Quo Vadis Psikologi sebagai sebuah Kajian Ilmiah?
Abstract
Spekulasi 1 dan refleksi mengenai pikiran, perasaan, dan perilaku manusia
telah ada di sepanjang sejarah peradaban. Psikologi baru diakui sebagai disiplin ilmu yang mandiri pada tahun 1879, dengan dibukanya laboratorium psikologi eksperimen pertama di University of Leipzig. Agar mampu berdiri sebagai suatu disiplin ilmu, psikologi secara epistemik dengan demikian harus ditopang oleh
fondasi filosofis yang mencakup tiga hal, yaitu empiris, positif, dan falsifiable. Empiris bahwa objek kajian bersifat nyata dan dapat diamati secara objektif, positif berarti terukur, serta prinsip falsifiability dimana setiap temuan ilmiah dapat disanggah, utamanya melalui replikasi penelitian yang dilakukan selanjutnya.
Periode awal perkembangan psikologi ditandai dengan teori-teori besar dari para
tokoh seperti Wilhelm Wundt, Ivan Pavlov, B. F. Skinner, dan Albert Bandura.
telah ada di sepanjang sejarah peradaban. Psikologi baru diakui sebagai disiplin ilmu yang mandiri pada tahun 1879, dengan dibukanya laboratorium psikologi eksperimen pertama di University of Leipzig. Agar mampu berdiri sebagai suatu disiplin ilmu, psikologi secara epistemik dengan demikian harus ditopang oleh
fondasi filosofis yang mencakup tiga hal, yaitu empiris, positif, dan falsifiable. Empiris bahwa objek kajian bersifat nyata dan dapat diamati secara objektif, positif berarti terukur, serta prinsip falsifiability dimana setiap temuan ilmiah dapat disanggah, utamanya melalui replikasi penelitian yang dilakukan selanjutnya.
Periode awal perkembangan psikologi ditandai dengan teori-teori besar dari para
tokoh seperti Wilhelm Wundt, Ivan Pavlov, B. F. Skinner, dan Albert Bandura.
DOI: 10.22146/bpsi.10577
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Buletin Psikologi