Penamaan Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat
Abstract
Kabupaten Kuningan terletak di ujung timur provinsi Jawa Barat, tepatnya berada di kaki gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Secara geografis letak Kabupaten Kuningan sangat strategis karena berada di perbatasan antara dua provinsi yaitu provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Keindahan panorama alam, keunikan seni dan budayanya sebagai daya tarik bagi para wisatawan. Didukung dengan akses yang mudah serta infrastruktur yang memadai, Kabupaten Kuningan menjadi daerah tujuan wisata yang menarik. Dengan potensi wisata yang berlimpah keindahan alam pegunungan dan keunikan seni budaya sebagai potensi wisata, pemerintah Kabupaten Kuningan terus berupaya melakukan promosi melalui berbagai media. Pada sector wisata Kuningan merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak potensi alam. Di wilayah ini terdapat banyak objek wisata dengan pusatnya Gunung Ciremai sebagai salah satu Taman Nasional, pemandian air panas, wisata budaya, wisata sejarah, wisata religi dan lain-lain. Penamaan objek wisata merupakan salah satu hal terpenting yang tidak bisa dilewatkan begitu saja, nama yang menarik bahkan unik merupakan salah satu faktor yang akan membuat wisatawan penasaran dan tertarik untuk berkunjung. Objek penelitian yang digunakan adalah nama-nama objek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Kuningan dengan analisis yang digunakan adalah etnosemantik untuk mengungkap asal usul dan latar belakang penamaan objek wisata di Kabupaten Kuningan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk satuan kebahasaan dalam penamaan, proses penamaan dan dinamika nama-nama objek wisata di wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif melalui observasi dan wawancara yang mendalam kepada beberapa informan dan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk nama-nama objek wisata di Kabupaten Kuningan mempunyai bentuk kebahasaan tersendiri, yang meliputi Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, dan beberapa menggunakan bahasa Inggris. Nama-nama objek wisata juga dipengaruhi oleh tiga aspek dalam penamaan, yaitu: aspek perwujudan, aspek kemasyarakatan, dan aspek kebudayaan. Makna yang terkandung dalam nama-nama objek wisata di wilayah Kabupaten Kuningan lebih banyak dikarenakan unsur kebudayaan. Terdapat dinamika nama-nama objek wisata di Kabupaten Kuningan dengan tujuan untuk menarik wisatawan.
References
Kosasih, Dede. 2010. Kosmologi Sistem Nama Diri (antroponim) Masyarakat Sunda: dalam Konstelasi Perubahan Struktur Sosial Budaya”. Seminar Hari Ibu. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Djajasudarma, Fatimah. T. 1993. Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: PT. Eresco.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mardhoniawati, Alifa. 2016. “Toponimi Desa-Desa di Lampung: Sebuah Kajian Linguistik Antropologi”. (Tesis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada). Yogyakarta.
Ogden, C. K. & Richards, I. A. 1923. The Meaning of Meaning. 8th Ed. New York, Harcourt, Brace & World, Inc.
Sudaryanto. 1986. Metode Linguistik Bagian Pertama Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: UGM Press.
Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: UGM Press.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: USD Press
Sudaryat, Yayat, dkk. 2009. Toponimi Jawa Barat (Berdasarkan cerita Rakyat). Bandung: Dinas Pariwiata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Permadi, Tedi. 2012. “Toponimi Jalan Raya di Bandung”. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.
Wijana, I Dewa Putu. 2015. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Wijana, I Dewa Putu. 2016. Metode Linguistik: Identifikasi Satuan-Satuan Lingual. Yogyakarta: A.Com Advertising Yogyakarta.
Copyright (c) 2020 Deskripsi Bahasa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Deskripsi Bahasa publishes its articles under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0. International License. This means anyone can copy, transform, or redistribute articles for any lawful purpose in any medium, provided they give appropriate credit to the original author(s) and Deskripsi Bahasa, link to the license, indicate if changes were made, and redistribute any derivative work under the same license. Once articles are accepted and published on this journal website, the author(s) agree to transmit the copyright to Deskripsi Bahasa.
Authors are permitted to distribute online (institutional repository or webpage) by linking complete references to Deskripsi Bahasa and including the same license to realise a more comprehensive exchange of thoughts and quotations from published articles. (Public Access Impact)