Pendugaan Simpanan Karbon pada Kawasan Rehabilitasi Pesisir Selatan Pulau Jawa

https://doi.org/10.22146/jik.57473

Budiadi Budiadi(1*)

(1) Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Konservasi karbon merupakan salah satu tindakan penting dalam rehabilitasi pesisir, khususnya pesisir selatan Pulau Jawa dengan keunikan ombak yang besar, salinitas tinggi dan sedimen beragam. Penelitian dilaksanakan untuk menduga simpanan karbon dalam berbagai bagian pada areal pesisir tersebut, yang terdiri dari tapak tergenang (tegakan mangrove 14 tahun jenis Avicennia/AV, Rhizophora/RH dan campuran/MX, lahan sedimen/SD, rumput/GR) dan tapak kering berpasir tegakan Casuarina equisetifolia/CS umur 18 tahun. Tiga sampai sembilan petak ukur dibuat untuk pengamatan dan pengukuran vegetasi, serta pengambilan sampel tanah (kedalaman 0-20, 20-40 dan 40-60 cm), dan pengukuran tegakan. Biomasa pohon diestimasi dengan mengkonvesri diameter batang (DBH) menggunakan persamaan alometrik. Biomasa pohon dirubah menjadi karbon tersimpan menggunakan berat jenis kayu yaitu 0,464 untuk above-ground (AGC), dan 0,39 untuk below-ground (BGC), serta untuk menduga biomasa karbon total (TBC). Karbon organik tanah (COT) dianalisis secara terpisah, dan digabungkan dengan karbon biomasa untuk memperkirakan simpanan karbon dalam ekosistem. Hasil penelitian menunjukkan variasi yang tinggi dari pertumbuhan dan kerapatan pohon, khususnya pada tegakan mangrove, dengan kemampuan regenerasi yang rendah. Tidak ditemukan perbedaan yang nyata dari simpanan karbon pada biomasa antara tegakan mangrove dengan Casuarina. Rerata TBC pada mangrove adalah 46,08 Mg C/ha, sedikit lebih rendah daripada CS (51,50 Mg C/ha). Di bawah tanah (hingga kedalaman 60 cm), tapak tergenang (AV, RH, MX, SD dan GR) secara nyata menyimpan COT lebih besar daripada tapak kering (CS). Kedalaman tanah secara nyata mempengaruhi COT, namun pada tapak tergenang semakin dalam tanah maka COT semakin besar, sedangkan tren sebaliknya pada tapak kering. Perkiraan total karbon tersimpan adalah 248.52 (±87.21) Mg C/ha, dengan terendah pada CS (94.46 Mg C/ha) dan tertinggi pada MX (324.77 Mg C/ha). Rehabilitasi pesisir berpeluang meningkatkan simpanan karbon ekosistem karena adanya adanya biomasa pohon, dibandingkan tapak terbuka yakni SD dan GR. Pada tapak tergenang/tegakan mangrove sebagian besar simpanan karbon berupa COT, dan lebih sedikit ditemukan pada CS. Perbedaan karakteristik simpanan karbon ini memerlukan penanganan atau konservasi yang berbeda, tetapi sama-sama membutuhkan rehabilitasi dan regenerasi buatan yang intensif.

 

Carbon Stock Estimation in the South Coastal Rehabilitation Area of Java Island

Abstract

Carbon conservation is one of important actions for coastal rehabilitation, in particular in the south coast of Java Island with its unique characteristics of strong tide, high salinity and diverse substrates. The research aimed to estimate carbon stocks from various carbon pools in the coast rehabilitation area, including wetland sites (14-year-old mangroves of Avicennia/AV, Rhizophora/RH and mix mangrove/MX, mudflat-sediment/SD, grassland/GR) and dry-sandy site of 18-year-old Casuarina equisetifolia/CS. Three to nine plots were established for observing and measuring vegetation, as well as taking soil sample at 0-20 cm, 20-40 cm, 40-60 cm depths. Tree biomass were estimated by converting treestem diameter using allometric equation. The tree biomass were converted into tree carbon using carbon density of 0.464 for aboveground (AGC), and 0.39 for below-ground (BGC), and to estimate total biomass carbon (TBC). Soil organic carbon (SOC) was analyzed separately, and combined with biomass carbon to estimate total carbon stock in the ecosystems. High variation of tree growth and density were found, especially in mangrove stands, with a low level of natural regeneration. No significant difference of carbon stock in biomass between mangroves and Casuarina was observed. Average TBC in mangroves (46.08 Mg C/ha) was slightly lower than in CS (51.50 Mg C/ha). In below ground (up to 60 cm depth), wetland sites (AV, RH, MX, SD and GR) significantly stored more SOC than dry land (CS). Soil depth significantly affected SOC, but in wetland sites deeper soil contained more carbon than upper, while an opposite trend was observed in CS. Estimated total carbon stock in the coast was 248.52 (±87.21) Mg C/ha, with the lowest in CS (94.46 Mg C/ha) and highest in MX (324.77 Mg C/ha). Rehabilitation activities in the coast possibly improve carbon stock in the ecosystems due to tree biomass, compared to open sites of SD and GR. In the wetland or mangroves, most of carbon was observed as SOC, and less in the dry-land site. The different characteristics of carbon storage in the south coast need different conservation techniques, but both sites need intensive rehabilitation work and artificial regeneration.


Keywords


climate change; mudflat-sediment; productivity; silviculture

Full Text:

PDF


References

Agustin YL, Muryono M, Purnobasuki H. 2011. Estimasi Stok Karbon Pada Tegakan Pohon Rhizophora stylosa Di Pantai Talang Iring, Pamekasan Madura. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Alongi DM, Murdiyarso D, Fourqurean JW, Kauffman JB, Hutahaean A, Crooks S, Wagey T. 2016. Indonesia’s Blue Carbon : A Globally Significant and Vulnerable Sink for Seagrass and Mangrove Carbon. Wetlands Ecology and Management 24: 3 – 13.

Andhikari S, Baral H. 2018. Governing Forest Ecosystem Services for Sustainable Environmental Governance : A Review. Environments 5(5): 1-13.

Ati RNA, Rustam A, Kepel TL, Sudirman N, Astrid M, Daulat A, Mangindaan P, Salim HL, Hutahaean A. 2014. Stok Karbon dan Struktur Komunitas Mangrove sebagai Blue Carbon di Tanjung Lesung, Banten. Segara 10: 119 - 127.

Baderan DWK. 2017. Serapan Karbon Hutan Mangrove Gorontalo. Deepublish. Yogyakarta, Indonesia.

Bismark M. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) Untuk Survei Keragaman Jenis Pada Kawasan Konservasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Bismark M, Subiandono E, Heriyanto NM. 2008. Keragaman dan Potensi Jenis Serta Kandungan Karbon Hutan Mangrove di Sungai Subelen Siberut, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam 3: 297 – 306.

Budiadi, Nurjanto HH, Hardiwinoto S, Primananda E. 2016. Strategi Pemilihan Jenis Tanaman untuk Mendukung di Muara Sungai Progo. Jurnal Manusia dan Lingkungan 23: 349 – 359.

Cahyawati R. 2013. Pengaruh Pengelolaan Hutan Mangrove Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Tesis, S2 Magist. Prnc. Kota & Daerah, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Chave C, Coomes D, Jansen S, Lewis SL, NG, Zanne AE. 2009. Towards a worldwide wood economics spectrum. Ecology Letters 12: 351–366.

Donato DC, Kauffman JB, Murdiyarso D, Kurnianto S, Stidham M, Kanninen M. 2012. Mangrove adalah Salah Satu Hutan Terkaya Karbon di Kawasan Tropis. CIFOR Brief 12: 1-12.

Donovan P. 2013. Measuring Soil Carbon Change: A Flexible, Practical, Local Method. soilcarboncoalition. org/files/MeasuringSoilCarbonChange.pdf. Diakses Januari 2017.

Dung LV, Tue NT, Nhuan MT, Omori K. 2016. Carbon Storage in a Restored Mangrove Forest in Can Gio Mangrove Forest Park, Mekong Delta, Vietnam. Forest Ecology and Management 380: 31 – 40.

Eid EM, Shaltout KH. 2016. Distribution of Soil Organic Carbon in the Mangrove Avicennia marina (Forssk.) Vierh. along the Egyptian Red Sea Coast. Regional Studies in Marine Science, 76 –82.

Finesso GM. 2012. Mangrove Diandalkan Menyerap Karbon. http://sains.kompas.com/ read/2012/10/08/16085720/ Mangrove.Diandalkan.Menyerap.Karbon. Diakses Maret 2016.

Heriyanto NM, Subiandono E. 2012. Komposisi dan Struktur Tegakan, Biomasa dan Potensi Kandungan Karbon Hutan Mangrove di Taman Nasional Alas Purwo. Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam 9: 23 – 32.

Ilmiliyana A, Muryono M, Purnobasuki H. 2012. Estimasi Stok Karbon pada Tegakan Pohon Rhizophora stylosa di Pantai Camplong, Sampang-Madura. Fakultas Biologi ITS. Surabaya, Indonesia.

Kauffman JB, Donato DC. 2012. Protocols for the Measurement, Monitoring and Reporting of Structure, Biomass and Carbon Stocks in Mangrove Forests. Working Paper 86 CIFOR.

Kauffman JB, Heider C, Cole TG, Dwire KA, Donato DC. 2011. Ecosystem Carbon Stocks of Micronesian Mangrove Forests. Wetlands 31: 343 – 352.

Ketterings Q, Coe R, Van Noordwijk M, Ambagau Y, Palm C. 2001. Reducing Uncertain the Use of Allometric Biomass Equation for Predicting Above Ground Tree Biomass in Mixed Secondary Forest. Forest Ecology and Management 146 : 199–209.

Komiyama A, Ong JE, Poungparn S. 2008. Allometry, Biomass and Productivity of Mangrove Forests : A Review. Aquatic Botany 89: 128 – 137.

Lestari D. 2015. Garis Pantai Indonesia Terpanjang ke Dua di Dunia. http://www.antaranews.com/berita/487732/ garis-pantai-indonesia-terpanjang-kedua-di-dunia. Diakses Maret 2016.

Lugina M, Ginoga KL, Wibowo A, Bainnaura A, Partiani T. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) untuk Pengukuran Stok Karbon di Kawasan Konservasi. http://ceserf-itto.puslitsosekhut.web.id. Diakses Januari 2017.

Mandari DZ, Gunawan H, Isda MN. 2016. Penaksiran Biomassa dan Karbon Tersimpan pada Ekosistem Hutan Mangrove di Kawasan Bandar Bakau Dumai. Jurnal Riau Biologia 1 (3) : 17 – 23.

Manuri S, Brack C, Rusolono T, Noor’an F, Verchot L, Maulana SI, Adinugroho WS, Kurniawan H, Sukisno DW, Kusuma GA, Budiman A, Anggono RS, Siregar CA, Onrizal, Yuniati D, Soraya E. 2017. Effect of species grouping and site variables on aboveground biomass models for lowland tropical forests of the Indo-Malay region Annals of Forest Science 74: 23.

McLeod E, Chmura GL, Bouillon S, Salm R, Björk M, Duarte CM, Silliman BR. 2011. A Blueprint for Blue Carbon : Toward an Improved Understanding of the Role of Vegetated Coastal Habitats in Sequestering CO2. Frontiers in Ecology and the Environment 9: 552 – 560.

Noor YR, Khazali M, Suryadipura INN. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia (3rd ed.). PHKA/ WI-IP. Bogor, Indonesia.

Nugroho AW. 2013. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Awal Cemara Udang (Casuarina equisetifolia var. Incana) pada Gumuk Pasir Pantai. Indonesian Forest Rehabilitation Journal 1: 113 – 125.

Nurjanto HH, Suhardi, Djulianto S. 2009. Tanggapan Semai Cemara Udang (Casuarina equisetifolia var. Incana) Terhadap Cekaman Salinitas dan Frekuensi Penyiraman pada media Pasir Pantai. Hal 176-183. Prosiding Seminar Nasional Silvikultur Rehabilitasi Lahan : Pengembangan Strategi Untuk Mengendalikan Tingginya Laju Degradasi Hutan. Yogyakarta.

Ochoa-Gomez JG, Lluch-Cota SE, Rivera-Monroy VH, Lluch-Cota DB, Troyo-Dieguez E, Oechel W, Serviere- Zaragoza E. 2019. Mangrove wetland productivity and carbon stocks in an arid zone of the Gulf of California (La Paz Bay, Mexico). Forest Ecology and Management 442: 135-147

Paper C, Ministry MK, Affairs M, Ministry AD, Affairs M, Ministry TK, Affairs M. 2014. Blue Carbon Stock of Mangrove Ecosystem in Nusa Penida , Bali. In 12th Biennial Conference of Pan Ocean remote Sensing Conference (PORSEC 2014). Bali, Indonesia.

Pearson T, Walker S, Brown S. 2005. Sourcebook for Bio Carbon Fund Projects. Prepared for BioCarbon Fund of World Bank. https://www.winrock.org/document/ sourcebook-for-land-use-land-use-change-andforestry- projects/. Diakses Januari 2017.

Perera KARS, Amarasinghe MD. 2019. Carbon sequestration capacity of mangrove soils in microtidal estuaries and lagoons: A case study from Sri Lanka. Geoderma 347: 80-89

Purnobasuki H. 2012. Pemanfaatan Hutan Mangrove sebagai Penyimpan Karbon. Buletin PSL Universitas Surabaya, 28 : 3 - 5.

Rajiman, Yudono P, Sulistyaningsih E, Hanudin E. 2008. Pengaruh Pembenahan Tanah terhadap Sifat FIsika Tanah dan hasil bawang Merah pada Lahan Pasir Pantai Bugel Kabupaten Kulon Progo. Agrin 12: 67 – 77.

Rustam A, Kepel T, Blue S, Di C, Lesung T. 2014. Stok Karbon dan Struktur Komunitas Mangrove Sebagai Blue Carbon di Tanjung Lesung , Banten. Segara 10: 119 – 127.

Samantha G. 2013. Terbaru : Panjang Garis Pantai Indonesia Capai 99.000 Kilometer. http://nationalgeographic. co.id/berita/2013/10/terbaru-panjang-garis-pantaiindonesia- capai-99000-kilometer. Diakses Maret 2017.

Setiawan N. 2013. Analisis Kesesuaian Habitat Mangrove pada Kawasan Mangrove Buatan di Baros, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Setiyowati, D., Ayub, A. F., dan Zulkifli, M. 2016. Statistik Sumberdaya Laut dan Pesisir. https://www.bps.go.id/ website/pdf_publikasi/Statistik-Sumber-Daya-Lautdan- Pesisir-2016_rev.pdf. Diakses Maret 2017.

Setyawan AD, Wuryatno I, Wiryanto, Winarno K, Susilowati A. 2005. Mangrove plants in coastal area of Central Java: 2. Floristic composition and vegetation structure. Biodiversitas 6(3): 194-198.

Singh YP, Singh G, Sharma DK. 2011. Ameliorative Effect of Multipurpose Tree Species Grown on Sodic Soils of Indo-Gangetic Alluvial Plains of India. Arid Land Research and Management 25: 55 – 74.

Sukri, Yeni S. 2016. Sistem Informasi Geografis Budidaya Ikan Lele di Kawasan Wisata Kampung Lele Kampar Riau. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi UNIVRAB 1 (1):2477-2062.

Supriyadi S. 2008. Kandungan Bahan Organik sebagai Dasar Pengelolaan Tanah di Lahan Kering Madura. E-Biomedik 5: 176 – 183.

Sutaryo D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah pengantar untuk studi karbon dan perdagangan karbon. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor. 83 Budiadi / Jurnal Ilmu Kehutanan 14 (2020) 71-83

Tangketasik A, Wikartini NM, Soniari NN, Narka IW. 2012. Kadar Bahan Organik Tanah pada Tanah Sawah dan Tegalan di Bali serta Hubungannya dengan Tekstur Tanah. Agrotrop 2: 101 – 107.

Tuheteru FD, Mahfudz. 2012. Ekologi, Manfaat dan Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia. Balai Penelitian Kehutanan Manado. Manado, Indonesia.

Wang F, Xu X, Zou B, Guo Z, Li Z, Zhu W. 2013. Biomass Accumulation and Carbon Sequestration in Four Different Aged Casuarina equisetifolia Coastal Shelterbelt Plantations in South China. PLoS ONE 8 (10) : 2 – 8.

Wang G, Guan D, Peart MR, Chen Y, Peng Y. 2013. Ecosystem Carbon Stocks of Mangrove Forest in Yingluo Bay, Guangdong Province of South China. Forest Ecology and Management 310 : 539 – 546.

Yong Y, Baipeng P, Guangcheng C, Yan C. 2011. Processes of Organic Carbon in Mangrove Ecosystems. Acta Ecologica Sinica 31: 169 – 173.



DOI: https://doi.org/10.22146/jik.57473

Article Metrics

Abstract views : 6574 | views : 7884

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Jurnal Ilmu Kehutanan

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/


© Editorial Board Jurnal Ilmu Kehutanan
Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada
Building D 2nd floor
Jl. Agro No 1, Bulaksumur, Sleman 55281
Phone. +62-274-512102, +62-274-550541, +62-274-6491420
Fax. +62-274-550541 E-mail : jik@ugm.ac.id
former website : jurnal.ugm.ac.id/jikfkt/
new website : jurnal.ugm.ac.id/v3/jik/

 

Indexed by:

 

Jurnal Ilmu Kehutanan is under the license of Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International