Prediksi Kematian Berdasarkan Saps II di ICU RS Dr. Sardjito

  • Siti Rakhmah Mustikawati RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
  • Calcarina Fitriani Retno Wisudarti RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
  • Bambang Suryono RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Keywords: ICU, SAPS II, skor SAPS, PMR, SMR

Abstract

Latar belakang : Penggunaan sistem skor penting memprediksi risiko mortalitas pada pasien sakit kritis dalam pengobatan modern. ICU RS Sardjito menggunakan APACHE II. Sistem skor APACHE II mengandung sejumlah kelemahan karena adanya bias seleksi, lead time bias dan sulitnya memilih diagnosis utama yang menyebabkan pasien masuk ICU. Simplified Acute Physiology Score (SAPS) didesain untuk mengatasi problem (menyederhanakan) Acute Physiology Score (APS) pada sistem APACHE. Performa SAPS disimpulkan sama baiknya dengan APS dari sistem APACHE tapi SAPS lebih berguna karena sifatnya yang lebih mudah diterapkan. SAPS juga dapat diaplikasikan pada suatu rentang patologi yang lebar. Pemilihan variabel fisiologik ini dilakukan dengan uji statistik, bukan dari konsensus klinisi sehingga meniadakan bias subyektif.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin meneliti berapakah prediksi kematian berdasarkan SAPS II pada pasien yang dirawat di ICU RS Sardjito.
Tujuan : Mengetahui nilai PMR (Predicted Mortality Rate) menurut SAPS II pada pasien yang dirawat di ICU RS Sardjito.
Metode : Studi kohort observasional retrospektif. Subyek : 115 pasien yang menjalani rawat inap di ICU RS Sardjito hingga Maret 2012. Pasien yang dirawat di ICU RS Sardjito dengan data lengkap.
Hasil : Mortalitas aktual dalam penelitian ini adalah 44 (38,3%). Sedangkan 71 (61,7%) pasien dengan keluaran hidup. Pasien yang hidup memiliki rerata dari skor SAPS sebesar 33,14 (14,363) dan pasien meninggal memiliki rerata lebih besar 51,27 (17,124). Dilihat dari nilai PMR dari sistem skor SAPS II pada pasien yang hidup memiliki rerata 28,34 (27,256) dan rerata pada pasien meninggal 33,52 (26,754). Ada perbedaan yang bermakna antara penggunaan terapi vasoaktif sebelum masuk ICU dengan keluaran ICU (p = 0,024) . Diskriminasi skor SAPS lebih baik daripada PMR (PMR : ROC = 0,574. Skor SAPS : ROC = 0,795). Uji kappa hasilnya buruk (PMR : κ = 0,013. Skor SAPS : κ = 0,447). Nilai SMR pada penelitan ini 1,45.
Kesimpulan : Nilai PMR dari sistem skor SAPS II pada pasien yang hidup memiliki rerata 28,34 (27,256) dan rerata pada meninggal 33,52 (26,754).

Author Biographies

Calcarina Fitriani Retno Wisudarti, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito

Bambang Suryono, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito

Published
2023-05-27
How to Cite
Mustikawati, S. R., Wisudarti, C. F. R., & Suryono, B. (2023). Prediksi Kematian Berdasarkan Saps II di ICU RS Dr. Sardjito. Jurnal Komplikasi Anestesi, 4(1), 27-34. https://doi.org/10.22146/jka.v4i1.7274