KAJIAN EKSISTENSI WANITA TANI DI DAERAH PERKOTAAN STUDI KASUS PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN PERAN WANITA TANI DI KOTA YOGYAKARTA
Luthfl Muta'ali(1*)
(1) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi dan peran wanita tani di daerah perkotaan. Penelitian ini bersifat deskriptifeksploratif, dengan menggunakan metode survai. Responden yang menjadi obyek kajian adalah wanita yang memiliki pekerjaan sebagai petani (wanita tani), balk sebagai pekerjaan pokok maupun sampingan. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta dengan mengambil 2 sampel desa pertanian berdasarkan intensitas konversi, yaitu Desa Pandeyan dan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian cenderung semakin meningkat. Secara keruangan, semakin mendekati pusat kora semakin tinggi intensitas konversi lahan pertanian. Menurunnya luas lahan pertanian diikuti oleh menurunnya produksi sektor pertanian dan konlribusinya terhadap ekonomi wilayah. Penguasaan lahan semakin menyempit, lebih dari 87% rumah tangga petani tergolong petani gurem, dengan luas penguasaan lahan kurang dari 0,5 ha. Akibatnya kondisi kesejahteraan petani umumnya dan wanita tani khususnya di perkotaan semakin menurun. Marginalisasi wanita tani terutama dirasakan oleh golongan rumahtangga wanita tani non pemilik yaitu wanita buruh tani. Golongan wanita tani pemilik maupun sebagian petani penyewa, memperoleh keuntungan dari penjualan dan alih fungsi lahan. Transformasi rnata pencaharian terjadi dalam jumlah relatifkecil. Sebagian besar masih menganggap petani sebagai pekerjaan pokok Perkembangan sektor non pertanian di perkotaan kurang dapat diakses oleh wanita Ian! kola. Seiring dengan perkembangan waktu, eksistensi wanita tani semakin menurun, baik dalam jumlah maupun perannya.
Hasil studi merekomendasikan perlunya disusun arahan kebyaksanaan yang bertujuan untuk melindungi existensi petani dan wanita tani khususnya non pemilik dan menjamin keberlangsungan pekerjaan dan penghasilan mereka. Kebijaksanan tersebut antara lain : (I) pemberdayaan petani dan wanita tani, khususnya peningkatan ketrampilan non pertanian (2) pemanfaatan lahan dan kegiatan pertanian yang masih ada secara optimal (menggarap lahan tidur), dan (3) pengendalian luas dan arah konversi lahan pertanian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian cenderung semakin meningkat. Secara keruangan, semakin mendekati pusat kora semakin tinggi intensitas konversi lahan pertanian. Menurunnya luas lahan pertanian diikuti oleh menurunnya produksi sektor pertanian dan konlribusinya terhadap ekonomi wilayah. Penguasaan lahan semakin menyempit, lebih dari 87% rumah tangga petani tergolong petani gurem, dengan luas penguasaan lahan kurang dari 0,5 ha. Akibatnya kondisi kesejahteraan petani umumnya dan wanita tani khususnya di perkotaan semakin menurun. Marginalisasi wanita tani terutama dirasakan oleh golongan rumahtangga wanita tani non pemilik yaitu wanita buruh tani. Golongan wanita tani pemilik maupun sebagian petani penyewa, memperoleh keuntungan dari penjualan dan alih fungsi lahan. Transformasi rnata pencaharian terjadi dalam jumlah relatifkecil. Sebagian besar masih menganggap petani sebagai pekerjaan pokok Perkembangan sektor non pertanian di perkotaan kurang dapat diakses oleh wanita Ian! kola. Seiring dengan perkembangan waktu, eksistensi wanita tani semakin menurun, baik dalam jumlah maupun perannya.
Hasil studi merekomendasikan perlunya disusun arahan kebyaksanaan yang bertujuan untuk melindungi existensi petani dan wanita tani khususnya non pemilik dan menjamin keberlangsungan pekerjaan dan penghasilan mereka. Kebijaksanan tersebut antara lain : (I) pemberdayaan petani dan wanita tani, khususnya peningkatan ketrampilan non pertanian (2) pemanfaatan lahan dan kegiatan pertanian yang masih ada secara optimal (menggarap lahan tidur), dan (3) pengendalian luas dan arah konversi lahan pertanian.
Keywords
alih fungsi lahan pertanian; eksistensi wanita tani perkotaan; peran wanita tani
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.13263
Article Metrics
Abstract views : 1957 | views : 1646Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI