Peningkatan Kesadaran terhadap Cagar Budaya di Kotabaru Melalui Kegiatan Jelajah Wisata Heritage bagi Generasi Muda di Kota Yogyakarta
Fahmi Prihantoro(1*)
(1) Department of Archaeology, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Kotabaru is one of the cultural heritage areas in the city of Yogyakarta which has a high degree of vulnerability to destruction because it is in the central business district. On the other hand, one of the conservation efforts depends on the level of public awareness to preserve it. The younger generation has the potential to support the preservation of cultural heritage. One of the ways is by increasing the awareness of the young generation towards cultural heritage. This activity aims to increase the cultural heritage awareness of the Yogyakarta younger generation in the Kotabaru Cultural Heritage Area. The method is done by means of heritage adventure. The results of this activity show that the level of knowledge and awareness of participants increasing after participating in the activity. They know the history, the characteristic of the building and the conservation efforts. Awareness of cultural heritage is obtained when visiting the Museum Sandi as a form of implementation of preservation and utilization of cultural heritage properly.
=================================================================
Kotabaru merupakan salah satu kawasan cagar budaya (KCB) di Kota Yogyakarta yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap perusakan karena berada di kawasan pusat bisnis. Di sisi lain, upaya pelestarian, salah satunya, tergantung pada tingkat kesadaran masyarakat untuk melestarikannya. Generasi muda merupakan kelompok yang berpotensi besar dapat mendukung upaya pelestarian cagar budaya. Salah satunya yaitu dengan meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap cagar budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda di Kota Yogyakarta terhadap cagar budaya di Kawasan Cagar Budaya Kotabaru. Metode yang dilakukan adalah dengan kegiatan jelajah wisata heritage. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan kesadaran peserta meningkat setelah mengikuti kegiatan tersebut. Mereka mengetahui sejarah, bentuk bangunan, dan upaya pelestarian yang dilakukan. Pemahaman kesadaran tentang cagar budaya diperoleh ketika mengunjungi Museum Sandi sebagai bentuk implementasi pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya dengan baik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Handinoto. (1998) “Perubahan Besar Morfologi Ko ta-ko ta di Jawa pada Awal dan Akhir Abad XX” dalam Jurnal Dimensi Arsitektur, Vol. 26, Desember 1998.
Knaap, Gerrit. (1999). Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan. Leiden: KITLV.
Soekiman, Djoko. (2001). Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi. Jakarta: Komunitas Bambu.
Surat Keputusan Gubernur No. 186/2011 Tentang Kawasan Cagar Budaya di D.I.Y.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2011 Tentang Cagar Budaya.
DOI: https://doi.org/10.22146/bb.45041
Article Metrics
Abstract views : 3143 | views : 2721Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Bakti Budaya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
ISSN: 2655-9846 (Online)