Manajemen Anestesi pada Neonatus Umur 3 Hari dengan Atresia Ani Tanpa Fistel dan Atresia Esofagus Tipe C Pro Gastrotomi Dekompresi, Jejunostomi Feeding dan Stoma

  • Widi Yuli Harianto Fakultas Kedokteran UGM
  • Djayanti Sari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
  • Bowo Adiyanto RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Keywords: neonatus, esophageal atresia, tracheoesophageal fistula, intubasi

Abstract

Latar belakang : Tracheoesophageal fistula (TEF) dan esophageal atresia (EA) merupakan penyakit malformasi kongenital yang sering terjadi dengan rasio 1: 3000 – 4500 kelahiran hidup.
Obyektif : Dapat melakukan intubasi dan penempatan ETT yang aman pada neonatus dengan TEF dan EA.
Kasus : Dilaporkan kasus neonates usia 3 hari, dengan EA tipe C dan atresia anitanpafistel dilakukan gastrotomide kompresi, Jejunostomi dan stoma. Ibu berusia 30 tahun, P2A0, persalinan spontan pada usia
kehamilan 38 minggu, dengan berat badan lahir bayi 2400 gram. Babygram menunjukkan udara gaster prominen dan pipa gastrik pada proyeksi midvertebra dengan ujung pipa setinggi korpus Vth 2. Intubasi dan penempatan ETT dilakukan dengan teknik tradisional yaitu ETT dimasukkan hingga endobronkhial kemudian ditarik perlahan sampai ETT berada di atas karina dan suara auskultasi kedua paru sama. Intubasi dilakukan tanpa pelumpuh otot Dan ventilasi tekanan positif. Diantara beberapa teknik intubasi pada padaTracheo
Oesophageal Fistula, pada pasien ini dilakukan teknik intubasi tradisional dengan minimal insuflasi dan menghindari ventilasi tekanan positif.
Diskusi : Terdapat beberapa teknik untuk melakukan intubasi dan penempatan ETT pada pasien dengan TEF dan EA: teknik tradisional, dengan Fogarty Ballon Catheter, Double Fogarty Catheters, Cuffed ETT, dan ventilasi satu paru. Preoperatif dan intra-operatif bronkhoskopi dilakukan untuk menentukan tempat dan anatomi fistula dan sebagai petunjuk penempatan ETT. Oleh karena tidak ada bronkoskopi fleksibel ukuran neonatus di rumah sakit kami, kami menggunakan teknik intubasi tradisional, menjaga napas tetap spontan, dan hindari ventilasi tekanan postif.
Kesimpulan : Manajemen jalan napas pasien EA dan TEF dapat dilakukan dengan teknik tradisional dengan minimal insuflasi ke lambung dan tanpa ventilasi tekanan positif.

Author Biographies

Widi Yuli Harianto, Fakultas Kedokteran UGM

Peserta PPDS I Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Djayanti Sari, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Bowo Adiyanto, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Published
2023-05-27
How to Cite
Harianto, W. Y., Sari, D., & Adiyanto, B. (2023). Manajemen Anestesi pada Neonatus Umur 3 Hari dengan Atresia Ani Tanpa Fistel dan Atresia Esofagus Tipe C Pro Gastrotomi Dekompresi, Jejunostomi Feeding dan Stoma. Jurnal Komplikasi Anestesi, 4(2), 25-33. https://doi.org/10.22146/jka.v4i2.7287