Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting
Melyana Nurul Widyawati(1*), Sri Sumarni(2), Krisdianan Wijayanti(3), Bambang Sutomo(4), Sri Endang Windiarti(5), Mufti Agung Wibowo(6)
(1) Poltekkes Kemenkes Semarang
(2) Poltekkes Kemenkes Semarang
(3) Poltekkes Kemenkes Semarang
(4) Poltekkes Kemenkes Semarang
(5) Poltekkes Kemenkes Semarang
(6) Poltekkes Kemenkes Semarang
(*) Corresponding Author
Abstract
Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia 21,6%. Studi WHO, salah satu penyebab masalah stunting di Indonesia adalah maraknya pernikahan dini. Ada banyak faktor yang mendasari pernikahan dini, dari adat, ekonomi, hingga kehamilan yang tak diinginkan. Fakta lainnya, 43,5% kasus stunting di Indonesia terjadi pada anak berumur di bawah tiga tahun (batita) dengan usia ibu 14-15 tahun, sedangkan 22,4% dengan rentang usia 16-17 tahun. Hal ini meningkatkan risiko perceraian, di Jawa Tengah tercatat pada tahun 2019 sebagai provinsi dengan angka perceraian tertinggi, sebanyak 88,9% dimana pada setiap 10.000 rumah tangga terdapat 89 kasus perceraian. Perceraian menjadi salah satu faktor risiko terjadinya stunting. Dibutuhkan persamaan persepsi terkait aspek kebijakan, kultural religius, kesehatan reproduksi, dan keluarga berencana untuk meminimalisir perkawinan dini dalam upaya pencegahan stunting. Strategi yang diusulkan termasuk penggalangan kemitraan antara Kemenag, Kemenkes dan BKKBN.
Tujuan penelitian: mengkaji pola kemitraan Kemenag, Kemenkes dan BKKBN Provinsi Jateng dalam percepatan penurunan prevalensi stunting nasional. Metode penelitian: kualitatif, teknik pengambilan data wwancara dan FGD dari perwakilan Kanwil Kemenag Jawa Tengah, BKKBN Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan kemudian penarikan kesimpulan.
Hasil penurunan angka stunting yang signifikan selama 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2021-2023, namun dibutuhkan model kemitraan yang efektif antara Kemenag, BKKBN dan Kemenkes sebagai upaya percepatan penurunan prevalensi stunting. Rencana tindak lanjut membuat tim kemitraan tiga lembaga berbasis teknologi untuk merancang rencana strategis, mengimplementasikan dan memantau program percepatan penurunan stunting dengan pendekatan lintas sektor.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
- Eliani, Rais, & Fadjryani. (2023). Analisis Pengelompokan Derajat Kesehatan Ibu Dan Anak di Indonesia Menggunakan Structural Equation Modeling Partial Least Square-Prediction Oriented Segmentation (Sem Pls-Pos). Jurnal Matematika, Statistika, Dan Komputasi, 19(3), 473–483. DOI: 10.20956/j.v19i3.22060
- Kemenkes RI. Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI. 2018;301(5):1163-78
- Kemenkes. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Kemenkes, 1–7.
- UNICEF. (2013). Improving Child N: The achievable imperative for global progress. UNICEF: Geneva
- BAPPENAS. (2017). Laporan Baseline SDG tentang Anak-Anak di Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dan United Nations Children’s Fund, 1–105.
- Presiden Republik Indonesia. (2021). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2027 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. 1.
- Akombi, B. J., Agho, K. E., Hall, J. J., Merom, D., Astell-Burt, T., & Renzaho, A. M. N. (2017). Stunting and severe stunting among children under-5 years in Nigeria: A multilevel analysis. BMC Pediatrics, 17(1). DOI: 10.1186/s12887-016-0770-z
- Wicaksono, R. A., Arto, K. S., Mutiara, E., Deliana, M., Lubis, M., & Batubara, J. R. L. (2021). Risk factors of stunting in indonesian children aged 1 to 60 months. Paediatrica Indonesiana (Paediatrica Indonesiana), 61(1), 12–19. DOI: 10.14238/pi61.1.2021.12-9
- Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. (2019). Buku Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang Kesehatan. In Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat (GERMAS).
- Karlsson, O., Neve, D., & Subramanian. (2019). Weakening Association of Parental Education: Analysis of Child Health Outcomes in 43 Low-and Middle-Income Countries. International Journal of Epidemiology, 48(1), 83–97.
- Muchlis, N., Multazam, A. M., & Purnawansyah. (2022). Early Warning Stunting: Dilengkapi Studi Kasus dan Indikator Pengukuran Tinggi Stunting.
- Rachman, R. Y., Nanda, S. A., Larassasti, N. P. A., Rachsanzani, M., & Amalia, R. (2021). Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Risiko Stunting Pada Balita: a Systematic Review. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2(2), 61–70. DOI: 10.31004/jkt.v2i2.1790
- Rahmawati, U., S, L. A., & Rasni, H. (2019). Hubungan Pelaksanaan Peran Keluarga dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kecamatan Arjasa, Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan, 7(2), 112–119.
- Ifadah, A., Wahyunita, N. N., Muttaqin, D. Z., Wahyudi, K. E., & Achmad, Z. A. (2022). Sosialisasi “Pendewasaan Usia Perkawinan” Sebagai Pencegahan Stunting. KARYA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 190–195.
- Journal, C. D., Silfiyah, K., & Islam, P. (2023). Sex Education Sebagai Bentuk Pencegahan Sexual Abuse Pada Remaja Ipnu / Ippnu Balen Bojonegoro Melalui Peer Counseling : Perspektif. 4(3), 5990–5995.
DOI: https://doi.org/10.22146/jkki.97336
Article Metrics
Abstract views : 2656 | views : 400Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (print); ISSN 2620 4703 (online)] is published by Center for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.
View My Stats