FILM DOKUMENTER PARTISIPATIF: MENERAPKAN METODE MOST SIGNIFICANT CHANGE (MSC) STORIES DALAM FILM DOKUMENTER
Zein Mufarrih Muktaf(1*), Budi Dwi Arifianto(2)
(1) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(2) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Metode Most Significant Change Stories (MSC Stories) adalah pendekatan monitoring dan evaluasi yang mendorong partisipasi dari mereka yang dimonitor. Namun, sampai saat ini MSC belum memberikan rincian spesifik mengenai berbagai media yang dapat digunakan atau bagaimana hasil dari program pemberdayaan yang telah dilakukan dapat digambarkan. Ada kemungkinan untuk mendukung metode MSC dengan bantuan film dokumenter partisipatif, yang dapat digunakan sebagai tawaran strategis yang potensial. Tujuan utama dari studi ini adalah membangun diskusi tentang peluang film dokumenter sebagai bagian dari metode monitoring dan evaluasi program dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Pembahasan yang ingin dibangun oleh penelitian ini adalah tujuan utama dari penelitian ini. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat dilakukan penggunaan film dokumenter partisipatif sebagai metode dalam monitoring dan evaluasi program yang dijalankan oleh MSC.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
ACCESS, & AusAID. (2007). Cerita Perubahan yang Mendasar: Most Significant Change Stories. IDSS ACCESS AusAID. Adimihardja, K., & Hikmat, H. (2003). Participatory Research Appraisal: dalam Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Humaniora. Arifianto, B. D., & Muktaf, Z. M. (2019). OPEN AIR CINEMA SEBAGAI RUANG KOMUNIKASI. Jurnal Publisitas, 6(1), 39–49. http://ejurnal.stisipolcandradimuka.ac.id/index.php/JurnalPublisitas/article/view/17 Beiruty, R. (2020). Towards a participatory approach: Reversing the gaze when (re) presenting refugees in nonfiction film. International Journal of Film and Media Arts, 5(2), 82–99. https://doi.org/10.24140/ijfma.v5.n2.05 Davies, R., & Dart, J. (2005). The ‘Most Significant Change’ (MSC) technique: A guide to its use. Change, April, 1–104. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.4305.3606 Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2009). Handbooks of Qualitative Research. Pustaka Pelajar. Frommen, T., & Ambrus, K. (2021). “Pani Doctors—Join the Sisterhood of Water”: A Participatory Film Project and an Educational Musical. In Advances in Science, Technology and Innovation. https://doi.org/10.1007/978-3-030-59320-9_81 Green, D. P., Bowen, S. J., Newell, C., Schofield, G., Bartindale, T., Crivellaro, C., Sheikh, A., Wright, P., & Olivier, P. (2015). Beyond participatory production: Digitally supporting grassroots documentary. Conference on Human Factors in Computing Systems - Proceedings, 2015-April, 3157–3166. https://doi.org/10.1145/2702123.2702203 Gregory, S., & Caldwell, G. (2008). Video for Change. INSISTPress. Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi Deliberatif: Menimbang ‘Negara Hukum’ dan ‘Ruang Publik’ dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas. Penerbit Kanisius. Horsti, K. (2019). Temporality in cosmopolitan solidarity: Archival activism and participatory documentary film as mediated witnessing of suffering at Europe’s borders. European Journal of Cultural Studies, 22(2), 231–244. https://doi.org/10.1177/1367549418823062 Ife, J., & Tesoriero, F. (2008). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustaka Pelajar. Irawanto, B. (2010). Contemporary Indonesian Independent Documentaries in the Yogyakarta Documentary Film Festival: Notes from the Juror’s Seat. Asian Cinema, 21(2), 150–162. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.1386/ac.21.2.150_4 Lavenia, A. (2021). Dokumenter sebagai Medium Advokasi. Remotivi. https://www.remotivi.or.id/mediapedia/709/dokumenter-sebagai-medium-advokasi McLaughlin, C. (2020). Memory, place and gender: Armagh Stories: Voices from the Gaol. Memory Studies, 13(4), 677–690. https://doi.org/10.1177/1750698017730872 Muktaf, Z. M. (2016). Periklanan: Sebuah Pendekatan Praktis. Litera. Peransi, D. . (2005). Film/Media/Seni (M. Sumarno (ed.); pertama). FFTV-IKJ Press. Rachmiatie, A. (2007). Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Simbiosa Rekatama Media. Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Reestorff, C. M. (2015). Unruly artivism and the participatory documentary ecology of The Act of Killing. Studies in Documentary Film, 9(1), 10–27. https://doi.org/10.1080/17503280.2014.1002248 Rosenthal, A. (1988). Documentary Structures: Theory, Shape, and Form. In A. Rosenthal (Ed.), New Challenges for Documentary. University of California Press. Straw, W. (1993). Popular Music and Post-Modernism in The 1980s. In S. Frith, A. Goodwin, & L. Grossberg (Eds.), Sound & Music (p. 201). Routledge. Sudbury, S. (2018). Visualising the everyday: Participatory filmmaking in rural India. Visual Ethnography, 7(2), 6–23. https://doi.org/10.12835/ve2018.1-0110 Tanzil, C., Ariefiansyah, R., & Trimarsanto, T. (2010). Pemula dalam Film Dokumenter: Gampang-gampang Susah. In-Docs. Trencsényi, K., & Naumescu, V. (2021). Migrant Cine-Eye: Storytelling in Documentary and Participatory Filmmaking. In IMISCOE Research Series. https://doi.org/10.1007/978-3-030-67608-7_7 Trianto, A. (2012). Pengajaran Berbasis Otak. In Nurhadi, Wiyatmi, S. Iswalono, M. Suryaman, & Y. Artanti (Eds.), Peran Sastra Dalam Pendidikan Moral dan Karakter (p. 169). Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI). Yin, R. K. (2006). Studi Kasus, Desain dan Metode. Rajawali Press.
DOI: https://doi.org/10.22146/jksks.81631
Article Metrics
Abstract views : 1887 | views : 2373Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Zein Mufarrih Muktaf, Budi Dwi Arifianto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.