015 dari http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/

Hermawan, D. (2013). Semar dan kentut kesayangan. Yogyakarta: Diva Press. Yogyakarta.

Khomarudin, H. (2008). Reinveting Indonesia, menemukan kembali masa depan bangsa. Yogyakarta: Mizan.

Kresna, A. (2010). Semar & Togog. Yin Yang dalam budaya Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Marbangun, H. (1983). Manusia Jawa. Jakarta: Yayasan Idayu

Santrock, J. W. (2010). Life spand development 13th. Texas: Mc. Graw Hill.

Sugiyarto. (2015). Psikologi raos: Saintifikasi kawruh jiwa Ki Ageng Suryomen­taram. Yogyakarta: Pustaka Ifada.

Suseno, F. M. (1991). Wayang dan panggilan manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sutrisno, M. (2010). Sukma di balik rupa wayang. Pengantar dalam Heru S. Sudjarwo, Sumari, dan Undung Wiyono, Rupa & karakter wayang purwa, Dewa, Ramayana, Mahabharata. Jakarta: Kakilangit Kencana.

Monceri, F. (2009). The transculturing self II: Constructing identity through identifi­cation 1. Language and Intercultural Communication, 9(1), 43-53.

Naisaban, L. (2004). Para psikolog terkemuka dunia: Riwayat hidup, pokok pikiran, dan karya. Jakarta: Grasindo.

Ragelienė, T., & Justickis, V. (2016). Interrelation of adolescence’s identity development, differentiation of self and parenting style. Psichologija, Online Journal, 53 hlm. 24-43

Ryder, A. G., Alden, L. E., & Paulhus, D. L. (2000). Is acculturation unidimen­sional or bidimensional? A head-to-head comparison in the prediction of personality, self-identity, and adjustment. Journal of personality and social psychology, 79(1), 49.

Rahma, F. A. & Reza, M. (2013). Hubungan antara pembentukan identitas diri dengan perilaku konsumtif pembe­lian merchandise pada remaja. Character: Jurnal Penelitian Psikologi. 1(3). Diakses pada 21 Agustus 2015 dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/2717

Stange, P. (1984). The logic of rasa in Java. Indonesia Journal, 38 (1984) hlm. 113-134, Southeast Asia Program Publications. NY: Cornell University.

Subandi, M. A. (2009). Psikologi dzikir studi fenomenologi pengalaman transformasi religius. Yogyakarta: Pustaka Pelajar & Publikasi Fakultas Psikologi UGM.

Vargas, A. P., Park-Taylor, J., Harris, A. M. & Ponterotto, J. G. (2016). The identity development of urban minority young men in single-mother households. Journal of Counseling & Develop­ment, 94, 473-482. doi: 10.1002/ jcad.12106

Waterman, A. S. (1982). Indentitiy development from adoloscent to adulthood: An extention of theory and a reviw of reasearch. Journal of Develop­ment Psychology, 18(3), 341-358.



DOI: https://doi.org/10.22146/jpsi.22793

Article Metrics

Abstract views : 12276 | views : 12568

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Psikologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons LicenseJurnal Psikologi (jpsi) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.