Pengalaman ODHA Dalam Mengakses Terapi ARV (Studi Kualitativ)
Debby Febriani(1*)
(1) Gadjah Mada University
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar Belakang : Secara global, permasalahan kesehatan yang belum dapat ditemukan obatnya sampai saat ini adalah obat untuk HIV AIDS. Penderita HIV AIDS semakin tahun semakin meningkat. Saat ini terdapat 2,1 juta infeksi baru HIV yang menyebabkan sekitar 36,7 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV dan 1,1 juta kematian akibat HIV AIDS hingga akhir tahun 2015. Indonesia memiliki jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Desember 2017 sebanyak 280.623 dan kumulatif AIDS sebanyak 102.667 orang. Provinsi Bengkulu hingga Desember tahun 2017 melaporkan HIV 625 kasus, AIDS 360 kasus hingga total angka HIV AIDS adalah 985 kasus. Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara HIV, stigma dan akses terapi ARV terhadap kepatuhan terapi antiretroviral dan mengatakan bahwa untuk meningkatkan jumlah ODHA yang mengikuti terapi ARV.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman ODHA dalam mengakses terapi ARV.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian fenomonologi. Teknik simpel random sampling digunakan untuk mendapatkan informan, sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada 10 informan utama dan 4 informan pendukung sebagai significant others. Keabsahan data melalui triangulasi, member checking dan peer debriefing dan dilakukan di klinik CST RSUD Dr M Yunus Bengkulu.
Hasil : Memutuskan untuk memulai pengobatan ARV juga bukan merupakan hal yang mudah bagi ODHA. ODHA memahami bahwa HIV AIDS adalah penyakit yang harus diberikan penanganan segera yaitu minum obat ARV. Menerima dengan ikhlas adalah cara ODHA berdamai dengan hatinya. Jarak rumah dengan layanan kesehatan serta waktu tempuh, biaya yang harus dikeluarkan, kemudahan dalam proses pengurusan administrasi dan ketersediaan obat merupakan hal – hal yang sangat berkaitan dengan ODHA dalam mengakses terapi ARV. Layanan petugas kesehatan, dukungan keluarga, waktu tunggu dilayanan kesehatan dan stigma dari masyarakat sangat mempengaruhi ODHA dalam mengakses terapi ARV.
Kesimpulan: tidak terjangkaunya akses layanan menjadi masalah utama bagi ODHA, perlunya ada penngembangan program baru dalam mengatasi masalah ini, sehingga ODHA dapat mengakses layanan kesehatan tanpa harus menerima stigma buruk dari masyarakat.
Keywords
DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.45215
Article Metrics
Abstract views : 1517Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).