Pembuatan Preparat Awetan Embrio Utuh Burung Puyuh (Cortunix - Cortunix Japonica)
Aprira Aprira(1*), Edward Edward(2), Dian Fita Lestari(3)
(1) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Bengkulu.
(2) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Bengkulu.
(3) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Bengkulu.
(*) Corresponding Author
Abstract
Salah satu materi praktikum Embriologi Pekembangan Hewan adalah kegiatan pengamatan pekembangan embrio hewan kelas Aves. Pada praktikum ini mahasiswa menggunakan salah satu bahan yang berupa preparat awetan yang tersedia di laboratorium. Kegiatan praktikum meliputi pengamatan dari perkembanagn embrio ayam usia 18,24,36, 48,60, 72 dan 96 jam. Sediaan preparat awetan dari spesies aves yang berbeda diperlukan sebagai perbandingan perkembangan embrio. Salah satu spesies aves yang cukup mudah didapatkan sediaan telur dengan waktu perkembangan embrio yang cukup berbeda dibandingkan dengan ayam adalah burung dari jenis cortunix-cortunix japonica atau burung puyuh. Sedian preparat awetan embrio utuh ini sangat penting untuk meningkatkan kelancaran dan peningkatan pengetahuan mahasiswa. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk membuat preparat awetan utuh embrio burung puyuh pada masa inkubasi 24,36,48,60,72,84 dan 96 jam. Sampel yang digunakan adalah telur puyuh fertil yang diinkubasi pada suhu 380C. Embrio akan dipisahkan dari kuning telur, lalu embrio dibersihkan, di warnai dan dijernihkan dengan menggunakan alkohol bertingkat dan xylol sehingga perkembangan dari masing masing embrio terlihat jelas. Dapat disimpulkan yaitu telur burung puyuh fertil yang diinkubasi dengan masa inkubasi 24,36,48,60,72,84, dan 96 jam, embrionya dapat dipisahkan dan dapat dibuat preparat utuh serta dapat diamati di mikroskop Preparat dari embrio burung puyuh perkembangannya hampir mirip dengan embrio ayam tetapi pada umur inkubasi yang sama embrio burung puyuh telah mengalami tehapan perkembangan yang lebih lanjut dari pada embrio ayam.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Asmawati. 2014. Peningkatan Kualitas Embrio Dan Pertumbuhan Ayam Buras Melalui In Ovo Feeding. Disertasi Program Studi Ilmu Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin : Makasar
Bay JY., Pang YZ., Zhang XH., Li YX. 2016. Study On The Morphological Developmen Of Quail Embrios. Brazilian Journal Of Poultry Science.
Fitriani, F., Husmimi, H., Masyitha, D., & Akmal, M. 2021. Histologis Perkembangan Embrio Ayam pada Masa Inkubasi Satu sampai Tujuh Hari. Jurnal Agripet, 21(1).
Kardi., Soeparman., Budipramana., Lukas S. 1992. Mikroteknik dan Pembuatan Peraga Biologi. Surabaya: University Press IKIP : Surabaya
Murphy, P. 2013. The First Steps To Forming a New Organism Descriptive Embryo. Develovment Biology Internet
Neonnub, J., Adriani, L., dan Setiawan, I. 2019. Pengaruh Level Suhu Mesin Tetas Terhadap Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Puyuh Padjadjaran. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 19(2), 85-89.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta
Sujono,T.W., dan Maman Rumanta. 2015 . Perkembangan Hewan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka : Banten
Suprijatna,E., A.Umiyati., K. Ruhyat. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.Penebar Swadaya Jakarta
Zulfa, C. S., Yogica, R., & Atifah, Y. 2021. Pengaruh Perbedaan Masa Inkubasi terhadap Perkembangan Embrio Gallus gallus domesticus. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 1, No. 1, pp. 567-573)
DOI: https://doi.org/10.22146/ijl.v1i3.90730
Article Metrics
Abstract views : 3820 | views : 10810Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Laboratory
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.