Peran Strategi Pers Dalam Memperkuat Ketahanan Nasional
Tarman Azzam(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Krisis moneter yang menerpa Indonesia tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi, menyebabkan meletusnya era reformasi dengan runtuhnya rezim Orde Baru tahun 1998, ditandai mundurnya Presiden Soeharto diganti Wapres B. J. Habibie menjadi Presiden RI ketiga. Krisis itu terutama tahun 1997-1999, pusaran awal era reformasi. Ketahanan Nasional saat itu pada titik nadir, nasib Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam taruhan tetap berdiri atau ambruk sebagai nation state. Saat itu berbagai demonstrasi meletus, mencaci-maki rezim berkuasa, menghujat Orde Baru yang gagal memakmurkan rakyat, menuntut segera diatasinya krisis dan ditegakkannya hukum yang keras atas para koruptor. Pemerintah pun limbung, tidak mampu memenuhi rakyat, tidak berdaya merespons perubahan zaman, dan gagal mengatasi krisis. Akibatnya masyarakat kian kecewa dan frustrasi, maka meletuslah kemarahan yang menimbulkan chaos dan anarchy. Semua kejadian itu diliput lengkap oleh pers, tanpa tedheng alingaling, berani dan gamblang, yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama demi memenuhi hak rakyat untuk tahu (the people's right to know). Peranan pers sangat penting dan strategis dalam memperkuat Ketahanan Nasional. Ada korelasi yang sinergi dan konvergensi antara pers dan Ketahanan Nasional dalam memperkokoh dan memakmurkan kepentingan nasional, dan akan membimbing negara bangsa dalam mencapai ketahanan nasional yang tangguh.
Full Text:
PDFReferences
Amal, Ichiasul, 2008, Mengelola Kebebasan Pers, Dewan Pers, Cet-I, Jakarta
Anwar, H. Rosihan, 2006, War¬tazvan, Engkau Pahlawan Dalam Hatiku, Orasi, Mene¬rima Anugerah Doctor Ho¬noris Causa Dalam Bidang Jurnalistik dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Jurnal Ketahanan Nasional, XV (3), Desember 2010
(UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Basuki, Wishnu, 1995, Pers dan Penguasa (Pembocoran Penta¬gon Papers dan Pengungkapan oleh New York Times), Pusta¬ka Sinar Harapan, Jakarta.
Business News, 2009, Freedom of the Press, Ed-7851, 26 Agus¬tus 2009, Jakarta.
Indrayana, Denny, 2008, Negeri Para Mafioso, Hukum di Sa¬rang Koruptor, Cetakan ke-2, September 2008, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Kompas, 10 Oktober 1998.
Lemhannas RI, 2003, Ketahanan Nasional Indonesia, Kajian Kelompok Kerja Geo- Strate¬gi & Ketahanan Nasional, Jakarta.
Lesmana, Tjipta, 1992, Runtuh¬nya Kekuasaan Komunis, Ed¬win-Rika Press, Jakarta
Malik, Dedy Djamaluddin; Rakhmat, Jalaluddin & Shoelhi, Mohammad, 1993, "Komunikasi Internasional, PT Remaja Rosdakarya, Ban¬dung,
Martin, Hans-Peter & Schu¬mann, Harald, 2005, Jebakan Global (Serangan Terhadap Demokrasi dan Kesejahteraan, Hasta Mitra & Institute for Global Justice, Jakarta. Ori
Die Globalisierungsfalle, Der Angriff auf Demokratie and Wohlstand, Rowohlt 1996, Wien, Austria.
Siradjuddin, Effendi, 2009, Me¬merangi Sindrom Negara Gagal (Transformasi Indonesia 2020 Mencapai Negara Enter¬preneur Maju), PT Kata Has¬ta Pustaka, Jakarta.
Wahyono SK, 2009, Indonesia Negara Maritim, PenerbitTe¬raju, Cilandak, Jakarta.
Yudhoyono, Susilo Bambang, 2009, Pidato HUT-64 Kemer-dekaan RI, Business News 7848, hal. 17, 19 Agustus 2009, Jakarta.
Yudhoyono, Susilo Bambang, 2009, Indonesia Melangkah Maju, dalam Kompas, Rabu - 21 Oktober 2009, hall, Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/jkn.22668
Article Metrics
Abstract views : 2687 | views : 1719Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Tarman Azzam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats