Pelatihan Antecedent-Focused & Response-Focused Untuk Meningkatkan Regulasi Emosi Pada Remaja Panti Asuhan
Abstract
Keywords
DOI: 10.22146/gamajpp.55232
References
Anjangsari, J. R. (2012). Re-orientasi pola pembinaan panti asuhan (Study kasus di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Cabang Lowokwaru, Malang) (Tesis tidak dipublikasikan). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Astuti, D., & Kawuryan, F. (2019). Pengaruh first psychological aid dalam meningkatkan regulasi emosi dan coping stress anak panti asuhan di Kota Kudus. Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam, 16(1), 52-74. doi: 10.18860/psi.v16i1.7506
Batubara, J. R. (2010). Adolescent development (Perkembangan remaja). Sari Pediatri, 12(1), 21-29. doi: 10.14238/sp12.1.2010.21-9
Dalimunthe, K. L. (2009). Kajian mengenai kondisi psikososial anak yang dibesarkan di panti asuhan (Skripsi tidak dipublikasikan). Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran.
Demaree, H. A., Robinson, J. L., & Pu, J. (2006). Strategies actually employed during response-focused emotion regulation research: Affective and physiological consequences. Cognitive and Emotion, 20(8), 1248-1260. doi: 10.1080/02699930500405303
Fitri, A. R., & Ikhwanisifa. (2016). Regulasi emosi pada mahasiswa Melayu. Jurnal Psikologi, 12, (1), 1-7. doi: 10.24014/jp.v12i1.3002
Fitriani , Y., & Alsa, A. (2015). Relaksasi autogenik untuk meningkatkan regulasi emosi pada siswa smp. Gadjah Mada Journal Of Professional Psychology (GamaJPP), 1(3), 149-162.
Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2007). Emotion regulation: Conceptual foundations. In J. J. Gross (Ed.), Handbook of emotion regulation (p. 3–24). The Guilford Press.
Hadingsih, T.T. (2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja di panti asuhan keluarga yatim Muhammadiyah Surakarta (Skripsi tidak dipublikasikan). Surakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Harahap, N. M. (2019). Pengaruh peer counseling terhadap self-disclosure remaja Panti Asuhan Nurul Haq Yogyakarta. Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 1(1), 20-36.
Kurniawati, R. D. (2017). Kenakalan remaja dibalik makna dan faktor penyebabnya di panti asuhan. Jurnal Psikologi Perseptual, 2(2), 124-135.
Kozier, B., Erb, G., & Blais, K .(2004). Fundamentals of nursing: Concept, process & practise (Edisi ketujuah). New Jersey: Person Prentice Hall.
Mamana, A. S. (2014). Pengaruh dukungan sosial pengasuh terhadap motivasi belajar anak panti asuhan usia remaja di Panti Asuhan Mamiyai Al-Ittihadiyah Medan (Tesis tidak dipublikasikan). Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.
Mayers, D. G. (2012). Psikologi sosial (Jilid 2). Jakarta: Salemba Humanika.
Mazaya, K. N., & Supradewi, R. (2011). Konsep diri dan kebermaknaan hidup pada remaja panti asuhan. Proyeksi: Jurnal Psikologi, 6(2), 103-112. doi: 10.30659/p.6.2.103-112
Mirza, R., & Sulistyaningsih, W. (2013). Cognitive behavioral therapy untuk meningkatkan regulasi emosi pada anak korban konflik Aceh. Psikologia, 8(2), 59-72.
Minnis, H., Everett, K., Pelosi, AJ., Dunn, J., Knapp, M. (2006). Children in foster care: mental health, service use and costs. European Child & Adolescent Psychiatry, 15(2), 63-70. doi: 10.1007/s00787-006-0452-8
Padang, M. A. (2018). Hubungan antara regulasi emosi dan kompetensi sosial pada anak usia 9-11 tahun (Skripsi tidak dpublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Pahalani, P. S. (2015). Pengaruh pelatihan regulasi emosi untuk meningkatkan resiliensi pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Empathy: Jurnal Fakultas Psikologi, 3(2), 1-21.
Puwanti, W., & Aulia, L. A.-A. (2017). Perbedaan resiliensi antara remaja yang hidup dalam keluarga lengkap, keluarga single parent, dan remaja yang hidup di panti asuhan. Jurnal Psikologi, 4(2), 62-70.
Rembulan, C. L. (2009). Penguatan resiliensi dengan pelatihan strategi koping fokus emosi pada remaja putri yang tinggal di panti asuhan (Tesis tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.
Rosito, A. C. (2010). Spiritualitas dalam perspektif psikologi positif. Jurnal Visi, 18(1), 29-42.
Salovey , P., & Sluyter, D. J. (1997). Emotional development and emotional intelligence. New York: HarperCollins.
Schutte, N. S., Manes, R. R., & Malouff, J. M. (2009). Antecedent-focused emotion regulation, response modulation and well-being. Current Psychology, 28, 21-31. doi: 10.1007/s12144-009-9044-3
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sumara, D., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Kenakalan remaja dan penanganannya. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 347-353. doi: 10.24198/jppm.v4i2.14393
Thompson, R. A. (1994). Emotional regulation: A theme in search of definition. Monographs of the Society for Research in Child Development, 59(2-3), 25-52. doi: 10.1111/j.1540-5834.1994.tb01276.x
Tsuraya, F. H. (2017). Hubungan antara resiliensi dengan subjective well-being pada remaja panti asuhan di Kabupaten Banyumas (Skripsi tidak dipublikasikan). Purwokerto: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Zulkifli. (2009). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Refbacks
Copyright (c) 2020 Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.