HASIL DAN KUALITAS BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) TUMPANGSARI BARISAN DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays kelompok Saccharata)
Gunawan Koko Lingga(1*), Setyastuti Purwanti(2), Toekidjo Toekidjo(3)
(1) 
(2) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Tumpangsari dapat dijadikan solusi dalam peningkatan produksi kacang hijau di lahan sempit, baik untuk konsumsi maupun penggunaan benih secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dan kualitas benih kacang hijau yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis dibandingkan monokultur, serta mengetahui komposisi jumlah baris optimal pada tanaman kacang hijau yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Banguntapan dan Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada bulan Juni - Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan ini terdiri atas kombinasi jumlah baris kacang hijau : jagung manis, yaitu 3:1, 4:1, 5:1, 6:1. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan kacang hijau, komponen hasil kacang hijau, kualitas benih kacang hijau, dan Land Equivalent Ratio (LER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari kacang hijau dengan jagung manis memberikan pertumbuhan dan kualitas benih kacang hijau yang sama baiknya dengan pertanaman monokultur. Pola pertanaman tumpangsari 4, 5, dan 6 baris diikuti dengan 1 baris jagung manis memberikan hasil persentase polong isi/tanaman serta jumlah biji/polong kacang hijau yang sama baiknya. Pola pertanaman tumpangsari 3, 4, 5 dan 6 baris diikuti dengan 1 baris jagung manis juga memberikan hasil benih kacang hijau yang sama baiknya terhadap komponen jumlah polong/tanaman serta berat benih kering/hektare kacang hijau. Pola pertanaman tumpangsari 6 baris kacang hijau diikuti dengan 1 baris jagung manis direkomendasikan karena memiliki LER > 1.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Beets, W. C. 1982. Multiple Cropping and Tropical Farming Systems. Gower Publishing Company Limited. England.
Evita, 1997. Pengaruh Beberapa Dosis Kompos Sampah Kota terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau. Jurnal Agronomi, 13.
Goldsworthy, P. R. dan N. M. Fisher. 1984. The Physiology Of Tropical Field Crops. John Wiley & Sons, Ltd. New York.
Gomez, A.A. dan K.A. Gomez. 1983. Multiple Cropping in The Humid Tropics of Asia. International Development Research Centre. Ottawa.
Morgano L. B. dan R. W. Willey., 2008. Optimum Plant Population for Maize-Bean Intercropping System in The Brazilian Semi-Arid Region. Sci. Agri (Piracicaba. Braz) 65. Brazil.
Odum, E. P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing. Japan.
Palaniappan, S. P., 1985. Cropping System in the Tropics: Principles and Management. Wiley eastern Ltd. New Delhi.
Soejono, A. T. 1994. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Jenis Tanaman Kacangan dalam Tumpangsari dengan Tebon Ratoon. Laporan Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Trenbath, B.R. 1983. The Dynamic Properties Of Mixed Crops. In: Roy, S.K. (Ed.). Frontiers of Research in Agriculture. Calcutta, India: Indian Statistical Institute.
Trustinah. 1992. Biologi Kacang Hijau. Dalam T. Adisarwanto, Sugiono, Sunardi, dan A. Winarto (Eds.). Kacang Hijau. Monograf Balittan Malang No.9.
Wibowo, A. 2012. Pertumbuhan dan hasil benih kedelai hitam (Glycine max) malika yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/veg.9273
Article Metrics
Abstract views : 10061 | views : 21636Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Budidaya Pertanian
VEGETALIKA journal indexed by: