Struktur Dramatisasi Basalisiah dalam Trilogi Ritual Tabuik Pariaman
Vujji El Ikhsan(1*), Asril Asril(2), Wilma Sriwulan(3)
(1) Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia, Padangpanjang, Sumatera Barat
(2) Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia, Padangpanjang, Sumatra Barat
(3) Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia, Padangpanjang, Sumatra Barat
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstract
This article discusses the dramatization of the basalisiah event in the Tabuik Pariaman ritual trilogy. Basalisiah as a form of cultural performance has presented a dramatic identity of the character of the Tabuik Pariaman ritual. This dramatic trilogy is contained in a separate Tabuik ritual trilogy, namely manabang batang pisang, maarak jari-jari, and maarak saroban. The performance of the show is situational, tends to change, is unpredictable, and without directing, but has clear and intact rules. The role of the basalisiah pawang, Anak Tabuik, and basalisiah audience really determines the dramatization of basalisiah. Sosoh and cime'eh become speech styles in the dramatization of the show. With the concept of theatricality, performativity and liminality become the basis for the analysis of the structure of basalisiah dramatization from the point of view of the character of the Tabuik performance, Prosest basalisiah in the Tabuik Pariaman ritual trilogy influenced by histrionic behavior so as to form a behavior that dramatizes situations from basalisiah to bacakak (fighting). Basalisiah recorded the history and dramatization style of theatricality in Tabuik cultural performances that can be relevant in the renewal of the world of performances.
Abstrak
Artikel ini membahas tentang dramatisasi peristiwa basalisiah dalam trilogi ritual Tabuik Pariaman. Basalisiahsebagai bentuk pertunjukan budaya telah mempresentasikan sebuah identitas ‘dramatik’ karakter ritual Tabuik Pariaman. Dramatik ini terdapat dalam trilogi ritual Tabuik yang terpisah, yaitu manabang batang pisang, maarak jari-jari, danmaarak sorban. Performatif pertunjukannya bersifat situasional, cenderung berubah-ubah, tidak bisa diprediksi, dan tanpa ‘directing’, namun memiliki aturan yang jelas dan utuh. Peran pawang basalisiah, Anak Tabuik, dan penonton basalisiah sangat menentukan dramatisasi basalisiah. Sosoh dan cime’eh menjadi gaya tutur dalam dramatisasi pertunjukan. Dengan konsep teatrikalitas, performativitas dan liminal menjadi dasar analisis struktur dramatisasi basalisiah dalam sudut pandang karakter pertunjukan Tabuik. Prosesi basalisiah dalam trilogi ritual Tabuik Pariaman dipengaruhi oleh perilaku histrionik, sehingga membentuk suatu perilaku yang mendramatisir situasi dari basalisiah sampai bacakak (berkelahi). Basalisiah mencatatkan sejarah dan gaya dramatisasi teatrikalitas dalam pertunjukan budaya Tabuik yang bisa relevan dalam pembaruan dunia pertunjukan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
DAFTAR PUSTAKA Asril (2016). “Tabuik: Pertunjukan Budaya Hibrid Masyarakat Kota Pariaman, Sumatera Barat”. Disertasi Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian ISI Yogyakarta. C. Davis, Tracy dan Thomas Postlewaits (2016) Theatricality, Cambridge: Press Syndicate Of The University Of Cambridge. Djohan (2005). Psikologi Musik: Edisi Revisi. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Buku Baik. Grimers, Ronald L. (2006). Performance. Dalam Jens Kreinath, Jan Snoek, dan Michael Stausberg (eds).Theorizing Rituals: Issues, Topics, Approaches, Concepts. Leiden dan London: Grill. Muchtar, Asril, et al (2016). Sejarah Tabuik. Dinas Kebudayaan Kota Pariaman. Muri A, Yusuf. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Gabungan. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. Soekanto, Soejono dan Budi Sulistyowati (2017), Sosiologi: Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers. Schechner, Richard (2005) Performance Theory: Revised and expanded edition. New York dan London: Routledge. Schechner, Richard (2013) Performance Studies: An introduction, Third edition. Abingdon, Oxon: Routledge. Spradley, James. P (2006) Metode Etnografi. Edisi ke dua. Yogyakarta:Tiara Wacana. Sriwulan, Wilma (2014) “Bundo Kanduang Nan Gadang Basa Batuah: Kajian Talempong Bundo Dalam Upacara Maanta Padi Saratuih Di Nagari Singkarak, Minangkabau”. Disertasi Doktoral Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto, et al (2005) Teori-Teori Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius. Turner, Victor (1982) From Ritual to Theater: The Human Seriuosness Of Play, New York: PJA Publications. Jurnal Grimers, Ronald L. (2006). Performance. Dalam Jens Kreinath, Jan Snoek, dan Michael Stausberg (eds).Theorizing Rituals: Issues, Topics, Approaches, Concepts. Leiden dan London: Grill. Pramayoza, Dede (2015) “Tonel: Teatrikalitas Pascakolonial Masyarakat Tansi di Sawahlunto” jurnal kajian seni , 01, no. 02 April 2015: 114-129 Sari, Permata Dian, (2016) Motif Keaktoran Dalam Ritual Turuk Langgai Masyarakat Siberut Mentawai, Sumatera Barat. Jurnal ekspresi seni, vol 18 , November 2016, hal 180-132. Webtografi Lichte, Erika Fischer (2009) dalam https://www.jstor.org/stable/24649950. “Culture as Performance” Source: Modern Austrian Literature, Vol. 42, No. 3, Special Issue: Performance 2009): Association of Austrian Studies. (Diunduh pada 07-08-2019, 07:23). Farah, Dahlia Saleh Abdul Wahab (2016) dalam https://www.researchgate.net/publication/307965437_Theatricality_and_Contemporary_Performance, “Theatricality and Contemporary Performance” Department of Decoration Faculty of Fine Arts - South Valley University-Egypt. (diunduh pada 16-01-2020, 20:49). Hasbiansyah, O. (2005) dalam https://www.researchgate.net/publication/334424789_Pendekatan_Fenomenologi_Pengantar_Praktik_Penelitian_dalam_Ilmu_Sosial_dan_Komunikasi dalam “Pendekatan fenomenologi: pengantar praktik penelitian dalam ilmu sosial dan komunikasi dalam Interaksi Sosial”. Mediator , vol 9 No. 1 Juni 2008. (diunduh pada 18-10-2019, pukul 16.23 WIB) Informan: Nasrun Jon, 77 Tahun, Wiraswasta, Kelurahan Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, 23 Desember2019. Syafrudin Auang, 70 Tahun, Wiraswasta, Kelurahan Kampung Pondok (Terminal Lama), Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, 23 Desember 2019.
DOI: https://doi.org/10.22146/jksks.64930
Article Metrics
Abstract views : 2428 | views : 2491Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal Kajian Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.