Ketahanan Umat Beragama Dalam Mencegah Radikalisme di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat
Fathur Rahman Muhtar(1*), Salimul Jihad(2)
(1) Universitas Islam Negeri Mataram
(2) Universitas Islam Negeri Mataram
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRACT
This study aimed to determined the resilience of religious people in preventing the occurrence of radicalism in the city of Mataram. This research used indept interview method, field observation, and documentation, while data analysis usedgrounded theory design, that was expressing the experience of the people involved and knowing the problem being studied. This results of this study indicated that the form of cooperation between religious communities in the city of Mataram ran naturally, without any forms of cooperation based on written rules among religious followers. Collaboration based on human values and traditional customs among Hindus, Muslims and Christians. Collaboration with each other helping other religious people in various religious activities was a call and obligation that had been taught by their respective religions. There was an awareness that religion in the theological domain recognizes the existence of the One God, although the expression of religious people was different in defining the form of God in their midst. These forms of natural cooperation could prevent the emergence of religious radicalism in the city of Mataram.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan umat beragama dalam mencegah terjadinya radikalisme di Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan metode indept interview, observasi lapangan, dan dokumentasi, sedang analisis data menggunakan desainGrounded Theory, yaitu mengungkapkan pengalaman orang-orang yang terlibat dan mengetahui suatu masalah yang diteliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kerjasama antar umat beragama di Kota Mataram berjalan secara natural, tanpa adanya bentuk-bentuk kerjasama yang didasari oleh aturan-aturan tertulis antar pemeluk agama. Kerjasama yang didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan dan adat istiadat turun temurun antar pemeluk agama Hindu, Islam, dan Kristen. Kerjasama saling membantu umat agama lain dalam berbagai kegiatan keagamaan merupakan panggilan dan kewajiban yang telah diajarkan oleh agama masing-masing. Adanya kesadaran bahwa agama dalam ranah teologis mengakui adanya Tuhan Yang Esa, walaupun ekspresi umat beragama berbeda-beda dalam mendefinisikan wujud Tuhan yang berada ditengah-tengah mereka. Bentuk-bentuk kerjasama yang bersifat natural tersebut dapat mencegah munculnya radikalisme agama di Kota Mataram.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ambari, Hasan Muarif, 1998, Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Johnson, Doyle Paul, 1994, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M.Z Lawang Jakarta: PT Gramedia.
Liliweri, Alo Liliweri, 2016, Konfigurasi Dasar, Teori-Teori Komunikasi Antarbudaya, Bandung: Nusa Media.
Muhaimin, 2003, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung.Nuansa.
Mudjitahit, 2016, “Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme, Teroroisme melalui Kearifan Lokal”, Makalah, pada Silaturrahmi Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Wanita, diselenggarakan oleh Forum Kerjasama Umat Beragama Nusa Tenggar Barat, pada tanggal 05 September 2016.
Puspito, D. Hendro, 1989, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius.
Rani, Mohd Zariat Abdul, “The History Of Hinduism And Islam In Indonesia: A Review On Western Perspective”,Journal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1, Juli 2010
Shihab, Alwi,1999, ‘Islam Inklusif, Menuju Sikap Terbuka dalam Agama, Jakarta: Mizan.
Soekamto, Soerjono, 2017, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Ritzer, George, 2008, Teori Sosiologi, Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, Yogyakarta: Kreasi Wacana,
Internet
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41347697, diakses pada tanggal 27 September 2017
http://www.jstor.org/stable/41886414, diakses pada tanggal 10 Nopember 2018
https://kicknews.today/2017/07/01/alhamdulillah-bentrok-antar-warga-di-pagutan-reda-situasi-kondusif/. Diakses pada tanggal 27 September 2017.
https://www.jawaban.com/read/article/id/2018/09/05/91/180905095304/soal_isu_ kristenisasi_di_lombokmenag_lukman_pesankan_hal_ini_ke_relawan, di akses pada tanggal 19 Oktober 2018.
Wawancara
- H. Mahyudin, Kepala Lingkungan Karang Kemong (5 Agustus 2018).
- H. Mahsar, Tokoh Agama Islam Karang Kemong.
- I Gede Sudiana, Kepala Lingkungan Karang Sampalan (5 Agustus 2018).
- I Gede Sumarda (23 Oktober 2018).
- Ni Luh Eka (24 September 2018).
- TGH. H. Tanwir Izhar, Tokoh Masyarakat Karang Anyar (7 September 2018).
- H. Subhan, Tokoh Agama Kota Mataram (1 Oktober 2018)
- I Wayan Wirate (20 Agustus 2018
- Suster Louis (25 September 2018).
- Falahuddin, M.Ag. Ketua Umum PW Muhammadiyah NTB (5 Oktober 2018).
- Dr. H. Nurul Yakin, Pendiri Pondok Pesantren Ittihadul Ummah (11 September 2018).
- Muslihun, Sekrataris FKUB Propinsi NTB (15 September 2018).
- TGH. Muhsan Yunus, Tokoh Agama(13 Oktober 2018)
- Dr. H. Said Ghazali, Tokoh Agama (3 Oktober 2018).
- Rahmatullah, SE, Tokoh Pemuda Muhammadiyah (11 Oktober 2018).
- Jaz’in Hamid, Tokoh Masyarakat (20 Oktober 2018)
- Muslihun, Sekretaris Umum FKUB Propinsi NTB (5 Oktober 2018)
DOI: https://doi.org/10.22146/jkn.41443
Article Metrics
Abstract views : 3436 | views : 4721Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Fathur Rahman Muhtar, Salimul Jihad
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats