Perbandingan Daya Guna Analgetik antara Tramadol 100 mg dan Natrium Diklofenak 100 mg Suppositoria Rektal untuk Penanganan Nyeri Pascaoperasi Sesar dengan Teknik Pembiusan Blok Subarachnoid

  • Arief Hariyadi Santoso Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM)
  • Yusmein Uyun Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM)
  • Sri Rahardjo Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM)
Keywords: daya guna analgesi, natrium diklofenak, pascaoperasi sesar, suppositoria rektal, tramadol

Abstract

Latar Belakang: Operasi sesar menghasilkan nyeri pasca operasi yang signifikan. Tidak ada teknik standar pengelolaan nyeri pasca operasi sesar. Obat antiinflamasi nonsteroid seperti natrium diklofenak berkerja meng-inhibisi sintesis prostaglandin (PG) dengan menghambat enzim cyclooxygenase. Tramadol dengan aktivitas mu-agonis, tidak hanya bekerja pada reseptor opioid, tetapi juga menghambat serotonin (5-HT) dan reuptake noradrenalin.
Tujuan: Mengetahui daya guna analgesi 24 jam pasca operasi sesar antara penggunaan suppositoria rektal tramadol dengan natrium diklofenak.
Metode: Prospektif, uji klinis acak terkontrol pada 70 pasien status fisik ASA I-II, berusia 19-40 tahun, hamil aterm 37-42 minggu,, Indeks Massa Tubuh < 35 kg/m2. Pasien dikelompokkan acak ke dalam 2 kelompok : kelompok suppositoria rektal natrium diklofenak (D) dan tramadol (T) dengan teknik single blind. Dilakukan penilaian VAS pada kedua kelompok, jumlah penambahan rescue jika VAS ≥3, dan efek samping pada masing-masing kelompok.
Hasil: Selama 24 jam pascaoperasi, rata-rata frekuensi pemberian tambahan fentanyl kelompok T sebanyak 3.13 kali dan kelompok D 1,7 kali, rata-rata dosis tambahan fentanyl kelompok T sebanyak 155,71 mcg dan kelompok D 67,65 mcg (p=0,000). Rata-rata VAS 24 jam pasca operasi pada kelompok T 2,14 dan pada kelompok D 1,74 (p<0,05). Untuk efek samping, kelompok T terdapat 4 kejadian (11,4%) mual muntah, sedangkan pada kelompok D tidak ada. Perbedaan ini bermakna yang ditunjukkan dengan nilai p=0,042 (p<0,05).
Kesimpulan: Daya guna analgesi natrium diklofenak 100 mg suppositoria rektal lebih baik dibanding tramadol 100 mg suppositoria rektal, dengan efek samping yang lebih kecil pada 24 jam pasca operasi sesar.

Author Biographies

Arief Hariyadi Santoso, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM)

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Yusmein Uyun, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM)

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Sri Rahardjo, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM)

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published
2019-03-01
How to Cite
Santoso, A. H., Uyun, Y., & Rahardjo, S. (2019). Perbandingan Daya Guna Analgetik antara Tramadol 100 mg dan Natrium Diklofenak 100 mg Suppositoria Rektal untuk Penanganan Nyeri Pascaoperasi Sesar dengan Teknik Pembiusan Blok Subarachnoid. Jurnal Komplikasi Anestesi, 6(2), 19-28. https://doi.org/10.22146/jka.v6i2.7350