Alternatif Pohon Buah untuk Penghijauan Permukiman Perkotaan Berdasarkan Pendugaan Tingkat Keindahan dan Pendapat Masyarakat di Kelurahan Rejowinangun, Yogyakarta
(1) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (2) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (3) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (4) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (*) Corresponding Author
Abstract
Minat masyarakat Permukiman Rejowinangun Yogyakarta terhadap penanaman pohon buah untuk alternatif tanaman penghijauan, sebagai bagian dari pengembangan lanskap produktif, cukup tinggi. Penelitian bertujuan mengetahui pendapat masyarakat mengenai penghijauan permukiman perkotaan dengan pohon buah serta mengetahui tingkat keindahan alternatif pohon buah. Metode penelitian dilakukan dengan metode survei pengambilan data secara stratified purposive sampling dan analisis Scenic Beauty Estimation (SBE). Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Rejowinangun Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar masyarakat setuju terhadap pelaksanaan penghijauan dengan pohon buah dengan memperhatikan teknis penanaman pohon. Pengetahuan masyarakat Rejowinangun terhadap buah lokal Yogyakarta di sekitar jalan sekunder sebesar 11,11%, jalan tersier sebesar 21,48%, dan jalan kuarter sebesar 20%. Alternatif pohon buah untuk penghijauan jalan dengan nilai SBE tertinggi yaitu jambu air (Eugenia aquea; 67,61), kepel (Stelechocarpus burahol; 67,22), dan jambu dersono (Syzygium malaccense; 61,13).
Boone, C.G., M. L. Cadenasso, J. M. Grove, K. Schwarz, dan G. L. Buckley. 2010. Landscape, vegetation characteristics, and group identity in an urban and suburban watershed: why the 60s matter. Urban Ecosyst 13:: 256. Carpenter, P.L., T.D. Walker, dan F.O. Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. W.H. Freeman and Company, San Francisco. 476p. Daniel C, dan Boster RS. 1976. Measuring Landscape Aesthetic: The Scenic Beauty Estimation Method. New Jersey: USDA. 66hal. Hall, P., K. Lofgren, dan G. Peters. 2016. Greening the Street-Level Procurer: Challenges in the Strongly Decentralized Swedish System. Journal of Consum Policy 39: 467. Hasanudin, U. 2016. BLH kota Jogja giatkan penghijauan. Harian Jogja. <http://m.harianjogja.com/baca/2016/03/18/pemanasan-global-blh-kota-jogja-giatkan-penghijauan-701983>. Diakses 29 Desember 2016. Kiboi, S., K. Fujiwara, and Patrick Mutiso. 2014. Sustainable management of urban gree environments: Challenges and Opportunities. In: Sustainable Living with Environmental Risks. Springer Tokyo Heidelberg New York Dordrecht London, p: 232 dan 239 Nabila, C.A., S.N.R. Irwan, B. Kurniasih. 2017. Kajian alternatif pohon buah untuk penghijauan permukiman perkotaan di kawasan Rejowinangun, Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pertanian VII. Fakultas Pertanian UGM. National Park. 2014. Know 10 Trees. <https://www.nparks.gov.sg/activities/family-time-with nature/recommended-activities/know-10-trees>. Diakses 10 Juli 2017.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor. Pemerintah Kota Yogyakarta. 2014. Laporan status lingkungan hidup daerah Kota Yogyakarta tahun 2014. <http://blh.jogjaprov.go.id/po-content/uploads/Buku-Laporan-SLHD-Kota-Yogyakarta-2014.pdf>. Diakses 29 Desember 2016. Sunjata,W.P., Tashadi, dan S.R.Astuti. 1993. Makna simbolik tumbuh-tumbuhan dan bangunan kraton. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Yogyakarta. Viljoen, A., K. Bohn, dan J. Howe. 2005. Continuous Productive Urban Landscape: Designing Urban Agriculture for Sustainable Cities. Oxford. Architectural Press. Yulianto, D. 2006. Persepsi kualitas estetika dan ekologi pada jalur wisata alam Taman Nasional Gede Pangrango. Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.