PERBANDINGAN ANTARA PEMBERIAN PROGESTERON VAGINAL DAN ALLYLESTRENOL ORAL PADA PENANGANAN ABORTUS IMINENS
Umar Dhani(1*), Ova Emilia(2), Risanto Siswosudarmo(3)
(1) Gadjah Mada University
(2) Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS SardjitoYogyakarta
(3) Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS SardjitoYogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Umar Dhani1, Ova Emilia2, Risanto Siswosudarmo3
ABSTRACT
Background: Abortion is still the most common complication of pregnancy. Inadequate secretion of progesterone in early pregnancy has been associated with one of the cause of miscarriage. Progesterone supplementation has been used to prevent abortion but it is still debatable.
Objective: To compare the success rate of vaginal progesterone vs oral allylestrenol in the treatment of threatened abortion and duration of maintaining pregnancy.
Method: Randomized Clinical Trial. The study was conducted at four affiliated hospitals of Sardjito hospital Yogyakarta from November 2013 to May 2014. Subjects with the diagnosis threatened abortion meeting the following criteria were included: 8-16 weeks gestational age, hemoglobin content eH 10 g/dL, and live fetus. The following patients were excluded: there was a history of induced abortion, hormonal treatment, associated with IUD use, uterine anomaly and gynecology tumor. A total of 60 patients were recruited to obtain 0.6 times proportion difference and 80% power of study. Eligible subjects consisting of 30 and 29 were randomly allocated into vaginal progesterone and oral allylestrenol groups. Ability to maintain, duration of pregnancy and side effects were outcomes of interest. Chi-square, t-test, Fisher exact test and survival analysis were used for statistical analysis.
Result & Discussion: Abortion rate in vaginal progesterone was 23.3% compared 37.9% with oral allylestrenol group (RR=0.61; 95% CI 0.27-1.36). Duration of maintaining pregnancy was 16.57 days vs 9.82 days in vaginal progesterone and oral allylestrenol respectively (mean difference 6.75 days; 95% CI 2.30-11.20). There was no difference in term of gestational age on the abortion rate (p>0.05). One case undergoing nausea was found in oral allylestrenol group.
Conclusion: There was no difference between vaginal progesterone and oral allylestrenol in term of abortion rate. Vaginal progesterone could maintain pregnancy longer than oral allylestrenol.
Keywords: Threatened abortion, Vaginal progesterone, Oral allylestrenol, Abortion rate, Side effect.
ABSTRAK
Latar Belakang: Abortus masih merupakan komplikasi kehamilan yang sering terjadi. Sekresi progesteron yang tidak memadai pada awal kehamilan telah dikaitkan dengan salah satu penyebab abortus. Suplementasi progesteron digunakan untuk mencegah keguguran spontan walaupun masih diperdebatkan.
Tujuan: Membandingkan keberhasilan terapi progesteron vaginal vs. allylestrenol oral dalam hal kejadian abortus dan lama terjadinya abortus pada kasus abortus iminens.
Metode: Randomized Clinical Trial. Penelitian dilakukan dibagian Obstetrika dan Ginekologi di RS Kabupaten yang merupakan afiliasi RS Sardjito dari bulan November 2013 sampai dengan Mei 2014. Subyek yang memenuhi kriteria berikut ini: hamil 8-16 minggu, terdiagnosis abortus iminens, kadar hemoglobin > 10 g/dL, dan janin hidup. Pasien berikut ini tidak dimasukkan dalam penelitian: riwayat abortus provokatus, riwayat penggunaan terapi hormonal, abortus imminens karena kegagalan IUD, anomali uterus dan tumor ginekologis. Sebanyak 60 pasien diikutsertakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan beda proporsi kejadian abortus sebesar 0,6 kali dengan kekuatan penelitian sebesar 80%. Subjek dibagi menjadi dua kelompok secara random yaitu kelompok yang mendapat progesteron vaginal dan allylestrenol oral masing-masing sebanyak 30 dan 29. Keberhasilan mempertahankan kehamilan, lama hari bertahan dan efek samping adalah hasil yang dinilai. Uji Chi-square, t-test, uji Fisher dan analisis survival adalah uji statistik yang dipakai.
Hasil & Pembahasan: Kejadian abortus pada kelompok progesteron vaginal adalah 23,3% dibanding, 37,9% pada kelompok allylestrenol oral (RR=0,61; 95% CI 0,27-1,36). Lama bertahan pada kelompok progesteron vaginal rata-rata 16,57 hari dibanding rata-rata 9,82 hari pada kelompok allylestrenol oral (beda rata-rata 6,75 hari; 95% CI 2,30-11,20). Tidak ada perbedaan bermakna pengaruh umur kehamilan terhadap kejadian abortus pada kedua kelompok (p>0,05). Efek samping berupa perasaan mual hanya dijumpai pada kelompok allylestrenol oral.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan kejadian abortus pada kedua kelompok meskipun kemampuan bertahan lebih lama pada kelompok progesteron vaginal.
Kata Kunci: Abortus iminens, progesteron vaginal, allylestrenol oral, angka abortus, efek samping.
1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS SardjitoYogyakarta
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/jkr.7120
Article Metrics
Abstract views : 11702 | views : 8027Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
SEKRETARIAT JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI
Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK-KMK, UGM/RS Dr. Sardjito
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Tlp: (0274) 511329 / Faks: (0274) 544003
Email: jurnal.kesehatanreproduksi@ugm.ac.id
Cp: Dwi Astuti +6281802698043