Paramita Noviasari
* Corresponding Author Program Studi Spesialis Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Dyah Karunia Departemen Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Soehardono Dirdjowihardjo Departemen Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
(1) Program Studi Spesialis Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2) Departemen Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (3) Departemen Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (*) Corresponding Author
Abstract
Ekspansi lengkung gigi dan pencabutan gigi dalam perawatan ortodonti merupakan prosedur untuk mendapatkan ruang. Ruang yang tersedia akan digunakan untuk koreksi crowding, mengurangi overjet dan overbite. Plat ekspansi merupakan salah satu alat ortodonti lepasan yang sering digunakan sedangkan pencabutan gigi insisivus merupakan pencabutan yang jarang dilakukan. Kombinasi ekspansi dan pencabutan gigi insisivus bawah dapat dilakukan pada beberapa kasus agar oklusi dan interdigitasi yang baik dapat tercapai. Pencabutan gigi insisivus yang malposisi parah pada perawatan ortodonti lepasan merupakan salah satu cara untuk mencegah relaps post perawatan ortodonti, hal ini juga dapat membatasi pergerakan gigi yang tidak diperlukan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengevaluasi pemilihan pemecahan masalah kebutuhan ruang dengan ekspansi dan pencabutan gigi insisivus bawah. Artikel ini menyoroti pentingnya mengetahui indikasi, keuntungan dan kerugian perawatan dengan pencabutan gigi insisivus. Seorang pasien perempuan berusia 17 tahun mengeluhkan gigi depan atas bawah tidak rapi sehingga sisa makanan sulit dibersihkan. Pasien memiliki maloklusi Angle Klas I dengan hubungan skeletal klas I, bidental protrusif, linguoversi gigi 42, disertai beberapa malposisi gigi individual. Berdasarkan pertimbangan perhitungan Pont, Howe’s, profil wajah yang baik, dan hasil analisis Bolton maka dipilih perawatan ekspansi rahang atas dan rahang bawah kombinasi pencabutan gigi insisivus lateral kanan bawah untuk memenuhi kebutuhan ruang. Pasien dirawat dengan alat ortodonti lepasan, dan kontrol dilakukan setiap 1 minggu sekali. Setelah perawatan 24 bulan didapatkan overjet normal, overbite normal, interdigitasi baik, dan profil muka cembung normal. Kesimpulan studi kasus ini adalah kombinasi ekspansi dan pencabutan gigi insisivus bawah pada perawatan ortodonti memberikan hasil yang memuaskan.
Keywords
alat ortodonti lepasan; ekspansi lengkung gigi; pencabutan gigi insisivus bawah