Discourse of Khakot Lampung Dance as A Political Technology of The Body to Make Individuals Obedient
Sulhan Jamil(1*), Kasiyan Kasiyan(2)
(1) Faculty of Language, Arts and Culture, Yogyakarta State University
(2) Faculty of Language, Arts and Culture, Yogyakarta State University
(*) Corresponding Author
Abstract
This article examines the role of traditional Khakot dance in Lampung as a discourse of political technology that influences the body to make individuals obedient to the values and social cultural norms of Lampung. This research focused on three issues. First, the form of representation of the body that complies with the social values and norms of Lampung culture in Khakot dance. Second, the process of forming a body that abides by the social values and norms of Lampung culture in Khakot dance. Third, identifying factors that influence individual compliance with sociocultural values and norms in the context of Khakot dance. This study used a critical discourse analysis paradigm and utilized primary and secondary data. Analysis of all obtained data was carried out textually and contextually using Michel Foucault's body discipline theory which is presented in a qualitative descriptive form. The results showed that the representation of the body that obeys the social values and norms of Lampung culture is reflected in aspects of Khakot dance performances, including the selection of costume forms and choreographic forms such as movement and floor pattern composition. The process of forming the body to be obedient to the social values and norms of Lampung culture in the context of Khakot dance involves formal and non-formal education, as well as through sociocultural activities in Lampung society. Factors that influence individual compliance are social control, normalization, and panopticon.
References
Alfaqi, M. Z. (2015). “Memahami Indonesia Melalui Prespektif Nasionalisme, Politik Identitas, Serta Solidaritas.” Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 111–16.
Arbi, B. (2022). “Relasi Kuasa Michel Foucault Dalam Perspektif Musik Dan Pertunjukan: Subversi Kebudayaan Komunitas Lima Gunung Magelang.” Musikolastika: Jurnal Pertunjukan Dan Pendidikan Musik, 4 (1):50–61. doi: 10.24036/musikolastika.v4i1.87.
Daryanti, & Saputra, B. (2022). “Tari Khakot: Seni Pertunjukan Tradisi Masyarakat Lampung Sebagai Wadah Pembentukan Nilai Karakter.” AKSARA: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 23 (1):57–67. doi: 10.23960/aksara/v23i1.pp57-67.
Effendy, R., Wulandari,P. A., Setiyaningsih, L. A., & Mariani, A. (2021). “Mengglobalkan Makanan Tradisional Lewat Media Sosial Youtube Sebagai Budaya Tandingan (Studi Food Vlogger Nex Carlos Sebagai Media Promosi Kuliner Lokal).” Jurnal Nomosleca, 7 (2):148–59. doi: 10.26905/nomosleca.v7i2.6581.
Efrida, E. (2016). “Estetika Minangkabau Dalam Gerak Tari Bujang Sambilan.” Ekspresi Seni, 18 (1):20–40. doi: 10.26887/ekse.v18i1.84.
Fernanda, F. E., & Samsuri, S (2020). “Mempertahankan Piil Pesenggiri Sebagai Identitas Budaya Suku Lampung.” Jurnal Antropologi: Isu-isu sosial Budaya, 22 (2), 168–77.
Habibah, S. (2014). “Sopan Santun Berpakaian Dalam Islam.” Jurnal Pesona Dasar, 2 (3):65–78.
Hadi, Y. S. (2007). Kajian Tari Teks Dan Konteks. Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hardiansyah, H. (2012). “Seni Disiplin Tubuh Dalam Perspektif Michel Foucault.” Jurnal Substantia, 14 (1):63–72.
Hardiyanta, P. S. (1997). Michel Foucault Disiplin Tubuh Bengkel Individu Modern. Pertama. Yogyakarta: LKiS.
Haryatmoko, H. (2016). Membongkar Rezim Kepastian: Pemikiran Kritis Post-Strukturalis. Pertama. edited by Widiantoro. Yogyakarta: PT KANISIUS.
Ikeh, T. S. D., Priyatna, A., & Adji, M. (2020). “Konstruksi Maskulinitas Dalam Penari Balian Bawo Dayak Deah.” Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 10 (1):33. doi: 10.17510/paradigma.v10i1.390.
Irianto, S., & Margaretha, R. (2011). “Piil Pesenggiri: Modal Budaya Dan Strategi Identitas Ulun Lampung.” Makara Human Behavior Studies In Asia, 15 (2):140–50.
Julia, M., & Masyruroh, A. J. (2022). “Literature Review Determinasi Struktur Organisasi: Teknologi, Lingkungan Dan Strategi Organisasi.” Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 3 (4):383–95. doi: 10.31933/jemsi.v3i4.895.
Kasiyan, K. (2003). “Revitalisasi Dialektika Pluralitas Budaya Global Dalam Perspektif Poskolonial.” Humaniora, 15 (1):74-82.
Kasiyan, K. (2012). “Hegemoni Estetika Postcolonial Dalam Representasi Iklan Di Media Massa Cetak Indonesia Kontemporer.” Humaniora, 24 (3):292–302.
Kurniawati, F. (2013). “Pembelajaran Tari Lenggang Alit Untuk Mengurangi Hambatan Motorik Kasar Anak Autis Di SDN.” Jurnal Pendidikan Khusus.
Lubis, A. Y. (2014). Teori Dan Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial-Budaya Kontemporer. Cetakan Ke. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Martiara, R. (2012). Nilai Dan Norma Budaya Lampung: Dalam Sudut Pandang Strukturalisme. Pertama. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta Departemen Pendidikan Nasional.
Martiara, R. (2014). Cangget: Identitas Kultural Lampung Sebagai Bagian Dari Keragaman Budaya Indonesia. Pertama. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta Departemen Pendidikan.
Miya, N. A. (2023). “Seni Beladiri Piccak Khakot Di Tengah Globalisasi Pada Masyarakat Lampung Pesisir Kabupaten Tanggamus.” Universitas Lampung.
Murgiyanto, S. (2015). Pertunjukan Budaya Dan Akal Sehat. Pertama. edited by D. Pramayoza. Yogyakarta: Fakultas Seni Pertunjukan - IKJ (Institut Kesenian Jakarta).
Mustofa, M. (2017). "Analisis Disiplin Dan Kuasa Tubuh Michel Foucault Dalam Kehidupan Santri Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.” Jurnal yagzhan: Analisis filsafat, agama dan Kemanusiaan, 3 (1).
Nawawi, A. (2020). Hukum Perceraian Adat: Filosofi Hukum Perceraian Adat Lampung Pepadun Dan Relevansinya Terhadap Hukum Keluarga Islam. Yogyakarta: BILDUNG.
Nughrahstuti, E., Puspitaningtyas, E., Puspitasari, M., & Salimi, M. (2016). “Nilai – Nilai Karakter Pada Permainan Tradisional.” Jurnal PKn Progresif, 7 (4):265–73.
Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Vol. 182.
Nugroho, M. P., Cahyana, A., & Falah, A. M. (2021). “Penelitian Antropologi Kajian Etnografi Visual Pada Kain Tapis Lampung.” Jurnal Atrat, 9 (5):18–26.
Rosita, Rahmawati, W., Asbari, M., & Cahyono, Y. (2023). “Nilai Moral Dan Etika: Perspektif Emile Durkheim.” Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan, 01 (02):13–16.
Setyobudi, I., & Alkaf, M. (2011). “Antropologi Feminisme Dan Polemik Seputar Tubuh Penari Perempuan Jaipongan Menurut Perspektif Foucault.” Humaniora, 23 (1).
Sinaga, R. M. (2014). “Revitalisasi Tradisi : Strategi Mengubah Stigma Kajian Piil Pesenggiri Dalam Budaya Lampung. Masyarakat Indonesia (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia) 40 (1). 109-126."
Sumaryono. (2003). Restorasi Seni Tari Dan Transformasi Budaya. pertama. Yogyakarta: ELKAPHI: Lembaga Kajian Pendidikan dan Humaniora Indonesia.
Wendhaningsih, S., Habsary, D., Kurniawan, A., & Bulan, I. (2022). “Pelatihan Gerak Tari Lampung Karakter Putra Pada Guru Seni Tari Se-Bandar Lampung.” Nuwo Abdimas 1 (2):111–117.DOI: https://doi.org/10.22146/jh.91918
Article Metrics
Abstract views : 1Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Humaniora
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.