Penanganan Perioperatif Pasien dengan Atrial Septal Defect

  • Juni Kurniawaty RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
  • Ronggo Baskoro RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
Keywords: atrial septal defek, hipertensi pulmonal, congenital heart disease

Abstract

Atrial septal defect (ASD) adalah bentuk penyakit jantung kongenital yang paling sering didapatkan pada pasien dewasa muda setelah kelainan katup aorta bikuspid dan prolaps katup mitral. Komorbid yang paling sering didapatkan pada defek kongenital pada usia dewasa muda adalah hipertensi pulmonal, aritmia, infeksi respirasi dan penyakit kardiovaskular lainnya. Terapi optimal ASD masih kontroversial. Secara sederhana, operasi direkomendasikan pada pasien usia pertengahan dan usia tua dengan shunting kiri ke
kanan yang bermakna.
Dilaporkan pasien perempuan usia 39 tahun dengan atrial septal defect dengan hipertensi pulmonal berat yang dilakukan operasi ASD closure dan Tricuspid Valve Repair (TVr). Persiapan preoperasi mencakup anamnesa, pemeriksaan fi sik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang preoperasi mencakup pemeriksaan kateterisasi dengan hasil reaktif terhadap test oksigen. Perubahan patologi utama adalah
peningkatan resistensi vaskuler paru dan tekanan vaskuler paru, sekunder terhadap peningkatan aliran darah dari shunt kiri ke kanan. Masalah yang dihadapi pasien perioperasi pasien ini adalah hipertensi pulmonal, dengan tekanan arteri pulmonal 2/3 tekanan darah arteri. Pasien dirawat di ICU selama 3 hari dan kemudian dipindahkan ke bangsal.

Author Biographies

Juni Kurniawaty, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Fellow Anestesi Kardiovaskular RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Ronggo Baskoro, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Konsultan Fellow Anestesi Kardiovaskular RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Published
2023-05-27
How to Cite
Kurniawaty, J., & Baskoro, R. (2023). Penanganan Perioperatif Pasien dengan Atrial Septal Defect. Jurnal Komplikasi Anestesi, 3(2), 31-40. https://doi.org/10.22146/jka.v3i2.7240