Intensifikasi Lahan Tegalan Untuk Meningkatkan Penghasilan Warga Masyarakat Model Daerah Aliran Sungai (DAS) Mikro Cangkringan
Ambar Kusumandari(1*), Supriyandono Supriyandono(2), Hatma Suryatmojo(3)
(1) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Kerusakan lingkungan di Indonesia semakin meningkat sebagai akibat terjadinya bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Berbagai upaya perbaikan kondisi DAS sudah dilakukan untuk mewujudkan keseimbangan lingkungan dan tata air DAS serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan dan upaya pelestariannya; meningkatkan produktivitas lahan melalui pola agroforestri; dan meningkatkan pendapatan masyarakat MDM Cangkringan. Metode yang digunakan adalah melalui pembangunan demplot partisipatif. Dalam hal ini masyarakat terlibat secara aktif sejak dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan demplot intensifikasi pada lahan tegalan oleh kelompok tani Maju Makmur. Hasil pengabdian dapat disimpulkan bahwa melalui sosialisasi kegiatan maka diperoleh adanya peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan dan upaya pelestariannya. Dalam perencanaan partisipatif, diperoleh bahwa jenis yang dipilih adalah sengon karena memberikan keuntungan ganda yaitu aspek ekologi dan ekonomi. Peningkatan produktivitas lahan pekarangan dilakukan dengan metode yang ramah lingkungan dalam bentuk intensifikasi pekarangan melalui pola agroforestri. Pengembangan agroforestri dilakukan dengan membuat plot percontohan (demplot) oleh kelompok tani Maju Makmur. Selanjutnya, pengembangan agroforestri dapat memberikan hasil berupa berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan oleh petani dan dapat dipanen secara berkelanjutan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anonim. (2016, Agustus 10). Harga Kayu Sengon pada Tahun 2016. Online sengon murah. Diakses dari wordpress.com
Arif, N. A. (2020). Modelling the Soil Loss in the Watershed of the Chaddad Wadi in Terms of Both Rockiness and Soil Slaking Indexes. International Journal of Geosciences, 11, 100-124. Diakses dari https://www.scirp.org/journal/ijg.
Hardiatmi, J.M.S. (2010). Investasi Tanaman Kayu Sengon dalam Wanatani Cukup Menjanjikan. INNOFARM: Jurnal Inovasi Pertanian, 9(2), 17-21. Diakses dari http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/innofarm/article/view/26/20
Heru Dwi R., Susi. A, dan Ragil. (2009). Kajian Sengon (Paraserianthes falcataria) Sebagai Pohon Bernilai Ekonomi dan Lingkungan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(3), 201-208. Diakses dari http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHT/article/view/4536/4150
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
Khalif, U., Utami, S.R. dan Kusuma, Z. (2014). Pengaruh Penanaman Sengon (Paraserianthes falcataria) terhadap Kandungan C dan N Tanah di Desa Slamparejo, Jabung, Malang. Jurnal Tanah dan Sumber Daya Lahan, 1(1), 09-15. Diakses dari https://jtsl.ub.ac.id/index.php/jtsl/article/view/95/95
Kusmawati, W., Zaini, M., dan Ernata, Y. (2018). Pengelolaan Lahan Pekarangan / Kebun dengan Sengon Solomon Hasil Kultur in Vitro pada Kelompok Usaha Pembibitan Sengon di Kabupaten Malang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Pambudi, 02(01), 13-20. DOI:10.33503/pambudi.v2i1.260
Kusumandari, A dan Suryatmojo, H. (2016). Model DAS Mikro sebagai Stratego Pengelolaan Sumber Daya Air secara Partisipatif. Dalam APCE (Asia Pasific for Ecohydrology) Best Learning Pengelolaan Sumber Daya Air. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM.
Linsley, R.K., Kohler, M.A., Paulus, J.L.H. (1949). Applied Hydrology. Mac Graw-Hill Company. New York.
Nair, P.K.R. (1993). An Introduction to Agroforestry. Kluwer Academic Publisher. London.
Nugroho, T.A. dan Z. Salamah. (2015). Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Biji Sengon (Paraserianthes falcataria L.). JUPEMASI-PBIO, 9(3).
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2029.
Sari, R.R., Hairiah, K., Suyanto. (2018). Karakteristik Hutan Rakyat Jati dan Sengon Serta Manfaat Ekonominya di Kabupaten Malang. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 2(2), 129-137. DOI: 10.21776/ub.jepa.2018.002.02.6
Smyle, J., Lobo, C.,Milne, G., dan Williams, M. (2014). Watershed Development in India in Approach Evolving through Experience. AES (Agriculture and Environmental Services) 88056.
Suharti. (2008). Aplikasi Inokulum EM-4 dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria (L.). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(1), 55-65. Diakses dari http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1140/1064
Suprayogi, S., Purnama, Ig. L.S., dan Darmanto, D. (2014). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM Press. Yogyakarta.
Widijanto, H. dan Suwarto. (2019). Penanaman Sengon dalam Gerakan Penghijauan di Desa Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. PRIMA: Journal of Community Empowering and Services, 3(2), 33-37. DOI:10.20961/prima.v3i2.35177DOI: https://doi.org/10.22146/jpkm.56126
Article Metrics
Abstract views : 3084 | views : 5300Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement)