POTENSI KOMBINASI BAKTERI DAN JAMUR SELULOLITIK PADA FERMENTASI BEKATUL TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR

https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v39i3.7985

Widya Paramita Lokapirnasari(1*), Agus Setiawan(2), Soetji Prawesthirini(3)

(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan serat kasar dan protein kasar pada bekatul padi yang difermentasi dengan bakteri selulolitik dan jamur selulolitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola searah dengan sepuluh perlakuan dan masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. Ke sepuluh perlakuan tersebut adalah P0: 250 g bekatul + 3% tetes + Bakteri (B) 0% + Jamur (J) 0%; P1: 250 g bekatul + 3% tetes +B.10% + J.10%; P2: 250 g bekatul + 3% tetes + B.20% + J.10%; P3: 250 g bekatul + 3% tetes + B.30% + J.10%; P4: 250 g bekatul + 3% tetes + B.10% + J.20%; P5: 250 g bekatul + 3% tetes + B.20% + J.20%; P6: 250 g bekatul + 3% tetes + B.30% + J.20%; P7: 250 g bekatul + 3% tetes + B.10% + J.30%; P8: 250 g bekatul + 3% tetes + B.20% + J.30%; P9: 250 g
bekatul + 3% tetes + B.30% + J.30%. Setelah dilakukan fermentasi selama 7 hari, dilakukan analisis proksimat. Data yang diperoleh selanjutnya diuji dengan analisis variansi, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri selulolitik dan jamur selulolitik dapat
menurunkan kandungan serat kasar pada bekatul pada perlakuan P2 (28,96%), P3 (29,34%), P8 (29,53%), P4 (29,65%), P7 (30,23%), P6 (30,37%), P9 (30,58%) yang berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan P5 (31,10%), P1 (31,98%), P0 (34,1 1%), serta dapat meningkatkan kandungan protein kasar pada perlakuan P2 (13,97%), P5 (12,87%), P3 (12,84%), P8 (12,74%) yang berbeda (P<0,05) dengan perlakuan P7 (12,71 %), P6 (12,44%), P4 (12,36%), P9 (12,27%), P1 (12,25%), P0 (10,9%).


(Kata kunci: Acidothermus cellulolyticus, Aspergillus terreus, Bekatul, Fermentasi, Protein kasar, Serat kasar)




References

Akoso, B. T. 1996. Kesehatan Sapi. Kasinius. Yogyakarta.

Astuti, A., A. Agus, dan S. P. S. Budi. 2009. Pengaruh penggunaan high quality feed supplement terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien sapi perah awal laktasi. Buletin Peternakan 33: 81 -87.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Arora, S. P. 1989. Pencernaan Mikrobia Pada Ruminansia. Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Bechara, M. A. 2006. Enzyme Production. www.fungal enzyme production and use.htm. Diakses pada 23 March 2010.

Ekinci, M. S., J. C. Martin and H. J. Flint. 2002. Expression of a cellulase gene, ce1A, from the umen fungus Neocallimastix patriciarum in Streptococcus bovis by means of promoter fusions. J. Biotechnol. Lett. 24: 735-741.

Enrari, T. M. 1983. Microbial Cellulase. In: Microbial Enzymes and Biotechnology. W. M. Forgaty (ed). Appl. Sci. Publishing, New York.

Hanafi, N. D. 2001. Alternatif baru dalam peningkatan kualitas pakan untuk ternak. Makalah falsafah Sains (PPs 702). Program Pascasarjana /S3 IP3. http://www.rudyct.tripod.com/indiv.2001/nev.htm. Diakses pada pada 23 Maret 2010.

Hardjo, S., N. S. Indrasti, dan T. Bantacut. 1989. Biokonversi: Pemanfaatan Limbah Industri Pertanian. PAUPangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Harfiah. 2010. Optimalisasi penggunaan jerami padi sebagai pakan ruminansia. Disertasi, PPS Universitas Hasanuddin, Makassar.

Kusriningrum. 2008. Dasar Perancangan Percobaan dan Rancangan Acak Lengkap. Universitas Airlangga, Surabaya.

Lokapirnasari, W. P., M. Lamid, dan H. Setyono. 2009. Rekayasa Nutrien High Quality Feed (HFQ) untuk Meningkatkan Efisiensi Pakan, Kualitas Produksi dan Sistem Imunitas pada Ayam Petelur yang di Vaksin AI. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya.

Rakhmani, S. I. 2005. Peningkatan nilai gizi bahan pakan dari limbah pertanian melalui fermentasi. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/?q=node/778. Diakses pada 23 Maret 2010.

Rasjid, S. 2012. The Great Ruminant Nutrisi, Pakan dan Manajemen Produksi. Cetakan Kedua. Brilian Internasional, Surabaya.

Rifqiyah, N. 2005. Pengaruh pemberian probiotik pada jerami padi terhadap kandungan protein kasar dan serat kasar. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya.

Setyono, H., M. Lamid, Tri Nurhajati, dan A. Al-Arif. 2004. Penggunaan probiotik pada jerami padi suatu upaya penyediaan pakan ternak ruminansia yang berkualitas. Laporan Penelitian Dik Rutin, Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya.

Widya Paramita Lokapirnasari et al. Potensi Kombinasi Bakteri dan Jamur Selulolitik pada Fermentasi Stewart, C. S. 1991. The rumen bacteria. In: Rumen Microbial Metabolism and Ruminant Digestion. J. P. Jouany (ed). Institut National De La Recherche Agronomique, Paris, France.

Sujono. 2001. Tampilan produksi telur, produksi karkas dan kualitas semen ayam Arab yang diberi pakan mengandung berbagai aras bekatul fermentasi dengan Rhizopus oligosporus. Disertasi Program Pasca Sarjana, Universitas Airlangga, Surabaya.

Widayati, dan Y. Widalestari. 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus Agrisarana, Jakarta.

Widyarti. 1991. Pengaruh Penambahan Ragi Tape dan Lama Inkubasi Terhadap Nilai Nutrisi Bekatul Sebagai Pakan Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang.

Wuryantoro, S. 2000. Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Hay Padi Teramoniasi yang Difermentasi Dengan Cairan Rumen. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya.



DOI: https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v39i3.7985

Article Metrics

Abstract views : 5907 | views : 4860

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






Buletin Peternakan (Bulletin of Animal Science) Indexed by:

   
 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.