Peran Nilai Pribadi, Nilai Budaya dan Nilai Religius terhadap Sikap Remaja Perempuan tentang Seks Pranikah (Suatu Kajian pada Remaja Perempuan di Maumere dan Larantuka, NTT)

https://doi.org/10.22146/jkr.37885

Susana Sabarni(1*), Lidia Laksana Hidajat(2)

(1) Program Magister Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
(2) Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar Belakang : Pesatnya perkembangan teknologi informasi, memudahkan remaja mengakses semua hal yang berhubungan dengan informasi seputar seks. Dengan kemudahan yang dimiliki untuk mengakses teknologi informasi ini, remaja seringkali terekspos oleh konten-konten pornografi. Secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi sikap remaja terhadap perilaku seks pranikah.

Tujuan : Mengetahui peran nilai pribadi, nilai budaya dan nilai religius dikaitkan dengan sikap remaja perempuan di Maumere dan Larantuka terhadap perilaku seks pranikah serta mengetahui sikap remaja perempuan terhadap perilaku seks pranikah.

Metode : Penelitian menggunakan pendekatan mixed method, pengukuran sikap melalui pengisian kuesioner dan diskusi kelompok terarah (FGD) untuk mengetahui gambaran sikap remaja perempuan terhadap perilaku seks pranikah yang dikaitkan dengan nilai pribadi, nilai budaya dan nilai religius. Kegiatan penelitian dilakukan pada empat SMA di Maumere dan Larantuka. Jumlah partisipan 120 orang, diperoleh dengan teknik accidental sampling. Sebagai informasi tambahan dilakukan wawancara dengan tokoh budaya di Maumere dan tokoh agama di Larantuka. 

Hasil dan pembahasan : Berdasarkan pengolahan data terhadap pengukuran skala sikap diperoleh gambaran bahwa pada dasarnya remaja perempuan di Maumere dan Larantuka tidak menyetujui hubungan seks pranikah, meskipun telah terjadi pergeseran nilai. Sikap ini berdasarkan pada nilai-nilai pribadi yang diyakini remaja yaitu pertimbangan etika dan moral, dampak kehamilan, aborsi atau penyakit menular seksual. Dalam konteks budaya, pertimbangan remaja adalah sanksi sosial yang akan diperoleh dari kehamilan di luar nikah. Sedang dalam konteks religius, remaja mempertimbangkan tentang dosa. Berdasarkan diskusi kelompok terarah (FGD) disimpulkan bahwa nilai religius dirasakan sangat penting oleh partisipan karena dapat menumbuhkan iman dan memberi dorongan,arah dalam bertingkah laku. Nilai-nilai religius juga berperan dalam memberi motivasi dan membimbing seseorang untuk melakukan perbuatan yang baik. Dalam konteks budaya, para partisipan berpendapat bahwa budaya sangat penting karena dalam budaya diajarkan tentang perilaku yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan pendampingan orangtua dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral dan etika.

Kesimpulan : Pernyataan sikap tidak setuju terhadap perilaku seks pranikah merupakan internalisasi nilai-nilai budaya dan religius yang akhirnya membentuk sikap remaja di Maumere dan Larantuka

 

Kata kunci : Peran nilai pribadi, nilai budaya dan nilai religius, sikap remaja perempuan, perilaku seks pranikah, Maumere dan Larantuka, Nusa Tenggara Timur


 

Susana Sabarni, Lidia Laksana Hidajat

ABSTRACT
Background:
The rapid development of information technology, making it easier for teenagers to access all things related to information about sex. With the ease they have to access this information technology, teenagers are often exposed to pornographic content. Directly or indirectly will influence teen attitudes towards premarital sex behavior.

Objective: To acknowlegde the role of personal values, cultural values and religious values associated with the attitudes of adolescent girls in Maumere and Larantuka towards premarital sex behavior and also to acknowlegde  the attitudes of teenage girls to premarital sex behavior.

Methods: The study used a mixed method approach, attitude measurement through filling out questionnaires and focus group discussions (FGD) to describe the attitudes of adolescent girls towards premarital sex behavior which is associated with personal values, cultural values and religious values. Research activities were carried out on four high schools in Maumere and Larantuka. The number of participants 120 people, obtained by accidental sampling technique. For additional information, interviews with cultural leaders in Maumere and religious leaders in Larantuka were conducted.

Results and discussion: Based on data processing on attitude scale measurement obtained an illustration that basically girls in Maumere and Larantuka do not approve premarital sex, even though there has been a shift in values. This attitude is based on personal values believed by adolescents, namely ethical and moral considerations, the impact of pregnancy, abortion or sexually transmitted diseases. In the context of culture, adolescent considerations are social sanctions that will be obtained from pregnancy outside of marriage. While in a religious context, teenagers consider sin. Based on focus group discussions (FGD) it was concluded that religious values were felt to be very important by participants because they could foster faith and give encouragement, direction in behaving. Religious values also play a role in motivating and guiding someone to do good deeds. In the cultural context, the participants thought that culture was very important because in the culture it was taught about appropriate and inappropriate behavior. Therefore, parents are needed to assist in educating and instilling moral and ethical values.

Conclusion: A statement of disagreement with premarital sex behavior is an internalization of cultural and religious values that ultimately shape their attitudes

Keywords: The role of personal values, cultural values and religious values, attitudes of adolescent girls, premarital sexual behavior, Maumere and Larantuka, Nusa Tenggara Timur



Keywords


peran nila pribadi; nilai budaya dan nilai religius; sikap remaja perempuan; perilaku seks pranikah; Maumere dan Larantuka; Nusa Tenggara Timur

Full Text:

PDF


References

  1. Santrock, J.W. Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi ketigabelas. Jilid 1. Jakarta : Erlangga, 2011
  2. Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 2002
  3. Widyastuti, E.S. Personal dan Sosial yang Mempengaruhi Sikap Remaja terhadap Hubungan Seksual Pranikah, 2009. Diunduh pada 22 November 2017 dari https://lib.ui.ac.id
  4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementrian Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Diunduh pada tanggal 22 Mei 2016 dari kesga.kemkes.go.id
  5. De Peskim, A. Survei Perilaku Seks Remaja Sikka: Yakkestra. 14 November 2017 Diunduh pada tanggal 9 Januari 2018 dari voxntt.com
  6. Sarwono, S. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo, 2011
  7. Shiraev, E.B. and Levy, D.A. Psikologi Lintas Kultural : Pemikiran Kritis dan Terapan Modern. Edisi keempat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012
  8. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Cetakan pertama. Jakarta : Rineka Cipta, 2010



DOI: https://doi.org/10.22146/jkr.37885

Article Metrics

Abstract views : 9842 | views : 3527

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Kesehatan Reproduksi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kesehatan Reproduksi Indexed by:

 

 



SEKRETARIAT JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI
Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK-KMK, UGM/RS Dr. Sardjito
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Tlp: (0274) 511329 / Faks: (0274) 544003
Email: jurnal.kesehatanreproduksi@ugm.ac.id
Cp: Dwi Astuti +6281802698043