Wisata Medis dalam Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit
Boedi Setiawan(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan telah menjadi bagian penting dalam kesehatan masyarakat. Menghadapi globalisasi rumah sakit harus melakukan kegiatan pemasaran yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: IT dan komunikasi membawa kita dalam era pasar bebas dimana letak dan jarak tempuh tidak lagi menjadi masalah; semakin mudahnya akses informasi masyarakat untuk menentukan Rumah Sakit mana pasien akan berobat, hal tersebut menyebabkan persaingan antara Rumah Sakit menjadi semakin ketat. Untuk memahami tentang Tantangan layanan kesehatan domestik adalah untuk meningkatkan kualitas layanan secara holistik di semua aspek kesehatan, termasuk faktor yang dinilai pasien seperti penghargaan, kenyamanan, ketertiban, tanggung jawab, dan profesionalisme agar dapat menyamai layanan kesehatan di luar negeri. Medical Tourism sebagai bagian dari Strategi Pemasaran Rumah Sakit di Area Pariwisata. Artikel yang termasuk dan dinilai untuk kelayakan dalam ulasan ini adalah artikel yang menjelaskan tentang Medical Tourism dan strategi pemasaran rumah sakit di Indonesia. Rumah sakit sebagai bisnis swasta menggunakan berbagai strategi untuk menarik lebih banyak pasien atau pelanggan, seperti menciptakan ruang terapi dalam hibrida hotel (rumah sakit yang dirancang untuk kenyamanan pasien internasional). Rumah sakit juga menyusun strategi pemasaran untuk mengarahkan pasien dan pelanggan serta mengidentifikasi tiga strategi tersebut ialah dengan menghubungkan ke pasien potensial melalui kunjungan ke negara asal, mempekerjakan perantara perjalanan medis dan menyusun paket 'medical check-up' untuk orang sehat. Medical Tourism didefinisikan sebagai upaya pihak fasilitas atau tujuan wisata untuk menarik wisatawan dengan secara mempromosikan layanan dan fasilitas layanan kesehatannya, di samping fasilitas wisata regulernya, sehingga menekankan pada penyedia layanan.
Kata kunci : Medical Tourism, Strategi Pemasaran, Rumah Sakit.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
DAFTAR PUSTAKA [1] Sriratanaban, J. (2015) ‘ASEAN integration and health services’, Global Health Action, 8(1), p. 27199. doi: 10.3402/gha.v8.27199. [2] Wattimena and Inge (2014) ‘Menelusuri Arus PemeriksaanKesehatan Dan Pengobatan Ke Luar Negeri’, Jurnal Ners Lentera, 2(1), pp. 1–11. Available at: http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/688. [3] Devitra, A. (2018) Ditjen Yankes. Available at: http://yankes.depkes.go.id/read-pemasaran-rumahsakit-di-era-modern--5781.html (Accessed: 5 January 2019). [4] Steffen, R., & DuPont, H. L. (1999). Manual of travel medicine and health. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc. [5] Musa, G. et al.(2012) ‘How Satisfied are Inbound Medical Tourists in Malaysia? A Study on Private Hospitals in Kuala Lumpur’, Journal of Travel and Tourism Marketing, 29(7), pp. 629–646. doi: 10.1080/10548408.2012.720150. [6] Zarei, A. and Maleki, F. (2018) ‘Asian medical marketing, a review of factors affecting Asian medical tourism development’, Journal of Quality Assurance in Hospitality and Tourism. Routledge, 20(1), pp. 1–15. doi: 10.1080/1528008X.2018.1438959. [7] Heung, V. C. S., Kucukusta, D. and Song, H. (2010) ‘A conceptual model of medical tourism: Implications for future research’, Journal of Travel and Tourism Marketing, 27(3), pp. 236– 251. doi: 10.1080/10548401003744677. [8] Cannon Hunter, W. (2007) ‘Medical Tourism: A New Global Niche’, International Journal of Tourism Sciences, 7(1), pp. 129–140. doi: 10.1080/15980634.2007.11434599. [9] Kelaher, D., Dollery, B. and Grant, B. (2011) ‘Trade liberalization in Indonesian health services: Prospects and policies’, International Journal of Public Administration, 34(8), pp. 528–538. doi: 10.1080/01900692.2011.583764. [10] Ormond, M. and Sulianti, D. (2017) ‘More than medical tourism: lessons from Indonesia and Malaysia on South–South intra-regional medical travel’, Current Issues in Tourism. Taylor & Francis, 20(1), pp. 94–110. doi: 10.1080/13683500.2014.937324. [11] Habibi, A. and Ariffin, A. A. M. (2018) ‘Value as a medical tourism driver interacted by experience quality’, Anatolia. Routledge, 0(0), pp. 1–12. doi: 10.1080/13032917.2018.1496122. [12] Gyu Ko, T. (2011) ‘Medical Tourism System Model’, International Journal of Tourism Sciences, 11(1), pp. 17–51. doi: 10.1080/15980634.2011.11434634.
DOI: https://doi.org/10.22146/jpmmpi.v1i1.59543
Article Metrics
Abstract views : 7902 | views : 22789Refbacks
- There are currently no refbacks.
_______________________________________________________________________
Jurnal ini diterbitkan oleh:
Bidang Jurnal Paradigma Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP UGM) Universitas Gadjah Mada
69PF+FWC, Pogung Kidul, Pogung Kidul, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Dengan dukungan dari:
Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada
Gedung Pusat UGM, Lantai 1 Sayap Utara, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia