PENGEMBALIAN FUNGSI SURAU SEBAGAI IDENTITAS MINANGKABAU MELALUI ELABORASI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH
PERSPEKTIF NEO-FUNGSIONALISME
Abstrak
Surau merupakan institusi pendidikan adat dan agama Minangkabau di Sumatera Barat yang berbasis pada falsafah Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Namun, saat ini masyarakat Minangkabau mulai beralih kepada lembaga pendidikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) yang tidak mewadahi pendidikan adat Minangkabau. Pendekatan neo-fungsionalisme akan digunakan untuk melihat dinamika surau dalam mempertahankan eksistensi di tengah kehadiran modernisasi pendidikan agama termasuk MDA. Tujuan penelitian ini yaitu: mengeksplorasi konsep neo-fungsionalisme Surau dan MDA khususnya funsi dan relasi sosial, mengeksplorasi implikasi pergeseran dari Surau ke MDA terhadap impementasi ABS-SBK, serta merumuskan strategi untuk mengembalikan fungsi Surau pada masa kini. Penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini yaitu: Pertama, nilai-nilai neofungsionalisme dalam sistem pendidikan masyarakat Minangkabau tercermin pada fungsi simblik, dinamika struktur sosial, interaksi simbolik, serta adaptasi dan adaptasi yang mengaitkan Surau dan MDA dalam menjaga dan mengembangan identitas budaya. Kedua, pergeseran pendidikan dari Surau ke MDA memiliki implikasi yang kompleks terhadap implementasi Falsafah ABS-SBK dalam kehidupan bermasyarakat Minangkabau, memunculkan tantangan dalam menjaga keseimbangan antara pengajaran agama yang terstruktur dengan pelestarian nilai-nilai budaya dan identitas sosial. Ketiga, strategi pengembalian fungsi Surau dapat dilakukan dengan cara menggunakan konsep dan metode MDA dengan menambahkan mata pelajaran tentang adat istiadat Minangkabau dan dengan melalui sinergitas kerjasama Surau-MDA.