Pengantar Redaksi

https://doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.95277

Abdul Wahid(1*)

(1) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Isu perubahan iklim (climate Change) dewasa ini sudah menjadi wacana global, yang resonansinya bergaung melampaui batas geografis, negara-bangsa, ideologi, keyakinan, dan batasan-batasan primordial lainnya. Semua lembaga internasional menyerukan pentingnya upaya bersama dari penduduk dunia untuk menekan dan mengatasi beragam dampak dari perubahan iklim yang dimaksud. Salah satunya adalah peningkatan suhu permukaan dunia yang ditengarai semakin panas dari waktu ke waktu, yang merupakan akibat langsung dari meningkatnya jumlah emisi polusi udara yang dihasilkan industri dan penggunaan bahan bakar fosil. Sebagian orang menyebut fenomena tersebut sebagai ‘pemanasan global’ (global warming) yang belakangan secara sarkastik direvisi menjadi ‘pendidihan global’ (global boiling). Hal itu didasarkan pada fakta bahwa sepanjang tahun 2023 lalu misalnya, suhu rata-rata permukaan bumi meningkat hingga melampaui rekor menjadi lebih dari 40 derajat celcius. Peningkatan tersebut melampaui ambang batas yang disepakati para ilmuwan dan pemimpin negara di dunia, yaitu 1,5 Celcius.

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.95277

Article Metrics

Abstract views : 624 | views : 601

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Lembaran Sejarah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


ISSN 2620-5882(online) | © 2024 Lembaran Sejarah

View My Stats