Tatalaksana Anestesi untuk Operasi Hemiarch Replacement pada Pasien dengan Diseksi Aorta Ascendens menggunakan Teknik Deep Hypothermic Circulatory Arrest
Abstract
Pendahuluan: Aneurisma aorta menduduki peringkat ke-13 dari penyebab kematian tersering di Amerika Serikat. Sekitar 15.000 orang meninggal tiap tahun karena ruptur aneurisma aorta. Angka kematian akibat aneurisma aorta ini masih cukup tinggi yaitu sebesar 90% akibat diseksi atau ruptur aneurisma aorta. Pasien dengan diseksi aorta akut membutuhkan penanganan operasi yang bersifat segera / emergensi. Tindakan pembedahan pada pasien dengan diseksi aorta akut membutuhkan teknik anestesi yang kompleks dalam mempertahankan sistem organ lain dari pasien saat operasi berjalan. Berikut ini adalah laporan kasus tentang tindakan pembiusan untuk operasi Hemiarch Replacement pada pasien yang mengalami diseksi aneurysma aorta ascendens.
Laporan Kasus: Laki-laki berusia 50 tahun dengan diagnosa diseksi aneurisma aorta ascendens dirujuk untuk mendapatkan penanganan medis. Pasien memiliki riwayat nyeri dada dada sejak 2 bulan sebelum
pasien masuk ke rumah sakit dan memberat sejak 1 minggu sebelum pasien masuk ke rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah tinggi (160/90 mmHg), hasil rontgen thorax menunjukkan adanya pelebaran aorta ascendens sampai dengan arkus aorta, dengan pemeriksaan CT-scan menunjukkan adanya pelebaran aorta mulai dari root aorta sampai truncus coeliacus dengan entrance tear baru mulai dibawah A. Renalis sampai dengan A. Iliaca Communis Kiri dengan diseksi aktif. CT Angiografi pada pasien menunjukkan adanya aneurisma aorta ascendens dan descendens dengan adanya diseksi dari aorta descendens kiri sampai ke arteri renalis kiri. Pada pasien dilakukan Hemiarch Replacement dengan tindakan
pembiusan total (General Anesthesia) menggunakan teknik Deep Hypothermic Circulatory Arrest untuk mengurangi komplikasi tindakan operasi terhadap sistem saraf pusat pasien. Setelah tindakan operasi
pasien dirawat di ICU, namun kondisi pasien semakin memburuk dan pasien meninggal pada hari ke 12 paska pembedahan akibat gagal hati dan gagal ginjal.
Copyright (c) 2017 T. F. Indrasutanto, R. Cintyandy
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The Contributor and the company/institution agree that all copies of the Final Published
Version or any part thereof distributed or posted by them in print or electronic format as permitted herein will include the notice of copyright as stipulated in the Journal and a full citation to the Journal.