Peran Dan Fungsi Tokoh Semar-Bagong Dalam Pergelaran Lakon Wayang Kulit Gaya Jawa Timuran
Wisma Nugraha Christianto(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Wayang Kulit gaya Jawa Timuran adalah sebuah seni pergelaran lakon yang mempergelarkan lakon-lakon atau cerita dari wiracarita Ramayana dan Mahabharata, sama halnya dengan seni pergelaran wayang kulit di daerah lain (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan daerah lainnya). Secara geografis, tradisi pedalangan Jawa Timuran berada di dalam wilayah Provinsi Jawa Timur bagian utara di sekitar wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, sebagian wilayah Kabupaten Lamongan, dan sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan. Di wilayah Malang, terdapat tradisi pedalangan yang mirip dengan tradisi yang ada di Jawa Timuran, tetapi masyarakat Malang dan kelompok masyarakat tradisi Jawa Timuran menyebut sebagai tradisi Malangan.
Dunia seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran belum banyak menarik minat peneliti sastra dan kesenian di Indonesia karena dianggap sebagai seni daerah Pesisiran yang diasumsikan kurang menarik dibandingkan dengan dunia kesenian di lingkup keraton (Yogyakarta dan Surakarta). Seni pedalangan dan pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran merupakan sebuah dunia seni pertunjukan rakyat yang tidak banyak mendapat campur tangan kepentingan keraton dari berbagai aspek sosial, politik, kultural, dan aspek-aspek pragmatik lainnya. Ia tumbuh alami di desa-desa pewaris dan pelestari tradisinya sesuai dengan dinamika dan tataran pengetahuannya.
Tokoh Semar dalam kehidupan seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran memiliki kedudukan dan fungsi yang penting dan agak berbeda dibandingkan perannya dalam dunia pergelaran wayang Jawa Tengahan dan Yogyakarta. Melalui tokoh Semar, kiranya dapat dipahami bagaimana konstruk sebuah lakon dipergelarkan dan bagaimana lakon diberi makna atau dikomunikasikan kepada publik. Sebaliknya, publik menghayati dan menangkap pesan lakon melalui peran tokoh Semar.
Dunia seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran belum banyak menarik minat peneliti sastra dan kesenian di Indonesia karena dianggap sebagai seni daerah Pesisiran yang diasumsikan kurang menarik dibandingkan dengan dunia kesenian di lingkup keraton (Yogyakarta dan Surakarta). Seni pedalangan dan pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran merupakan sebuah dunia seni pertunjukan rakyat yang tidak banyak mendapat campur tangan kepentingan keraton dari berbagai aspek sosial, politik, kultural, dan aspek-aspek pragmatik lainnya. Ia tumbuh alami di desa-desa pewaris dan pelestari tradisinya sesuai dengan dinamika dan tataran pengetahuannya.
Tokoh Semar dalam kehidupan seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran memiliki kedudukan dan fungsi yang penting dan agak berbeda dibandingkan perannya dalam dunia pergelaran wayang Jawa Tengahan dan Yogyakarta. Melalui tokoh Semar, kiranya dapat dipahami bagaimana konstruk sebuah lakon dipergelarkan dan bagaimana lakon diberi makna atau dikomunikasikan kepada publik. Sebaliknya, publik menghayati dan menangkap pesan lakon melalui peran tokoh Semar.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jh.796
Article Metrics
Abstract views : 2923 | views : 2840Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2012 Wisma Nugraha Christianto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.