Edisi Khusus Seri 4 Kesehatan Ibu dan Anak
Shita Dewi(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Selamat berjumpa kembali
Membicarakan mengenai kesehatan ibu dan anak memang tidak pernah tuntas. Selalu ada saja masalah klasik dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama bila bercermin pada kinerja kese- hatan ibu dan anak di Indonesia terkait pencapaian target MDGs.
Berbagai masalah yang umumnya disoroti ada- lah terbatasnya fasilitas kesehatan dan/atau terbatas- nya ketersediaan dan kemampuan tenaga kesehatan di daerah khususnya daerah terpencil, terbatasnya kesadaran dan pengetahuan para ibu mengenai pe- meriksaan kesehatan sebelum dan sesudah melahir- kan, dan berbagai permasalahan dalam pemelihara- an kesehatan anak usia balita. Masalah-masalah ini menjadi klasik karena memiliki kecenderungan berulang dari waktu ke waktu dan kelihatannya tidak bergeming walau telah ada investasi yang besar dari pemerintah dan pihak-pihak lain untuk mengatasi- nya.
Artikel-artikel penelitian yang diangkat kali ini mencoba melihat berbagai penyebab mengapa masalah-masalah ini menjadi masalah klasik. Salah satu yang menjadi kendala awal adalah pembiayaan yang tidak memadai untuk kesehatan ibu dan anak. Hal ini ternyata terjadi tidak hanya di daerah-daerah yang memiliki PAD rendah tetapi juga daerah dengan PAD tinggi. Ini mengindikasikan dua hal: pembiayaan kesehatan ibu dan anak tidak cukup hanya dengan mengandalkan PAD daerah namun harustetap ditun- jang oleh pembiayaan pusat yang cukup. Namun, sebaliknya, pemerintah daerah juga tidak cukup hanya mengandalkan pembiayaan pusat, melainkan harus terus mencari sumber-sumber pembiayaan daerah untuk kesehatan ibu dan anak melalui advo- kasi dan pembiayaan lintas sector. Ini berarti bahwa perencanaan untuk kesehatan ibu dan anak harus ditangani secara lintas sector pula, sebuah bahasan dari artikel lain. Artikel ini menyoroti pentingnya peran BAPPEDA untuk mengkordinasi perencanaan lintas sector ini, sehingga Dinas Kesehatan harus lebih aktif melibatkan BAPPEDA dalam proses peren- canaan mereka. Artikel lain menyoroti peran JKN melalui BPJS sebagai salah satu sumber dana yang potensial, namun harus dioptimalkan dengan komu- nikasi yang lebih baik antara penyedia dana dengan pelaksana dan penerima manfaat. Artikel lainnya menyoroti tentang peran penting dukungan kader dan kelompok masyarakat, selain tenaga kesehatan, un- tuk memberi pengetahuan kepada para ibu yang me- miliki balita untuk meningkatkan pemahaman mere- ka mengenai pentingnya berbagai upaya pemeliha- raan kesehatan untuk bayi hingga balita, misalnya dalam hal ASI eksklusif dan kegiatan Posyandu.
Ada sebuah pepatah Afrika mengatakan, “It takes a whole village to raise a child” dan ini ternyata berlaku secara harfiah. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak adalah upaya dan tanggungjawab bersama sehingga semua pihak harus merasa bertanggung- jawab untuk berkontribusi. Selamat membaca.
Shita Dewi
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jkki.v5i2.30784
Article Metrics
Abstract views : 993 | views : 973Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (print); ISSN 2620 4703 (online)] is published by Center for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.
View My Stats