Trombositopenia Sebagai Prediktor Kematian pada Pasien Sepsis di ICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

  • Heru Susilo RSUD Dr. Sayidiman
  • Calcarina FRW RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
  • Untung Widodo RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
Keywords: Sepsis, Trombositopenia, prediktor kematian

Abstract

Latar belakang. Trombositopenia pada sepsis dapat terjadi akibat adanya aktivasi trombosit, secara langsung oleh endotoksin atau sitokin proinfl amasi. Keadaan ini selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi platelet dan polipeptida faktor koagulasi, serta meluasnya thrombosis dan deposit fibrin pada mikrovaskular. Trombosis mikrovaskular dan iskemik akan memberikan kontribusi terjadinya cidera jaringan dan sindrom disfungsi organ multipel. Beratnya trombositopenia berhubungan dengan buruknya
luaran pasien sepsis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah trombositopenia mempunyai nilai prediktif untuk kematian pada pasien sepsis di ICU RSUP dr. Sardjito.
Metode. Studi kohort retrospektif. Penelitian dilakukan di Instalasi Catatan Medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama 1 bulan (November 2013). Setelah keluarnya ethical approval dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Subyek: 92 pasien sepsis yang menjalani rawat inap di ICU
RSUP dr. Sardjito antara bulan Juli 2012 hingga Oktober 2013. Sebanyak 52 pasien dengan trombositopenia dan 40 pasien tanpa trombositopenia. Dicatat skor jumlah trombosit, skor APACHE II dan luaran ICU.
Hasil. Luaran meninggal pada kelompok pasien dengan trombositopenia sebanyak 46 pasien (88,5%) dan yang hidup sebanyak 6 pasien (11,5%), sedangkan pasien meninggal pada kelompok tanpa trombositopenia adalah sebanyak 28 pasien (70 %) dan pasien hidup adalah 12 pasien (30%). Hasil ini secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05; p = 0,027) dengan nilai RR (Risiko Relatif) sebesar 1,3. Terdapat perbedaan bermakna antara skor APACHE II saat masuk ICU, 26,38 ± 7,138 pada kelompok
dengan trombositopenia dan 22,02 ± 7,734 pada kelompok pasien tanpa trombositpenia (p=0,006), demikian pula antara skor APACHE II pada kelompok pasien dengan trombositopenia yang meninggal
(27,28 ± 6,699) dan yang hidup (19,50 ± 7,176) (p= 0,011). Jumlah trombosit rerata pada kelompok pasien dengan trombositopenia yang meninggal 66,02 ± 40,582 sel/μl sedangkan yang hidup 90,17 ± 42,310 sel/μl (p=0,018).
Kesimpulan . Trombositopenia merupakan faktor prediktor kematian pasien sepsis di ICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dimana pasien dengan trombositopenia mempunyai kemungkinan 1,3 kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan pasien tanpa trombositopenia.

Author Biographies

Heru Susilo, RSUD Dr. Sayidiman

RSUD Dr. Sayidiman, Magetan, Jawa Timur

Calcarina FRW, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Untung Widodo, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Published
2023-05-27
How to Cite
Susilo, H., FRW, C., & Widodo, U. (2023). Trombositopenia Sebagai Prediktor Kematian pada Pasien Sepsis di ICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta . Jurnal Komplikasi Anestesi, 2(2), 1-9. https://doi.org/10.22146/jka.v2i2.7202