Kajian Potensi Air Rawa Dan Kearifan Lokal Sebagai Dasar Pengelolaan Air Rawa Yomoth Sebagai Sumber Air Bersih Di Distrik Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua
Sri Sapti Hamdaningsih(1*), Chafid Fandeli(2), Muhammad Baiquni(3)
(1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
(2) Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK Ruang terbuka hijau di sekitar kawasan perkotaan yang semakin berkurang akan menyebabkan meningkatkan konsentrasi karbondioksida dan menurunnya konsentrasi oksigen di udara. Agar kondisi tersebut tidak terjadi atau setidaknya dapat terimbangi maka diperlukan luasan ruang terbuka hijau yang cukup agar jumlah vegetasi penyerap karbon sebanding dengan jumlah zat- zat pencemar udara sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis kebutuhan hutan kota di Kota Mataram untuk menjaga kualitas lingkungan sekarang dan lima tahun mendatang, (2) menganalisis besarnya kemampuan berbagai jenis vegetasi hutan kota dalam mengurangi akumulasi karbon di udara dan (3) menyajikan sebaran hutan kota yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan konsep tata ruang. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Kota/Ruang Terbuka Hijau Kota Mataram yang berupa taman kota dan median jalan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, sampel diambil secara purposif (purposive sampling) dimana data diambil pada titik -titik tertentu yang dianggap menarik. Pengamatan dilakukan pada petak ukur berukuran 10 x 10 m. Semua jenis pohon yang masuk dalam petak ukur dicatat jenis, diameter, tinggi dan dipangkas salah satu rantingnya untuk kemudian dianalisis berat keringnya dalam rangka menghitung biomassa agar diketahui tingkat penyerapan karbonnya. Hasil penelitian ini adalah (1) berdasarkan pertimbangan kebutuhan oksigen pada manusia, ternak dan kendaraan bermotor, maka kebutuhan luasan Hutan Kota/Ruang Terbuka Hijau di kota Mataram pada tahun 2008 sebesar 3.996,76 Ha, sedangkan untuk lima tahun mendatang yaitu pada tahun 2013 meningkat menjadi 4.981,18 Ha, (2) luasan Ruang Terbuka Hijau di Kota Mataram saat ini ± 61.839,93 m2atau sekitar6,18 Ha sangatlah kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan luasan Hutan Kota/Ruang Terbuka Hijau yang didasarkan pada kebutuhan oksigen tersebut dan (3) banyaknya karbon dioksida (CO2) yang diserap dalam persatuan luas ton/Ha pada penelitian ini terbesar terdapat pada plot V yaitu sebesar 14,895 ton/Ha dan terendah pada plot VI sebesar 3,771 ton/Ha. Mengingat kurangnya luasan Hutan Kota/Ruang Terbuka Hijau yang tersedia, maka diperlukan penambahan luasan dengan pendistribusian lokasi yang disesuaikan dengan pola tata ruang yang ada.
ABSTRACT A decreasing open green space in urban areas will stimulate Carbon dioxide’s concentration and on the other hand it will reduce the concentration of Oxygen in the atmosphere. To prevent this condition or to maintain stability of air quality, the total of open green space in urban areas should meet minimum requirement, thus vegetation will be able to absorb Oxygen in equal amount of pollutants in the air to maintain the environmental quality. Research objectives are (1) to analyze the optimal requirement of urban forest in Mataram city in order to maintain the current and the next five years of environmental quality (2). to analyze the capacity of varied urban forest’s vegetations in reducing the accumulation of CO2 in the air. (3) to present the proportion of urban forest in line with the spatial planning concept. Research was conducted around open green space in Mataram city which include city park and road median. Research method used is descriptive qualitative. Sample is determined purposively in which data collected from interested and selected points. Observation was conducted on plot 10 x 10 m. All vegetation within plot areas was identified in terms of species, diameter, height and then cut of the branch to analyze the dry matter (biomass) and to identify the degree of the carbon sequestration. The research presents (1).based on minimum need of human, cattle and vehicles on the availability of Oxygen in the air, the requirement of open green space in Mataram for 2008 is about 3.996, 76 ha, while for the next five years (2013) increase about 4.981,16 ha. (2) the total of open green space in Mataram is 61.839,93 ha or about 6,18 ha in which this figure is under minimum requirement compared to the need of open green space based on the need of oxygen (3) plot V shows the highest absortion of Carbon dioxide per ton/ ha (14,895 ton.ha) while plot VI presents the lowest (3,772 ton.ha). Considering the total of open green space is still under minimum requirement, it is recommended to increase the areas of urban green forest which incorporated city spatial planning.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.13336
Article Metrics
Abstract views : 1867 | views : 17393Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI