Pengembangan Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Remaja dengan Metode Game Kognitif Proaktif
Taukhit Taukhit(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Tulisan ini berupaya untuk mengelaborasi metode edukasi game kognitif-proaktif merupakan salah satu cara pendekatan edukasi kesehatan reproduksi dan seksualitas pada pemuda. Edukasi ini dilakukan dengan permainan partisipasi diskusi satu kasus tentang permasalahan reproduksi atau penyimpangan dengan prinsip koginif-proaktif. Prinsip kognitif-proaktif adalah dilakuakan dengan mengajak pemuda berpartisipasi menyebutkan hal postif dan negatif terhadap suatu masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas pada pemuda secara proaktif, sampai bisa menyimpulkan sendiri masalah tersebut itu baik atau tidak jika dilakukan oleh pemuda. Metode ini sendiri merupakan sebuah respon dari persoalan kesehatan reproduksi di kalangan remaja yang membutuhkan pendekatan berbasis pendidikan yang utuh. Data dari Kemenkes tahun 2010 menunjukkan bahwa hampir separuh (47,8%), tiga kasus AIDS berdasarkan usia juga diduduki oleh kelompok usia muda (20-29 tahun). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seks berisiko terjadi pada usia remaja. Data dari Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
menyebutkan bahwa 15% remaja Indonesia yang berusia 10-24 tahun telah melakukan hubungan sexual diluar nikah. Delapan puluh lima persen diantaranya melakukannya di rumah dengan pacarnya. United Nation Population Fund (UNPFA) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mensinyalir jumlah kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta pertahunnya dengan 20% diantaranya dilakukan oleh para remaja. Oleh karena itu, metode Pendidikan kesehatan reproduksi dan dan seksualitas pada pemuda harus disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang remaja. Pada usia remaja dalam pembelajaran cenderung ingin tahu terhadap suatu hal. Metode pembelajaran yang lebih sesuai adalah dengan metode diskusi untuk menerima suatu kesimpulan dan tidak kaku secara penyampaian materi. Metode pembelajaran tersebut bertujuan supaya pesan edukasi dapat diterima dan sesuai dengan tugas perkembangannya
Kata kunci: pendidikan, pemuda, kognitif proaktif
menyebutkan bahwa 15% remaja Indonesia yang berusia 10-24 tahun telah melakukan hubungan sexual diluar nikah. Delapan puluh lima persen diantaranya melakukannya di rumah dengan pacarnya. United Nation Population Fund (UNPFA) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mensinyalir jumlah kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta pertahunnya dengan 20% diantaranya dilakukan oleh para remaja. Oleh karena itu, metode Pendidikan kesehatan reproduksi dan dan seksualitas pada pemuda harus disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang remaja. Pada usia remaja dalam pembelajaran cenderung ingin tahu terhadap suatu hal. Metode pembelajaran yang lebih sesuai adalah dengan metode diskusi untuk menerima suatu kesimpulan dan tidak kaku secara penyampaian materi. Metode pembelajaran tersebut bertujuan supaya pesan edukasi dapat diterima dan sesuai dengan tugas perkembangannya
Kata kunci: pendidikan, pemuda, kognitif proaktif
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32028
Article Metrics
Abstract views : 5773 | views : 34851Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Studi Pemuda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Studi Pemuda (Online ISSN 2527-3639; Print ISSN 2252-9020) is published by the Youth Studies Centre in collaboration with Faculty of Social and Political Science, Universitas Gadjah Mada. |