‘Being Contemporary’: Proses Ari Ersandi Dalam Karya Lalube
Galih Prakasiwi(1*), Rr. Paramitha Dyah Fitriasari(2), Sal Murgiyanto(3)
(1) Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(2) Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(3) Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Artikel ini melihat bagaimana perspektif kekontemporeran seorang koreografer muda, yakni Ari Ersandi, melalui pengalaman serta prosesnya berkarya Lalube. Pelabelan tari kontemporer secara ekplisit maupun implisit pada festival maupun pergelaran karya tari. Produksi karya terus dihasilkan namun tidak seturut dengan produksi wacananya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan memperhatikan fenomena yang terjadi melalui proses latihan dan pengalaman koreografer. Pewacanaan rasionalitas, kebebasan, kreativitas, dan kemanusiaan oleh Sal Murgiyanto dipadukan dengan konsep kekontemporeran Giorgio Agamben. Ari Ersandi, koreografer urban yang datang dari Lampung ke Yogyakarta mulai belajar tari di perguruan tinggi. Keterbatasannya menari tarian tradisi dan pengalaman hidupnya membuat Ari terpacu untuk mencari teknik gerak sendiri. Lalube menjadi ungkapan resistensi dan eksistensi Ari Ersandi. Kata Kunci : Kekontemporeran, Koreografer, Muda
Full Text:
Galih Prakasiwi PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/jksks.53834
Article Metrics
Abstract views : 1416 | views : 1625Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Kajian Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.