RELASI ANTARMANUSIA DALAM NILAI-NILAI BUDAYA BUGIS: PERSPEKTIF FILSAFAT DIALOGIS MARTIN BUBER
Muhammad Hadis Badewi(1*)
(1) Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Artikel ini ingin mengungkap fenomena kearifan lokal tentang relasi antarmanusia pada masyarakat Bugis yang terdapat dalam kitab La Galigo. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan konsep relasi antarmanusia yang terdapat dalam nilai-nilai budaya Bugis dan relevansinya dengan pembangunan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Filsafat dialogis Martin Buber, yang menguraikan tentang relasi antarmanusia, digunakan sebagai sebuah perspektif dalam artikel ini. Ada tiga bentuk relasi yang terdapat dalam pemikiran Buber, I – It, I – Thou, dan I – Eternal Thou. Berbicara tentang relasi antarmanusia, dalam kearifan lokal masyarakat Bugis, nilai-nilai semacam itu telah lama dimiliki dan dipahami dalam bentuk konsepsi budaya. Konsep relasi sipakasiri' dipahami sebagai konsep relasi yang tabu, konsep relasi sipassiriki dianggap sebagai konsep ideal dalam membangun relasi antarmanusia, yang kemudian memuncak pada konsep mappesona ri dewata seuwwae. Berdasarkan konsep-konsep tersebut, bisa dikatakan bahwa kajian relasi antarmanusia yang terdapat dalam nilai-nilai budaya Bugis, memiliki relevansi yang kuat dengan upaya pembangunan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Keywords
kearifan lokal; Bugis; relasi antarmanusia; Martin Buber; hak asasi manusia
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jf.12581
Article Metrics
Abstract views : 1174 | views : 1365Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Filsafat
Jurnal Filsafat Indexed by:
Jurnal Filsafat ISSN 0853-1870 (print), ISSN 2528-6811 (online)