Transformasi Upacara Adat Papua: Wor Dalam Lingkaran Hidup Orang Biak
Enos H Rumansara(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Agama merupakan bagian / unsur penting dalam kehidupan manusia yang dapat memberikan ajaran-ajaran yang berupa aturan-aturan serta petunjuk-petunjuk yang dijadikan pedoman dalam kehidupan manusia dan diyakini kebenarannya.
Dalam kajian antropologi, agama dilihat sebagai sistem kebudayaan atau sebagai pranata sosial atau sebagai seperangkat simbol yang dapat digunakan manusia dalam kehidupan sosialnya. Geertz dalam kajiannya melihat agama sebagai suatu sistem kebudayaan, yang kebudayaan itu sendiri dilihatnya sebagai pola bagi kelakuan, yaitu terdiri atas serangkaian aturan-aturan, resep-resep, rencana-rencana, dan petunjuk yang digunakan manusia untuk mengatur tingkah lakunya (Suparlan, 1980:X). Atas dasar inilah agama digunakan oleh warga masyarakat sebagai pandangan hidup yang berfungsi menjelaskan keberadaan manusia di dunia, darimana ia berasal, dan kemana ia akan pergi sesudah meninggal. Dengan demikian, agama adalah satu-satunya bagian kebudayaan yang mampu menjelaskan arah dan tujuan hidup manusia. Itulah sebabnya agama dikatakan sebagai inti kebudayaan (Saifuddin, 1986: 5). Dengan demikian, dalam kajian antropologi agama tidak dapat dikaji dengan pendekatan teologi, tetapi dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial.
Dalam kajian antropologi, agama dilihat sebagai sistem kebudayaan atau sebagai pranata sosial atau sebagai seperangkat simbol yang dapat digunakan manusia dalam kehidupan sosialnya. Geertz dalam kajiannya melihat agama sebagai suatu sistem kebudayaan, yang kebudayaan itu sendiri dilihatnya sebagai pola bagi kelakuan, yaitu terdiri atas serangkaian aturan-aturan, resep-resep, rencana-rencana, dan petunjuk yang digunakan manusia untuk mengatur tingkah lakunya (Suparlan, 1980:X). Atas dasar inilah agama digunakan oleh warga masyarakat sebagai pandangan hidup yang berfungsi menjelaskan keberadaan manusia di dunia, darimana ia berasal, dan kemana ia akan pergi sesudah meninggal. Dengan demikian, agama adalah satu-satunya bagian kebudayaan yang mampu menjelaskan arah dan tujuan hidup manusia. Itulah sebabnya agama dikatakan sebagai inti kebudayaan (Saifuddin, 1986: 5). Dengan demikian, dalam kajian antropologi agama tidak dapat dikaji dengan pendekatan teologi, tetapi dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jh.789
Article Metrics
Abstract views : 3158 | views : 4236Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2012 Enos H Rumansara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.