Diskursus Multikulturalisme dan Wajah Indonesianya

https://doi.org/10.22146/jf.66815

Valentino Lumowa(1*)

(1) Universitas Katolik De La Salle Manado, Sulawesi Utara
(*) Corresponding Author

Abstract


Apa wajah multikulturalisme Indonesia? Pertanyaan ini mengganggu kemapanan nalar, terutama yang senantiasa mengasumsikan konsep multikulturalisme di balik kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia. Tugas ini menjadi tidak gampang ketika berhadapan dengan kabut konseptual di sekitar multikulturalisme. Karena itu, artikel ini menerima amanat untuk menyasar dua tujuan. Tujuan pertama mengungkap usaha menyibak kekalutan konseptual sekitar multikulturalisme. Demi tugas ini, bagian pertama akan meliputi penjelasan tentang cakupan, justifikasi, teori dasar, dan kritik multikulturalisme sebagai sebuah konsep filosofis. Tujuan kedua mengarahkan penulis untuk mengidentifikasi wajah multikulturalisme Indonesia. Tujuan ganda penulisan ini mengalir dari maksud untuk memberikan klarifikasi konseptual tentang multikulturalisme dan identifikasi wajah keindonesiaannya. Demi mencapai tujuan ganda tersebut, penulisan artikel ini menggunakan aparatus metodis deskriptif analitis, sehingga tergolong penelitian kualitatif. Dengan instrumen metodis tersebut, penulis mendeskripsikan diskursus multikulturalisme yang meliputi cakupan, justifikasi, teori dasar, dan kritik terhadap multikulturalisme. Analisis terhadap diskursus multikulturalisme ini menghasilkan identifikasi pola dasar yang membentuk wajah multikulturalisme Indonesia.


Keywords


multikulturalisme, politik pengakuan, egalitarianisme, interkulturalisme.

Full Text:

PDF


References

Amirullah. (2018). Komnas Perempuan: Ratusan Perda Diskriminatif terhadap Perempuan. Diunduh dari https://nasional.tempo.co/read/1147997/komnas-perempuan-ratusan-perda-diskriminatif-terhadap-perempuan.

Barry, B. (2001). Culture and Equality: An Egalitarian Critique of Multiculturalism. Polity Press.

Citrin, J., Sears, O. D. (2014). American Identity and the Politics of Multiculturalism. Cambridge University Press.

Drysek, J. S., Honig, B., Phillips, A. (2006). The Oxford Handbook of Political Theory. Oxford University Press.

Erdianto, K. (2018). Konflik dan Pelanggaran HAM: Catatan Kelam 20 Tahun Reformasi. Diunduh dari https://nasional.kompas.com/jeo/konflik-dan-pelanggaran-ham-catatan-kelam-20-tahun-reformasi.

Gutmann, A. (Ed). (1994). Multiculturalism: Examining “The Politics of Recognition”. Princeton University Press.

Ivison, D. (2006). Historical Injustice, dalam The Oxford Handbook of Political Theory, diedit oleh John S. Drysek, Bonnie Honig, dan Anne Phillips. Oxford University Press.

Ivison, D., Patton, P., Sanders, W. (Eds). (2000). Introduction, dalam Political Theory and the Rights of Indigenous People. Cambridge University Press.

Ivison, D., Patton, P., Sanders, W. (2000). Political Theory and the Rights of Indigenous People. Cambridge University Press.

Kymlicka, W. (2002). Contemporary Political Philosophy: An Introduction. Oxford University Press.

Kymlicka, W. (1989). Liberalism, Community, dan Culture. Oxford University Press.

Kymlicka, W. (1995). Multicultural Citizenship. Oxford University Press.

Levrau, F., Loobuyck, P. (2017). Introduction: Mapping the Multiculturalism-Interculturalism Debate. Comparative Migration Studies, 6 (13).

Levrau, F., Loobuyck, P. (2017). Should Interculturalism Replace Multiculturalism? A Plea for Complementariness. Ethical Perspectives, 20 (4).

Lutfy, M. P. (2017). Komnas Perempuan Nilai Kemendagri Masih Akomodasi Perda Diskriminatif. Diunduh dari https://nasional.kompas.com/read/2017/02/08/21035141/komnas.perempuan.nilai.kemendagri.masih.akomodasi.perda.diskriminatif.

Lumowa, V. (2019). Wajah Kini Multikulturalisme Indonesia. Kompas 2 Februari 2019.

Maccormaic, R. (2011). Sarkozy denounces multiculturalism as ’a failure’. The Irish Times 12 Februari 2011. Diunduh dari http://www.irishtimes.com/news/sarkozy-denounces-multiculturalism-as-a-failure-1.570051.

Meer, N., Modood, T., Zapata-Barrero, R. (Eds). (2016). Multiculturalism and Interculturalism: Debating the Dividing Lines. Edinburgh University Press.

Modood, T. (2017). Must Interculturalists misrepresent multiculturalism? Comparative Migration Studies, 5 (15).

Okin, S. M. (1998). Feminism and Multiculturalism: Some Tensions. Ethics, 108 (4).

Phillips, A. (2007). Multiculturalism without Culture. Princeton University Press.

Song, S. The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Edisi Musim Semi 2014), s.v. Multiculturalism. Diunduh dari http://plato.stanford.edu/archives/spr2014/entries/multiculturalism/.

Sparrow, A. (2008). Cameron attacks ‘state multiculturalism’. The Guardian 26 Februari 2008. Diunduh dari http://www.theguardian.com/politics/2008/feb/26/conservatives.race.

Supartiningsih. (2007). Etika Diskursus bagi Masyarakat Multikultural: Sebuah Analisis dalam Perspektif Pemikiran Jürgen Habermas. Jurnal Filsafat, 17 (1), 32-59.

Syam, N. (2009) Multikulturalisme di Era Meningkatnya Gerakan Teo-Demokrasi, dalam Nur Syam, Tantangan Multikulturalisme Indonesia. Kanisius.

Syam, N. (2009). Tantangan Multikulturalisme Indonesia. Kanisius.

Taylor, C. (1985). Human Agency and Language: Philosophical Papers I. Cambridge University Press.

Taylor, C. (1995). Irreducibly Social Goods, dalam Charles Taylor. Philosophical Arguments. Harvard University Press.

Taylor, C. (1985). Language and Human Nature, dalam Charles Taylor. Human Agency and Language: Philosophical Papers I. Cambridge University Press.

Taylor, C. (1995). Philosophical Arguments. Harvard University Press.

Taylor, C. (1994). The Politics of Recognition, dalam Multiculturalism: Examining “The Politics of Recognition”, diedit oleh Amy Gutmann. Princeton University Press.

Walzer, M. (1990). The Communitarian Critique of Liberalism. Political Theory, 18 (1).

Weaver, M. (2010). Angela Merkel: German Multiculturalism has ‘utterly failed’. The Guardian 17 Oktober 2010. Diunduh dari http://www.theguardian.com/world/2010/oct/17/angela-merkel-german-multiculturalism-failed.

Wismabrata, M. (2015). Presiden: Negara Kita ini Majemuk, Kita harus Jaga Toleransi. Diunduh dari http://regional.kompas.com/read/2015/07/18/1235105/Presiden.Negara.Kita.Ini.Majemuk.Kita.Harus.Jaga.Toleransi.

Zapata-Barrero, R. (2017). Interculturalism in the Post-Multicultural Debate: A Defence. Comparative Migration Studies, 5 (14).

Zubair, A.C. (2003). Membangun Kesadaran Etika Multikulturalisme di Indonesia. Jurnal Filsafat, 2 (34), 111-126.



DOI: https://doi.org/10.22146/jf.66815

Article Metrics

Abstract views : 1717 | views : 12101

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2022 Jurnal Filsafat

Jurnal Filsafat Indexed by:

Google ScholarSinta (Science and Technology Index)


Jurnal Filsafat ISSN 0853-1870 (print), ISSN 2528-6811 (online)